Advertisement

NYIA Buka Peluang Investasi Perumahan, tetapi...

Rheisnayu Cyntara
Selasa, 05 Maret 2019 - 06:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
NYIA Buka Peluang Investasi Perumahan, tetapi... Ilustrasi pembangunan perumahan mewah - Bisnis Indonesia/Dedi Gunawan

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo membuka peluang investasi yang menjanjikan, termasuk di bidang properti. Namun hingga kini DPD REI DIY masih menunggu kejelasan legalitas konsep aerocity sebagai pengembangan kawasan sekitar bandara.

Ketua DPD REI DIY, Rama Adyaksa Pradipta mengakui pembangunan bandara baru merupakan peluang besar bagi pebisnis properti. Pasalnya, dengan adanya bandara berskala internasional, kawasan sekitarnya tentu akan berkembang. Namun menurutnya hal itu bisa terjadi jika stakeholder terkait memang memiliki konsep pengembangan yang terintegrasi, bukan hanya bandara untuk transit pesawat saja. Apalagi menurut Rama, NYIA punya potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan yang terintegrasi.

Advertisement

"Konsep aerocity ini memang akan jadi tanggung jawab bersama, harus kerja keras bareng-bareng. Tidak bisa kami saja sebagai pengembang, tetapi juga dari segi infrastruktur dan kejelasan status kawasan harus ditangani oleh stakeholder, dalam hal ini pemerintah," ujarnya kepada Harian Jogja, Senin (4/3).

Rama mengatakan banyak yang membidik tanah sekitar bandara untuk properti. Namun untuk anggota REI, Rama mengaku belum tahu menahu siapa saja yang berminat untuk mengembangkan properti di sekitar bandara. Sebab hingga saat ini belum ada anggota REI yang mengeksekusi, baik untuk pembebasan tanah ataupun mulai pembangunan.

Rama menyebut REI baru mulai yakin mengembangkan kawasan sekitar bandara jika sudah ada legalitas untuk konsep aerocity. Paling tidak, menurut Rama, harus ada master plan yang disiapkan dan perda yang menunjuk peruntukan kawasan tersebut sebagai aerocity. "Sejauh ini kami melihat belum ada greget di sana. Swasta tentu akan wait and see. Kalau sudah ada master plan, perda tata ruang yang menunjuk kawasan itu sebagai aerocity, cukup bagi kami. Kalau belum ada kepastian hukum kami belum bisa jalan. Tapi jika sudah tentu kami siap mengembangkan karena ini kompetensi," ujarnya.

 Pengembang Nasional

Selain pengembangan kawasan bandara, Rama menyebut ada faktor lain yang bisa meningkatkan nilai kawasan. Yakni masuknya para pebisnis properti skala nasional ke Jogja. Terutama kawasan barat sebelum adanya isu pembangunan bandara. Menurutnya, dengan masuknya beberapa pengembang nasional tersebut dan mambangun properti, harga tanah di wilayah barat tersebut kini meningkat. Hal itu menjadi keuntungan bagi pebisnis properti lokal yang ingin membangun perumahan di wilayah itu. "Disebut kompetitor iya tetapi nilai positifnya juga banyak," tuturnya.

Sementara, Rama menambahkan hingga saat ini sudah ada beberapa pebisnis properti nasional yang masuk ke Jogja. Meskipun jumlahnya belum banyak, hanya sekitar 10%-15% dari total keseluruhan pengembang Jogja. Tak hanya membangun hunian vertikal seperti apartemen, para pengembang nasional tersebut juga membangun hunian landed. "Kalau pengembang skala internasional belum ada yang masuk Jogja untuk membangun properti, hanya untuk hotel chain sudah ada beberapa. Meskipun saya juga kurang tahu apakah juga mengurus manajemen operasional hotel atau tidak," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dukung Kelestarian Lingkungan, Pemda DIY Mulai Terapkan Program PBJ Berkelanjutan

Jogja
| Kamis, 28 Maret 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement