Advertisement
Terompet Bahan Plastik Mulai Geser Kertas

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN–Bisnis musiman akhir tahun yang selalu muncul adalah bisnis penjualan terompet. Akhir 2013 terompet berbahan plastik mulai menggeser terompet kertas. Meski harganya lebih mahal, pembeli cenderung memilih berbahan plastik karena lebih awet.
Pedagang terompet di Jalan Kaliurang, Supriyadi, Rabu (1/1/2014) mengatakan terompet plastik mulai menggeser pasar terompet kertas. Terompet jenis ini menurutnya mengeluarkan suara yang lebih nyaring dan tahan air. Harganya lebih tinggi yaitu Rp35.000 per terompet.
Advertisement
“Tahun ini banyak yang beli terompet plastik. Terutama malah mereka yang naik mobil. Mereka mampu membeli terompet dengan harga mahal, meskipun bentuknya tidak menarik,” kata Supriyadi.
Supriyadi mengaku dengan munculnya terompet plastik ini memang berhasil menggeser terompet kertas. “Bahkan kini ada terompet plastik dengan tabung, jadi tidak perlu ditiup,” katanya. Ia mengaku terompet ini tidak dibuat sendiri melainkan oleh produsen besar.
Pedagang terompet musiman lainnya, Suryanto mengatakan masih bertahan menjual terompet kertas. Pedagang asal Bantul yang juga berjualan di Jalan Kaliurang ini mengandalkan terompet berbentuk kepala naga.
“Sehari-hari saya sendiri berjualan tahu dan tempe. Tapi kalau masuk akhir tahun, saya biasanya membuat terompet dan menjualnya sendiri di Jalan Kaliurang,” kata Suryanto.
Meskipun sudah memasuki tahun baru, Suyanto mengaku masih tetap menjajakan terompet kreasinya sendiri itu. Pasalnya, penjualan setelah tahun baru juga masih banyak pembeli, khususnya anak-anak.
Kreasi terompet andalan Suyanto adalah terompet berbentuk kepala naga. Dia mengaku untuk satu terompet kepala naga ini dipatok dengan harga Rp20.000 per batang.
“Kalau yang biasa Rp5.000 sampai Rp15.000. Namun kalau sudah lewat perayaan tahun baru saya turunkan harganya, yang penting bisa balik modal saja,” kata Suyanto.
Suyanto mengaku, berjualan terompet memang bisnis tahunan yang memanfaatkan perayaan tahun baru. Dirinya mengaku menjalani ini sudah lebih dari 10 tahun terakhir ini.
“Penjulan tahun ini sangat sepi. Sebab hujan tidak juga berhenti menjelang pergantian tahun baru kemarin. Beruntung saya tidak membuat terlalu banyak, jadi tidak bahan bahan baku yang terbuang hanya penghasilan jadi menurun,” kata Suyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini, Termurah Rp1.051.000 per 0,5 Gram
- Mau Ajukan KUR via BRI? Ini Syarat dan Cara Pengajuannya Per Juni 2025
- Harga Minyak Dunia Melambung karena Perang Iran-Israel, Pertamina Segera Koreksi Harga Pertamax
- Status Pengemudi Ojek Online Bakal Jadi UMKM
- Mengenal Hunian Dekat Pusat Transportasi Bernama TOD yang Kini Didorong Tumbuh oleh Pemerintah
Advertisement

Innalillahi, Pejalan Kaki Tewas Ditabrak Mobil di Ring Road Banguntapan Bantul
Advertisement

Lion Air Buka Penerbangan Langsung YIA-Tarakan, Pariwisata Jogja Diproyeksikan Kian Maju
Advertisement
Berita Populer
- Mendag Klaim Perang Iran-Israel Belum Berdampak pada Ekspor Indonesia
- Pemerintah Setujui Kredit Rumah Subsidi untuk 101.707 Orang, Butuh APBN Rp12,59 Triliun
- Capaian Eksportir DIY di Awal Tahun 2025, Ada yang Naik dan Turun
- Kunjungan Study Tour ke Jogja Belum Signifikan Meski Musim Libur Sekolah, Ini Penyebabnya
- KAI Daop 6 Jogja Proyeksikan Stasiun Lempuyangan Layani 14 Juta Penumpang pada 2029
- Cek Harga Emas Antam Hari Ini, Sabtu 21 Juni 2025
Advertisement
Advertisement