Advertisement
DP 0% Diprediksi Bikin Rumah Kurang Rp300 Juta Laris Manis
Advertisement
Harianjogja.com, MALANG—Pelonggaran loan to value (LTV) yang bahkan bisa mencapai 0% oleh Bank Indonesia diperkirakan dapat menggairahkan penjualan rumah, terutama rumah untuk kelas menengah-bawah.
Ketua DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Timur (Jatim) Makhrus Sholeh mengatakan problem dalam pembelian rumah sering terjadi karena adanya persyarat uang muka, meski secara pendapatan sebenarnya konsumen tergolong mampu. “Mereka kebanyakan hidup konsumerisme sehingga sulit untuk menabung untuk mempersiapkan uang muka pembelian rumah,” katanya di Malang, Rabu (11/7).
Advertisement
Dengan adanya ketentuan tersebut, kata dia, maka konsumen menjadi meningkat kemampuannya untuk membeli rumah secara kredit. Jika pada awal-awal tahun KPR dirasakan memberatkan konsumen karena angsuran per bulannya tinggi dengan uang muka pembelian yang rendah bahkan 0%, maka ke depannya akan terasa ringan.
Hal itu terjadi tingkat gaji penerima KPR akan naik bersamaan dengan penaikan UMK yang juga naik setiap tahunnya. Dengan demikian, dia berpendapat, kesiapan dalam mengucurkan KPR dengan uang muka yang rendah justru pada bank-nya. Bank tentu akan bersikap hati-hati agar penyaluran KPR dengan uang muka yang rendah tidak menaikkan NPL sehingga membebani mereka.
Karena itulah, dia menduga, dalam mengucurkan KPR dengan uang muka yang ringan, bahkan 0%, bank akan selektif. Pemohon yang diprioritaskan untuk memperoleh KPR dengan uang muka yang rendah justru mereka yang berpenghasilan tetap.
Mereka yang diuntungkan dengan kebijakan tersebut, terutama konsumen rumah menengah-bawah. Hal itu terjadi karena konsumen rumah menengah-bawah dengan harga rumah per unit Rp300 juta ke bawah paling sulit untuk menabung yang nantinya digunakan untuk uang muka pengajuan KPR.
Yang juga sangat diuntungkan, konsumen yang membeli rumah untuk kali pertama, bukan kali ke dua dan seterusnya.
Untuk konsumen perumahan mewah, kata dia, ketentuan pelonggaran LTV justru kurang berpengaruh besar. Hal itu terjadi karena mereka sebagian besar sudah pintar mengatur keuangannya, terutama dalam hal penyediaan uang muka untuk pengajuan KPR.
Lagi pula bagi bank terlalu berisiko jika mengucurkan KPR untuk rumah mewah dengan uang muka yang kecil karena nilai angsurannya tentu akan besar. Menurut dia, momentum pelonggaran LTV sudah tepat karena saat pasar properti, terutama rumah, sedang bergairah di Jatim. Khususnya untuk rumah dengan harga Rp300 juta per unit ke bawah.
Pasar rumah bergairah terutama sejak Juni, sedangkan Januari-Mei kondisinya masih sepi. Dia menduga maraknya penjualan rumah karena dipicu ekonomi yang juga mulai bergairah, di samping bertambah keluarga-kelurga baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
Advertisement
Soal Pembebasan Lahan untuk IKN dan PSN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kenaikan BI-Rate Bakal Berdampak Positif untuk Pasar Modal Lokal
- BI Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 6,25%
- Pasca-Lebaran, Bisnis Properti di DIY Reborn
- Tren Perlintasan Penumpang di Bandara Soetta Naik 10 Persen di Lebaran 2024
- InJourney Dukung Japanese Domestic Market di Sirkuit Mandalika
- Transaksi Rupiah di Lintas Negara Naik 100 Persen
- Harga Bawang Merah Naik 100 Persen, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement