Advertisement
Peneliti: Target Investasi 2020 Kurang Realistis

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Target investasi yang dibutuhkan pada 2020 kurang realistis karena penanaman modal asing (PMA) tertahan perlambatan ekonomi global dan perang dagang. Hal tersebut disampaikan Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara.
Sementara investasi yang berasal dari belanja modal pemerintah, porsinya sulit dinaikkan terlalu tinggi karena rasio pajak makin berat sehingga khawatir defisit anggaran melebar.
Advertisement
Sedangkan, untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) bergantung pada strategi BUMN apakah tetap memacu proyek infrastruktur sementara utang BUMN meningkat pesat dan volatilitas makro bisa membuat resiko pendanaan naik.
"Jadi outlooknya investasi masih lambat. PMTB bisa tumbuh 5-6 persen saja sudah bagus untuk 2020," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (14/06/2019).
Menurutnya, pemerintah sebaiknya tidak terlalu overestimate dalam menetapkan target pada APBN 2020. Apalagi, tahun depan ada pemilu di Amerika Serikat (AS) yang berpotensi timbulnya eskalasi baru.
Pasalnya, dikhawatirkan Presiden AS Donald Trump menggunakan trade war sebagai senjata politik. Atas hal tersebut, kondisi bisa saja mengalami eskalasi tidak mereda dalam waktu dekat dan berpengaruh ke keputusan investasi.
"Jadi kalau dipasang 5-6 persen, angka PMTB-nya berdasar harga berlaku tahun 2020, berkisar Rp5.382 triliun," ujarnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan bahwa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada 2020 yang dipatok antara 5,3% - 5,6%, pemerintah memerlukan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang harus tumbuh di angka 7% - 7,4%.
Artinya dengan kebutuhan tersebut, PMTB atau investasi yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebanyak Rp5.802,6 triliun untuk pertumbuhan 5,3% dan Rp5.823,2 triliun untuk pertumbuhan ekonomi 5,6%.
Investasi dari sektor swasta atau masyarakat juga menjadi tumpuan dari pencapaian target tersebut. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, kebutuhan PMTB dari sektor swasta sebesar Rp4.221,3 triliun untuk 5,3% dan Rp4.205,5 triliun.
"Ini yang menggambarkan bahwa untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5,3 persen hingga 5,6 persen peranan investasi swasta menjadi sangat penting sehingga policy-policy yang berhubungan dengan kebijakan investasi menjadi sangat kunci," kujarbya dihadapan Komisi XI DPR RI, Kamis (13/06).
Sri Mulyani tak menampik untuk mencapai target itu ada beberapa hal yang perlu dilakukan mulai dari perbaikan infrastruktur, produktivitas tenaga kerja, pasar tenaga kerja maupun dari sisi policy untuk simplifikasi dan regulasi yang bisa positif atau kondusif bagi investasi.
Disamping itu, pemerintah juga akan menggunakan instrumen fiskal APBN untuk mendukung kebutuhan investasi dari sisi demand site, maka dari sisi produksi atau supply-side pertumbuhan antara 5,3% dan 5,6% diperkirakan akan dikontribusikan oleh sektor-sektor seperti yang berada di dalam tabel tersebut.
Sri Mulyani memperkirakan sektor ekonomi yang akan memiliki pertumbuhan relatif tinggi masih didominasi oleh sektor jasa terutama perdagangan transportasi dan juga dari sisi informasi dan komunikasi maupun sektor jasa keuangan, sedangkan sektor konstruksi masih tetap akan di sekitar 5% hingga 6% .
"Yang kita lihat disini adalah industri pengolahan yang kita harapkan akan bisa meningkat meskipun dalam level yang sangat-sangat moderat," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Popularitas Mobil LCGC Merosot, Tak Lagi Terjangkau Kelas Bawah
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Jakarta Fair 2025 Berakhir, Transaksi Sentuh Rp7,3 Triliun
- Airlangga Sebut Tarif Impor AS 32 Persen untuk Indonesia Masih Nego
Advertisement

Sleman Panen 6,3 Hektar Lahan Pertanian Padi Organik Varietas Sembada Merah
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Dapur Umum Sudah Terbentuk, Pemerintah Antisipasi Defisit Ayam dan Telur
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 15 Juli 2025
- Harga Pangan Hari Ini: Cabai Rawit Rp67.171/Kg, Bawang Merah Rp40.943/Kg
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Selama Libur Sekolah 1,2 Juta Penumpang Gunakan KA Jarak Jauh di Daop 6 Yogyakarta
- Penjualan LCGC Turun Drastis hingga 50 Persen, Pakar: Akibat Regulasi dan Harga yang Semakin Tinggi
Advertisement
Advertisement