Advertisement
Muncul Rojali dan Rohana, Wamendag Bantah Disebabkan Penurunan Daya Beli
Foto ilustrasi. - Ist/Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti menepis hadirnya fenomena rombongan jarang beli atau Rojali dan rombongan hanya nanya atau Rohana, bukan disebabkan oleh penurunan daya beli.
Roro mengatakan perubahan perilaku berbelanja dari luring atau di toko fisik menjadi berbelanja daring melalui niaga elektronik (e-commerce) bukanlah hal baru dan konsumen memiliki karakter yang berbeda-beda.
Advertisement
"Memang cara kita berbelanja itu berubah, and there's nothing wrong with that [dan tidak ada yang salah dengan hal itu] sebetulnya, bahwasanya ternyata ada datanya juga," ujar Roro di Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Ia menjelaskan, saat ini masyarakat datang ke pusat perbelanjaan hanya untuk menonton bioskop, mencari makan atau sekadar berkumpul dengan orang-orang terdekat.
BACA JUGA: 2 Remaja Pelaku Kekerasan Jalanan Ditangkap Seusai Sabet Pemotor
Di sisi lain, ada juga tipe konsumen yang lebih memilih untuk berbelanja secara daring, apalagi saat ini banyak bermunculan platform niaga elektronik. Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun terus mempelajari perubahan gaya hidup di konsumen.
Menurutnya, konsumen masih banyak yang berbelanja secara luring, khususnya saat periode Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru, dan libur sekolah.
"Karakter konsumen itu berbeda-beda, ada yang memang belanjanya langsung di mal, selagi makan mungkin, tapi ada juga di mana masyarakat untuk memilih untuk berbelanja online," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan data transaksi online shopping atau belanja daring yang terus meningkat menunjukkan bahwa tidak ada pelemahan daya beli di tengah masyarakat.
Ia menuturkan di Jakarta, Selasa (5/8), bahwa menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), transaksi di online ritel dan marketplace meningkat 7,55 persen secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq) pada triwulan II 2025. "Ritel dan marketplace tumbuhnya quarter-to-quarter adalah 7,55 persen," kata Airlangga Hartarto.
Peningkatan tersebut sejalan dengan kondisi perekonomian Indonesia yang mampu tumbuh 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan II 2025. Meskipun demikian, ia tidak menyebutkan berapa transaksi yang tercatat pada triwulan I dan triwulan II tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Vokasi Muda Berdaya UNY Mengabdi di Sidowayah Kulonprogo
Advertisement
5 Air Terjun Terindah dari Jawa hingga Sumatra, Pesonanya Bikin Takjub
Advertisement
Berita Populer
- ESDM Klaim Vivo Hampir Sepakat Beli BBM Pertamina
- Bocoran Terkait Rencana Merger Grab dan GoTo
- Harga Emas Logam Mulia Antam, UBS dan Galeri24 Hari Ini, 8 November
- Ekonomi DIY Tumbuh 5,40 Persen, Tertinggi di Pulau Jawa
- Daftar Harga Bahan Pangan Hari Ini Sabtu 8 November 2025
- Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 8 November 2025
- Harga Biodiesel November Naik Jadi Rp14.036 per Liter
Advertisement
Advertisement



