Advertisement
11 Tahun Berdiri, Ini Rahasia Eksistensi Nanamia Pizzeria

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Hampir 10 tahun berkecimpung di dunia pemasaran kafe dan restoran, membuat Ika Indriyati tahu betul apa yang harus ia lakukan. Namun Eksternal Marketing Nanamia Pizzeria ini mengaku dunia pemasaran tak bisa memakai rumus yang saklek bak hitungan matematis. Perubahan terjadi begitu cepatnya menyesuaikan gaya hidup masyarakat dan perilaku konsumen.
"Marketing tak segampang yang orang lihat. Kadang wang sinawang ya. Karena semua tidak bisa diukur dengan teori. Antara teori dengan apa yang terjadi di lapangan beda," katanya kepada Harian Jogja, Senin (16/7).
Advertisement
Ika mencontohkan perubahan gaya hidup dan penetrasi media sosial berdampak sangat besar pada dunia pemasaran. Masyarakat kini tak lagi hanya berpatokan pada rasa dalam memilih makanan. Ada begitu banyak faktor eksternal yang mempengaruhi pilihan mereka. Seperti kriteria instagramable tengah populer dan jadi pilihan tempat nongkrong serta terdorong atas pertimbangan kawan sudah pernah datang ke tempat tersebut. Jadi, Ika menilai kini pertimbangan masyarakat lebih dititikberatkan pada apa-apa yang ada di luar dirinya. Bukan kebutuhan untuk mengisi perut itu sendiri. Belum lagi, jika dahulu suatu tempat dikenal dari mulut ke mulut, kini dikarenakan viral di media sosial.
"Banyak konsumen yang lantas pilihan makan bukan untuk makan tetapi lebih pada agar dilihat orang ia sudah makan di suatu tempat yang spesifik," katanya.
BACA JUGA
Hal itu tentu saja merupakan suatu perilaku konsumen yang baru. Maka sebagai marketing, Ika mengaku harus menyesuaikan. Teori yang ia pelajari saat menempuh kuliah jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya tak lantas dapat diterapkan mentah-mentah. Tantangan itulah yang menurutnya menjadi keasyikan tersendiri dalam menekuni dunia pemasaran.
Tapi Ika menanamkan satu hal dalam mengelola Nanamia Pizzeria bersama seluruh timnya. Konsep harus dipertahankan. Konsep kuliner otentik Italia terus dipegang teguh hingga kini, 11 tahun setelah Nanamia didirikan. Pasalnya ia menganggap dengan konsep yang jelas, sebuah restoran akan dikenang, segmen dan positioning pun jelas. Konsumen juga akan terus mengingat mereka. Meski selalu ada inovasi setiap tahun berupa menu baru, semua pengembangan tetap didasarkan atas konsep utama. "Makanya sampai sekarang kami punya konsumen setia. Misalnya mereka dulu kuliah di sini dan sudah balik ke kotanya. Saat ke sini, ya datangnya ke Nanamia. Brand kami sudah kuat," imbuh perempuan asli Kota Gudeg ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Daop 6 Jogja Sebut Tingkat Ketepatan Waktu Keberangkatan Capai 99,81 Persen
- Etanol 3,5 Persen Picu Polemik, Pertamina Klaim Tekan Emisi
- Sosok Bjorka yang Ditangkap Polisi Belum Lulus Sekolah dan Pengangguran
- Impor Sapi Bakal Dilonggarkan untuk Percepat Swasembada
- Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24 Rp2,2-Rp2,3 Juta per Gram
Advertisement
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement