Advertisement
Suku Bunga Tak Sampai Dua Digit, Properti Masih Menarik

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bisnis properti masih terdampak sentimen negatif akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terjadi sejak awal tahun. Namun sebagian pengembang menganggap hal itu belum terlalu berpengaruh karena suku bunga perbankan belum mencapai dua digit.
Direktur Ciputra Group, Agung Krisprimandoyo mengakui bisnis properti akan sangat terpengaruh oleh nilai tukar rupiah, naik turunnya harga atau inflasi, dan tingkat suku bunga yang ditentukan oleh perbankan. Jika nilai tukar rupiah masih saja melemah seperti saat ini maka perbankan akan mengambil langkah penyesuaian dengan menaikkan suku bunga perbankan dan akan berpengaruh pada kenaikan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Namun Agung menyebut hingga kini kenaikan suku bunga masih belum signifikan karena belum mencapai dua digit.
Advertisement
"Karena suku bunga belum dua digit, secara psikologis masih menarik bagi konsumen. Memang dengan kondisi sekarang ini konsumen cukup sensitif hanya saja pengaruh pada pembelian, belum signifikan," katanya, Sabtu (24/11).
Di samping itu, Agung mengatakan beberapa bank besar yang bekerja sama dengan Ciputra Grup juga belum memgambil kebijakan untuk menaikkan suku bunga hingga saat ini. Skema kerja sama inilah yang menguntungkan bagi Ciputra Grup karena harga propertinya masih stabil. Ia mencontohkan proyek terbarunya Barsa City yang sudah terjual 50%. Agung menyebut hal itu menunjukkan investasi hunian vertikal saat kondisi ekonomi seperti saat ini masih diminati. Meskipun mayoritas masih dibeli oleh investor, bukan end user.
Ketua DPR REI DIY Rama Adyaksa Pradipta mengakui terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar berimbas pada penjualan properti. Karena suku bunga KPR yang naik akan terasa imbasnya pada masyarakat yang akan membeli properti. Padahal menurut Rama, pengembang biasanya menggenjot penjualan di akhir tahun karena pasar properti tengah ramai. "Jogja ini ramai pembelian properti malah saat liburan, seperti libur akhir tahun," ucapnya.
Namun di tengah ketidakpastian seperti saat ini, pihaknya belum dapat memprediksi penjualan properti akan mencapai berapa persen hingga akhir tahun nanti. Meskipun hingga kini Rama menyebut belum terjadi kenaikan suku bunga KPR yang signifikan, tetapi pasar properti terasa lesu karena masyarakat memilih untuk menunda pembelian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Boyolali Cerah dari Pagi sampai Sore, Simak Info Prakiraan Sabtu 23 September
- Dominan Cerah dan Panas, Berikut Info Prakiraan Cuaca Klaten Sabtu 23 September
- Suhu Tembus 35 Derajat Celsius, Cek Prakiraan Cuaca Wonogiri Sabtu 23 September
- Sekjen PDIP: Mega Ketemu Jokowi, Cawapres Ganjar Tinggal Nunggu Pengumuman
Berita Pilihan
- Pertumbuhan Ekonomi RI Menguat, Tekstil Negara Maju Serbu Pasar Domestik
- Kembangkan Wisata Halal, Jumlah Hotel Syariah di Indonesia Naik 500%
- Kapan Harga Beras Bakal Turun? Ini Kata Bulog DIY
- Suku Bunga Tinggi, Bank Kecil Sasar Dana Murah
- QRIS Diminati Pedagang Milenial Pasar Tiban, BPD DIY: Langsung Bisa Dicairkan
Advertisement

Mau ke Bandara YIA Pakai Bus Damri? Simak Jadwalnya di Sini
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kembangkan Wisata Halal, Jumlah Hotel Syariah di Indonesia Naik 500%
- Industri Benih Hortikultura Mulai Berkembang
- Mengapa Bunga dan Risiko Pinjol Tinggi? Berikut Penjelasan OJK
- Tips Berjualan di e-Commerce
- Beda Sikap Menteri Jokowi Soal Desakan Penutupan TikTok
- Dasuki Sujud Syukur karena Tabungannya di BPR KRI Dijamin LPS
- Miliki Peta Jalan yang Jelas, PLN Dinilai Terdepan Dalam Transisi Energi
Advertisement
Advertisement