Advertisement
Hore .. 2018 Jogja Resmi Operasikan Rumah Animasi Internasional

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Upaya Jogja menjadi kiblat animasi di Indonesia mulai terwujud. Pada 2018, Jogja akan memiliki rumah animasi internasional (RAI).
Bidang Industri Logam dan Aneka Disperindag-UKM DIY Polin Napitupulu mengatakan, RAI akan dioperasikan untuk meningkatkan produk animasi berskala internasional.
Advertisement
"Selama ini belum ada sistem eskpor untuk animasi kita. Maka, tahun depan atau dua tahun akan dibentuk RAI. (Dana) infrastrukturnya dari APBN. Dari RAI produk animasi Jogja akan diekspor dan untuk memenuhi konsumsi dalam negeri," ujar Polin, akhir pekan lalu.
Meskipun anggaran berasal dari APBN, namun belum bersedia menyebut angkanya. Jogja, katanya, sudah menyiapkan tempat untuk pembangunan RAI di jalan Hos Cokroaminoto, Jogja.
"Sebenarnya, infrastruktur sudah siap. Tapi, tahun depan kami lakukan penyempurnaan sebelum resmi di launching," tandas Polin.
Dari sisi sumber daya manusia (SDM), jelas Polin, Jogja memiliki ratusan orang animator dengan 20 industri kecil menengah (IKM) yang siap mensupport RAI. Menurutnya, hasil karya animator di Jogja bukan hanya layak jual tetapi sudah dinikmati masyarakat dalam negeri.
"Sebagian kecil memang dari kampus. Amikom sudah bisa terlihat hasilnya. Nilai investasinya antara ratusan jutaa hingga miliaran rupiah," jelas dia.
Hebatnya, sambung Polin, masing-masing IKM sudah memiliki strategi marketing pasar yang baik. Dia menyontohkan, sebelum produk film animasi dilaunching, IKM lebih dulu merilis beragam mancherdise sudah dijual. Seperti kaos, gelas, suvenir dan sebagainya.
"Ini dilakukan untuk memancing dan memperkenalkan film anaimasi yang akan dilaunching," tandasnya.
Dijelaskan Polin, meski nilai transaksi IKM Animasi dari segi kuantitas masih kecil, namun kualitas yang dihasilkan sangat baik. Tidak hanya film animasi, tetapi juga games animasi, iklan dan modul pendidikan animasi. Produk film untuk satu satu studio minimal satu dalam satu tahun. Ini dikarenakan durasi pembuatannya membutuhkan waktu bulanan hingga tahunan.
"Untuk satu film saja, angkanya paling sedikit antara Rp100 juta hingga Rp200 juta," terangnya.
Berbeda dengan produk games, ujarnya, produk iklan dan aplikasi jumlahnya ratusan unit serta dijual secara online.
"Kami hanya membantu untuk mengus hak cipta untuk pendaftaran," terang Polin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Tim Hukum Pemkab Bantul Dampingi Pengusutan Kasus Tanah Keluarga Bryan
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Rocketindo: Lebih dari Sekadar Marketing Agency, Penyedia Layanan Omni Channel yang Mendorong Kesuksesan Brand di Indonesia
- Tak Ingin Ada Diskriminasi Usia dalam Rekrutmen Tenaga Kerja, Menaker Bakal Sisir Aturan Batasan Usia
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
Advertisement