Advertisement
Hadapi Perang Israel-Iran, Disperindag DIY Diminta Diversifikasi Pasar

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Eksportir di DIY diminta segera melakukan diversifikasi pasar guna mengantisipasi dampak konflik Israel-Iran terhadap jalur ekspor ke Timur Tengah.
"Diversifikasi pasar ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu," ujar Kepala
Advertisement
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Yuna Pancawati di Jogja, Selasa (24/6/2025).
Dia memastikan konflik di kawasan Timur Tengah belum menunjukkan dampak langsung terhadap kinerja ekspor di DIY.
Namun, jika perang tersebut berlangsung lama, dia khawatir akan menimbulkan hambatan baru dalam perdagangan global, termasuk ekspor dari provinsi ini.
"Untuk saat ini belum terlihat dampaknya, karena perang baru saja terjadi. Semoga perang Israel-Iran segera berhenti sehingga tidak menambah persoalan baru bagi perdagangan global yang hingga saat ini masih sangat terdampak oleh adanya perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas," kata Yuna.
BACA JUGA: Libur Sekolah Reservasi Hotel DIY Baru 38 Persen, PHRI DIY Targetkan 70 Persen
Menurut dia, keamanan kawasan sangat penting untuk menjamin kelancaran kegiatan ekspor. Apabila terjadi pemblokiran wilayah atau pembentukan sekutu akibat perang, menurut dia, tidak menutup kemungkinan ekspor barang dari DIY ke Timur Tengah bisa terhambat.
"Kalau terjadi blok atau sekutu akibat perang, tentunya bisa menghambat ekspor DIY," ujar dia.
Selama ini, Yuna mencatat ekspor dari DIY ke Timur Tengah mengalami peningkatan, terutama ke tiga negara utama yaitu Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Mesir dengan komoditas ekspor paling dominan antara lain makanan olahan seperti keripik pisang dan biskuit granola, serta produk furnitur.
Untuk meminimalkan risiko gangguan ekspor akibat ketegangan geopolitik, dia mengimbau pelaku usaha di DIY tidak hanya fokus pada diversifikasi pasar, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan melakukan manajemen risiko secara menyeluruh.
"Selain diversifikasi, pelaku usaha juga harus melakukan pengelolaan risiko yang efektif untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan pada rantai pasokan dan kenaikan biaya logistik," kata dia.
Dia juga menyarankan agar para pelaku industri mulai meningkatkan efisiensi produksi dan logistik.
"Meningkatkan efisiensi produksi dan logistik tujuannya untuk mengurangi biaya dan meningkatkan daya saing," ucap Yuna Pancawati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Garuda Indonesia Dapat Pinjaman Pemegang Saham Rp6,65 Triliun dari Danantara
- Pertamina Bentuk Timsus Investigasi Dugaan BBM Oplosan di Bali
- Harga Pangan Hari Ini: Daging Ayam & Gula Naik
- Banyak Kantor Bank Tutup, Kemenkeu: Bukan Kemunduran, Tapi Dampak Inovasi
- Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini, Termurah Rp1.051.000 per 0,5 Gram
Advertisement

Libur Sekolah, Kunjungan Wisatawan di Kawasan Wisata di Sleman Meningkat
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Selasa 24 Juni 2025
- Harga Pangan Hari Ini: Daging Ayam & Gula Naik
- Pertamina Bentuk Timsus Investigasi Dugaan BBM Oplosan di Bali
- Danantara Melirik Peluang Kerja Sama dengan Industri Hiburan Korea Selatan
- Libur Sekolah Reservasi Hotel DIY Baru 38 Persen, PHRI DIY Targetkan 70 Persen
- 7,3 Juta Peserta Penerima Bantuan Iuran JKN Dinonaktifkan, Ini Syarat Agar Bisa Aktif Lagi
- Dibuka Peluang Jadi Mitra KAI Logistik untuk Warga
Advertisement
Advertisement