Advertisement

Hadir di Forum Tekstil Global, Menperin Harap Indonesia Diuntungkan

Anisatul Umah
Sabtu, 25 Oktober 2025 - 02:57 WIB
Abdul Hamied Razak
Hadir di Forum Tekstil Global, Menperin Harap Indonesia Diuntungkan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita saat diwawancara media dalam ITMF Annual Conference & IAF World Fashion Convention 2025 di Yogyakarta Marriott Hotel, Jumat (24/10 - 2025). Anisatul Umah/Harian Jogja.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita hadir dalam International Textile Manufacturers Federation (ITMF) Annual Conference & International Apparel Federation (IAF) World Fashion Convention 2025 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) di Yogyakarta Marriott Hotel, Jumat (24/10/2025).

Dia menyampaikan ini merupakan forum yang diselenggarakan setiap tahun, di mana tahun lalu digelar di Uzbekistan, dan tahun ini Indonesia mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah. Agus menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya atas penyelenggaraan yang sangat baik.

Menurutnya penyelenggaraan event yang baik saja tidak cukup, tapi perlu output yang baik juga, yakni output yang bisa menguntungkan bagi Indonesia. Ia menyadari bahwa Indonesia merupakan salah satu bagian dari ekosistem pertekstilan dunia, oleh karena itu harus selangkah lebih maju agar bisa mendapatkan output yang sesuai dan outcomenya bisa lebih banyak.

"Seharusnya menguntungkan Indonesia, meski kita akui Indonesia salah satu bagian dari ekosistem pertekstilan dunia," ucapnya kepada media, Jumat (24/10/2025).

Ia berharap agar semakin banyak fasilitas-fasilitas pabrik tekstil dan turunannya yang dibangun di Indonesia. Dalam perspektif pemerintah, kata Agus, yang terpenting adalah bagaimana industri tekstil bisa menciptakan lebih banyak kesempatan kerja.

Agus mengatakan industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia tumbuh positif, pada akhir 2024 sampai kuartal II 2025 mencapai 5,39%, kontribusi pada Gross Domestic Product (GDP) sebesar 0,98%, melibatkan 3,76 juta pekerja, yang artinya sebesar 19,18% dari total pekerja manufaktur.

"Sementara kapasitas ekspor meningkat menjadi US$ 8,07 billion pada bulan Januari-Agustus 2025," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan masalah yang dihadapi di industri tekstil lebih rumit dari sektor lain, di mana ekosistemnya membutuhkan perhatian di setiap fase dari hulu, tengah, hingga hilir. Menurutnya ini perlu dilihat secara komprehensif agar harmonisasi di setiap fase bisa dibentuk.

Menanggapi pernyataan Menteri Keuangan yang akan menindak tegas mafia tekstil, Agus menyampaikan dukungannya. Ia mengatakan upaya membersihkan praktik-praktik ekonomi yang membuat sulit industri pasti akan didukung. Menurutnya masalah besar yang dihadapi industri adalah impor, baik impor ilegal dengan masalah yang besar dan impor legal terkait dengan harga.

"Apa yang dilakukan pak Menkeu dalam rangka memberantas mafia baik baja dan tekstil tentu kami sambut dengan baik dan apresiasi," lanjutnya.

Ketua API, Jemmy Kartiwa Sastraatmadja menyampaikan konferensi ini merupakan momentum penting bagi para pemangku kepentingan industri tekstil dan fashion seluruh dunia, untuk saling kolaborasi, unjuk inovasi, dan teknologi di tengah ketidakpastian global dan sinergitas kebijakan pemerintah.

Dia mengatakan forum ini menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan dan inovasi, membangun kemitraan lintas negara, serta mengembangkan keterampilan baru yang dibutuhkan untuk menghadapi perubahan.

Kemudian, kata Jemmy, menavigasi ketidakpastian dan mengadopsi jalur teknologi bukan hanya keharusan, tetapi juga peluang besar untuk membangun masa depan industri tekstil dan garmen yang lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih berkelanjutan.

"API menyampaikan apresiasi kepada Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan yang saat ini sedang berjuang melahirkan regulasi regulasi yang ditujukan melindungi kepentingan industri padat karya, tekstil dan produk tekstil domestik," jelasnya.

Wakil Ketua Umum API sekaligus Anggota Dewan ITMF, Michelle Tjokrosaputro menekankan pentingnya menyatukan nilai budaya dan kearifan lokal dalam pengembangan industri tekstil modern. Ia mengatakan perhelatan ini adalah wadah kolaborasi global yang mempertemukan nilai budaya, inovasi, dan keberlanjutan.

"Indonesia Adalah bagian penting dari siklus mata rantai tekstil dan produk tekstil dunia yang turut membentuk masa depan industri tekstil dunia," paparnya.

Konferensi internasional ITMF dan IAF ini mengangkat tema 'Navigating Uncertainty and Adopting Technology Pathways to Sustainable Strength in the Textile and Apparel Industry' dengan menghadirkan sekitar 20 pembicara ahli internasional yang membahas topik strategis.

Di antaranya decarbonization, sustainability, inovasi teknologi, serta masa depan serat dan kapas, memastikan industri tekstil dan fashion global mampu bertransformasi secara berkelanjutan di tengah kemajuan teknologi dan tantangan tenaga kerja. (**) 

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo Hari Ini, Sabtu 25 Oktober 2025

Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo Hari Ini, Sabtu 25 Oktober 2025

Jogja
| Sabtu, 25 Oktober 2025, 02:17 WIB

Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia

Wisata
| Minggu, 19 Oktober 2025, 23:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement