Advertisement

Kepala Perum Bulog Divre DIY : Menemukan Suasana Kondusif di Jogja

Kusnul Isti Qomah
Selasa, 19 Februari 2019 - 21:32 WIB
Mediani Dyah Natalia
Kepala Perum Bulog Divre DIY : Menemukan Suasana Kondusif di Jogja Kepala Perum Bulog Divre DIY Rini Andrida/Harian Jogja - Kusnul Isti Qomah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Berpindah tugas dari jabatan lama ke jabatan baru, dari lokasi lama ke lokasi baru menuntut seseorang harus bisa menyesuaikan diri dengan baik agar bisa bersinergi dengan lingkungan sekitar. Hal serupa dilakukan oleh Kepala Perum Bulog Divre Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Rini Andrida. Ia merasa beruntung kondisi di DIY sangat kondusif.

Per Januari 2019, Perum Bulog Divre DIY yang mencakup wilayah DIY, Kedu, dan Banyumas memiliki sosok pemimpin baru. Rini Andrida namanya. Sebelum bertugas di DIY, ia sudah merasakan berbagai macam posisi dalam Bulog. Terakhir, ia menjabat sebagai Kepala Divisi Penyaluran di Kantor Pusat. Rini memulai karier di Bulog sejak Oktober 1996. Ia pun menyadari tugas-tugas yang harus dijalankan dan diselesaikan semakin beragam.

Advertisement

Ketika diminta menjadi pimpinan di DIY, ia menerima tugas itu dengan antusias. "Ketika ada penugasan, tentunya yang pertama komitmen dengan direksi, ada target, kemudian setelah sampai di lokasi penugasan harus menjalin komunikasi yang baik. Alhamdulillah saya menemukan kondisi kondusif di DIY," ujar dia kepada Harian Jogja ketika ditemui di kantornya, Jogja, Selasa (12/2).

Kondisi kondusif yang ia maksud yakni situasi semua pegawai di Bulog Divre DIY memiliki pemikiran yang terbuka. Hal inilah yang membuatnya optimistis bisa menangani tantangan sesulit apapun yang menghadang. Menurutnya, kendala ataupun tantangan akan teratasi jika setiap orang berpikiran terbuka dan membuka diri untuk setiap peluang baru yang datang.

"Kalau manajemen ini kami jalankan dengan penuh kesungguhan dan sesuai aturan-aturan, mungkin tantangan akan jadi lebih mudah. Tantangannya yaitu ketika tahun ini kami tidak ada penyaluran PSO [public service obligation] lagi, kemudian jadi kegiatan yang komersial," tutur dia.

Pemetaan Peluang & Potensi

Setelah memahami tantangan yang dihadapi, langkah selanjutnya harus dilakukan yakni pemetaan peluang dan potensi yang ada di wilayah DIY, Kedu, dan Banyumas. "Peluang sangat besar. Posisi kota kita itu adalah yang banyak didatangi orang. Artinya, kalau jualan dengan di daerah yang kondisi ekonominya bergerak, kami bisa baca. Kebutuhan pokok salah satunya beras," ujar dia.

Segmen pasar pangan pokok yg akan di bidik Bulog antara lain adalah pemenuhan kebutuhan berbagai organisasi kemasyarakatan di DIY, lingkup BUMN dan optimalisasi pengembangan RPK sebagai jejaring resmi dari Perum Bulog. Setiap segmen ada tim sendiri yang ditugaskan untuk memetakan peluang dan mempermudah penetrasi.

"Kemudian, harus harus ada segmen milenial. Mungkin yang dibidik bukan golongan milenial, tetapi polanya dikelola oleh pendekatan milenial dengan memanfaatkan jalur daring dan luring. kami optimistis target tercapai apalagi DIY kondusif," kata dia.

Strategi inilah yang terus dia tularkan ke semua segmen di Bulog Divre DIY. Ia menyadari karakter setiap orang sehingga perbedaan paradigma harus disampaikan. Paradigma Bulog hingga 2018 yang masih identik dengan penyaluran rastra telah berubah pada 2019 khususnya DIY. Perubahan inilah yang harus terus dikawal sehingga perkembangannya sesuai dengan target. "Perlu adanya management of change dan agent of change. Semua merasakan harus berubah karena kalau ketinggalan akan repot sendiri. Apalagi DIY dipantau terus oleh direksi," ungkap dia.

Rini mengungkapkan selain menerima tuntutan dari Kantor Pusat untuk berubah, setiap individu harus memiliki kemauan berubah dari dalam diri sendiri. Perubahan merupakan keniscayaan dan bagi yang menolak berubah hanya bisa menjadi penonton.

Kebijaksanaan ini ia dapatkan selama berkarier bersama Bulog. Selama hampir 23 tahun menyelami Bulog, banyak posisi yang sudah ia tempati. Ilmu yang didapat pun selalu bertambah setiap hari. Meskipun sudah lebih dari 20 tahun berkarier di Bulog, ia mengaku tidak pernah merasa jenuh karena dinamika yang terus berubah. Tidak ada hari yang benar-benar sama selama ia bekerja di Bulog.

"Tiap hari ada ilmu yang bisa ditimba. Belajar dari orang-orang yang ditemui. Kalau selalu berusaha mengambil pembelajaran dari yang dijalani maka jenuh enggak ada. Inspirasi itu bisa datang dari mana saja. Orang lain saja bisa happy, masak kita tidak. Hidup memang up and down, tetapi bagaimana mengelolanya saja. 23 Tahun itu banyak ilmu, kesempatan. Saya menikmati prosesnya dan menjalaninya dengan semangat serta menularkan semangat tersebut ke seluruh karyawan Perum Bulog Divre DIY sebagai energi baru," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dapat Bantuan Dana Rp14 Miliar, Ini Ruas Jalan yang Akan Diperbaiki Pemkab Gunungkidul

Gunungkidul
| Kamis, 25 April 2024, 17:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement