Advertisement

Kaloka Pottery Berupaya Mengangkat Martabat Tembikar

Rheisnayu Cyntara
Sabtu, 28 Juli 2018 - 07:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Kaloka Pottery Berupaya Mengangkat Martabat Tembikar Fransisca Puspitasari - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJATembikar kerapkali identik produk-produk polos berwarna cokelat kemerahan yang dibentuk menjadi pot ataupun vas bunga. Namun di tangan Francisca Puspitasari, tembikar punya nilai jual lebih.

Studio sekaligus tempat produksi Kaloka Pottery memang tak mudah ditemui, masuk ke gang rumah penduduk di bilangan Bausasran, Jogja. Namun jangan salah, meski harus blusukan, studio bercat putih, abu-abu, dan biru itu sering disambangi para tamu dari luar kota. Para wisatawan, pemilik kedai kopi, para penggemar fotografi tak henti-hentinya datang untuk membeli produk tembikar Kaloka yang 100% dibuat secara handmade. "Bahkan awalnya orang Jogja jarang sekali yang kemari. Rata-rata mereka [tamu luar kota] tahu produk Kaloka dari media sosial Instagram," ujar Kika, sang pemilik yang kala itu tampil santai dengan memakai kaus hitam.

Kepada Harian Jogja, alumni ISI Jogja jurusan Seni Rupa itu mengaku mengawali bisnis dari nol sejak 2016 lalu. Mulanya, Kika yang kala itu tengah menganggur setelah bekerja di perusahaan swasta selama puluhan tahun, mulai mengerjakan pesanan desain tembikar secara customized. Kliennya rata-rata merupakan hotel, restoran, kafe, atau bahkan resort ternama seperti Plataran dan Amanjiwo. Namun kala itu, Kika tak memiliki studio pembuatan sendiri. Ia hanya membuat desain, urusan produksi ia melemparkannya kepada pihak ketiga.

Setelah berjalan beberapa lama, Kika mengalami berbagai kendala. Salah satunya adalah ketidakmampuannya untuk mengontrol lama proses produksi, padahal seringkali kliennya butuh barang tersedia dalam waktu yang cepat. Akhirnya Kika bertekad untuk membuka studionya sendiri dengan modal dan pengetahuan yang nol tentang proses produksi tembikar. Meski pernah mendapatkan sekilas materi tentang tembikar di bangku kuliah, Kika merasa tak cukup. Ia pun mendatangi salah satu kawannya, seorang seniman tembikar di Bandung. Bahkan ia pun sempat mengambil mata kuliah tentang tembikar saat berada di sana.

"Saya benar-benar learning by doing. Punya tungku pembakaran tembikar pun nyicil. Bahkan saat pertama kali produksi, saya gagal sampai lima kali. Entah yang gosong, belum matang, salah warna, banyak lah ternyata aturan-aturannya. Bahkan ada lho teori kimianya," ujarnya sambil tertawa.

Usahanya tak selalu berjalan mulus, ia memulai semua seorang diri. Para pegawainya kini yang berjumlah sembilan orang, menurutnya tak datang sekaligus. Mereka rata-rata merupakan mahasiswa ISI Jogja yang punya semangat yang sama dengan Kika, sama-samq belajar untuk mengembangkan diri. Kika juga menggandeng perajin lokal untuk bergabung bersama Kaloka. Perjuangannya pun tak mudah. Pasalnya banyak perajin yang menolak order dari Kaloka karena kerumitan proses produksinya. Para perajin yang rata-rata telah berusia lanjut tersebut terbiasa dengan produksi pot, vas, ataupun tembikar lain yang proses pembakarannya lebih cepat.

"Kaloka memang banyak menggandeng anak-anak muda. Saya ingin menanamkan pada mereka pekerjaan ini tuh keren lho. Apalagi apresiasi masyarakat, terutama anak muda, makin tinggi terhadap produk-produk handmade," ucapnya.

Meski produksi Kalola telah berjalan lebih lancar dibandingkan saat memulai dahulu, Kika mengaku tak pernah menutup diri untuk belajar. Ia bersama para anak muda yang bekerja di Kaloka selalu menyempatkan diri untuk branstorming, mencoba hal-hal baru. Mereka saling mengisi, menggodok ide-ide bersama. Kaloka menjadi "rumah tumbuh" bagi kemampuan maupun ide bagi mereka yang punya ketertarikan yang sama terhadap tembikar.

"Sudio ini juga merupakan studio tumbuh. Bermula dari para customer yang ingin melihat langsung proses pembuatan dan display Kaloka, saya mulanya tak pede. Ini saya bangun sedikit demi sedikit," kata Kika sambil menunjukkan tumpukan tembikar berwarna-warni yang memenuhi sudut-sudut studio miliknya.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga

Gunungkidul
| Jum'at, 26 April 2024, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement