Advertisement
Ritel Tumbuh, Pengembangan Mal Perlu Perhatikan Zonasi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Industri ritel di DIY terus tumbuh, kendati mengalami berbagai tantangan bisnis yang semakin besar. Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DIY menilai bisnis ini di Jogja saat ini berada pada kondisi optimal.
"Kalau perlua ada penambahan [mal], penentuan lokasi harus memerhatikan regulasi dan zona yang ada," ujar Ketua DPD APPBI DIY, Surya Ananta seusai Pengukuhan Pengurus Baru DPD APPBI DIY di Royal Ambarrukmo Yogyakarta (RAY) Hotel, Senin (27/8).
Advertisement
Jika dibandingkan daerah lain, pertumbuhan mal di DIY memang tidak sebanyak kota besar lainnya. Namun, Nanan mengungkapkan dalam kondisi saat ini keberadaan mal yang ada telah cukup mengakomodasi potensi pasar di DIY.
Nanan mengungkapkan persebaran mal yang ada di Jogja sudah cukup optimal. Masing-masing mal yang ada saat ini telah mewakili dari zona yang ada.
"Di DIY, dua wilayah ini [Jogja dan Sleman] adalah wilayah sentral. Harapan kami ke depan, jika ada penambahan mal yang akan masuk, maka regulasi harus dapat diatur dengan baik. Supaya industri ini dapat dapat bersaing secara sehat," kata Nanan.
Nanan menambahkan apabila terdapat pengembangan ke wilayah selatan, tentunya sangat penting untuk memperhatikan potensi yang ada pada wilayah tersebut. Apabila dianalisis, kata General Manager Plaza Ambarrukmo ini, harus menyesuaikan dengan situasi pasar yang ada.
Mal atau pusat perbelanjaan modern memiliki jangkauan yang luas. Nanan menjelaskan ada dua hal yang penting yakni surrounding market dan lintas market. Surrounding market yakni terkait potensi pengunjung harian, artinya apakah potensi tersebut memang ada di sekitar mal.
"Sedangkan lintas market, terkait pengunjung yang datang pada momen tertentu, misal libur panjang atau event tertentu. Kalau mau ada pengembangan lagi harus melihat surrounding market yang ada di wilayah tersebut," papar Nanan.
Mengusung tema Keberagaman Dalam Kebersamaan, pentingnya sinergisitas antar mal untuk mendorong terciptanya bisnis yang kondusif pada industri ini. Ketua Umum DPP APPBI Stefanus Ridwan menilai industri ritel di DIY cenderung kompak dalam menjaga iklim bisnis ini. Ridwan mengungkapkan di tengah kondisi ekonomi global yang kian berat, bisnis ini masih memiliki potensi pertumbuhan yang positif.
"Namun, untuk bisa menghadapi tantangan yang ada keunikan dari suatu mal penting untuk selalu ditonjolkan. Salah satunya untuk dapat memberikan pengalaman yang mengena bagi pengunjung atau konsumennya," kata Ridwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Meski Berbahaya, Pengendara Motor Masih Nekat Lewati Jembatan Jurug A
- BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit
- Politikus Muda Partai Gerindra Wawan Pramono Ramaikan Bursa Pilkada Karanganyar
- Ini Kata Pelatih Pelita Jaya Jakarta Setelah Timnya Menang atas Prawira Harum
Berita Pilihan
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
Advertisement
Anggota DPR RI Sebut Perlu Ada Honor untuk Pengambil Sampah Rumah Tangga di Jogja
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Ekonomi: Mengurangi Ketidakpastian Jangka Pendek
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Kenaikan BI-Rate Bakal Berdampak Positif untuk Pasar Modal Lokal
- BI Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 6,25%
- Pasca-Lebaran, Bisnis Properti di DIY Reborn
- Tren Perlintasan Penumpang di Bandara Soetta Naik 10 Persen di Lebaran 2024
- InJourney Dukung Japanese Domestic Market di Sirkuit Mandalika
Advertisement
Advertisement