Advertisement
Penyaluran KUR Jateng Naik Berkat Penurunan Bunga

Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG—Kebijakan Pemerintah Pusat yang memangkas bunga KUR dari 9% menjadi 7% mulai Januari 2018 memberikan daya tarik tersendiri bagi para debitur untuk mengajukan kredit baru.
“Dampak dari kebijakan Pemerintah Pusat mulai terlihat, di samping adanya dorongan lain dari kegiatan perekonomian domestik yang mulai menggeliat,” ujar Kepala OJK Regional III Jateng-DIY Bambang Kiswono, akhir pekan lalu.
Advertisement
Seperti diketahui, berdasarkan data dari Kementerian Koordinator Perekonomian, realisasi penyaluran KUR Jateng per Februari 2018 yang mencapai Rp3,597 triliun atau naik dari Rp1,597 triliun di periode yang sama pada 2017.
Realisasi penyaluran KUR pada periode tersebut pun mampu menyumbang porsi sebesar 18,46% secara nasional, atau naik dari 15,41% pada Februari tahun lalu.
Capaian pada Februari 2018 tersebut juga lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencapai Rp1,556 triliun. Adapun, Provinsi Jateng dalam hal ini juga tercatat berhasil mempertahankan posisinya sebagai penyalur KUR tertinggi secara nasional.
Di sisi lain, menurut Bambang, pertumbuhan KUR di Jateng juga sejalan dengan pertumbuhan kredit umum perbankan provinsi tersebut. Tercatat pada akhir Februari 2018, kredit umum perbankan di Jateng meningkat 9,99% secara year on year (yoy). Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit umum pada akhir Desember 2017 yang menembus 9,21%.
Senada, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah Ema Rachmawati menyebutkan, tingginya realisasi penyaluran KUR di Jateng salah satunya disebabkan penurunan suku bunga pinjaman.
Berdasarkan data yang dimilikinya, dari Januari hingga 4 Maret 2018 permintaan kredit paling tinggi berasal dari KUR mikro yang mencapai 58.302 debitur. Sementara itu pada periode yang sama, dari sisi KUR ritel mencapai 7.965 debitur.
“Penurunan suku bunga KUR memang cukup signifikan bagi penyaluran kredit di Jateng. Secara jumlah debitur, penyaluran terbesarnya masih ke sektor pedagang besar dan eceran,” ujarnya, Minggu (15/4).
Seperti diketahui, untuk pedagang besar dan eceran, jumlah debitur per 4 Maret 2018 mencapai 49.111 nasabah. Jumlah tersebut menguasai 67,28% dari seluruh permintaan sepanjang 2018. Adapun, di peringkat kedua terdapat sektor pertanian, perburuan dan kehutanan yang memiliki persentase sebesar 11,9%.
Di sisi lain, Ema menyebutkan, potensi penyaluran kredit yang relatif besar di Jateng berasal dari kredit ultra mikro (UMI). Pada periode yang sama, kredit UMI yang telah disalurkan mencapai Rp26 miliar dengan total debitur mencapai 5.320 nasabah.
Catatan tersebut, menurutnya, berpeluang bertambah besar apabila Kementerian Keuangan merealisasikan kebijakannya untuk menurunkan suku bunga UMI dari 9% menjadi 7%, atau sama seperti tingkat bunga KUR saat ini.
Seperti diketahui, kredit UMI merupakan fasilitas pinjaman dengan pinjaman maksimal Rp10 juta yang ditujukan untuk koperasi dan UKM. Pemerintah sendiri telah menaikkan anggaran kredit UMI di APBN 2018 menjadi sebesar Rp2,5 triliun dari Rp1,5 triliun pada 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
Advertisement

Wujudkan Kulonprogo Ramah Bagi Penyandang Disabilitas, Pemkab Gandeng SIGAB
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ekspor DIY Tumbuh 10,57 Persen hingga Mei 2025, Disperindag Sebut 3 Faktor Pendorong
- Ini Komentar Ekonom UMY Soal Pemangkasan Target Pertumbuhan Ekonomi
- Gojek Siap Kaji Perubahan Tarif Ojek Online Mengikuti Regulasi Pemerintah
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- DPR Usulkan Ada Sistem Cadangan Darurat Industri Nasional
- Pusat Data Indonesia Jauh Tertinggal Dibanding Malaysia
- Menteri Pertanian Sebut Beras Subsidi Oplosan Beredar di Minimarket
Advertisement
Advertisement