Advertisement
Harga Acuan Telur Perlu Dievaluasi Berkala
Pedagang sembako di Pasar Gentan, Desa Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, menunggui dagangannya, Minggu (22/7 - 2018).Harian Jogja/Fahmi Ahmad Burhan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah dinilai perlu mengevaluasi harga acuan telur ayam dengan peternak ayam secara berkala dengan melihat dinamika pasar.
Dekan Fakultas Peternakan UGM, sekaligus Ketua Dewan Pembina Pinsar Petelur Nasional (PPN), Prof. Ali Agus mengatakan untuk menentukan harga acuan telur ayam, perlu melihat berbagai hal. Misalnya yang berkaitan dengan pakan. “Salah satu paling menonjol harga pakan, kan sampai 70 persen biaya produksi. Kalau pakan mahal bahan baku jagung naik. Otomatis menaikan biaya produksi,” ucap Ali, Sabtu (13/7).
Advertisement
Menurut dia, bisa saja peternak menaikkan harga, tetapi jika itu tidak terkontrol akhirnya tidak baik. Situasi ini secara langsung maupun tidak langsung juga dapat memengaruhi inflasi. Selain itu dinamika pasar global, nilai tukar rupiah dinilainya perlu jadi perhatian dan pertimbangan evaluasi harga acuan, karena sebagian pakan juga didapat dari impor. "Jadi evaluasi bisa lebih cepat, atau bisa ditahan dulu," katanya.
Pada dasarnya, kata dia, harga acuan telur seharusnya terjangkau pembeli. Di sisi lain peternak juga selayaknya dapat memperoleh keuntungan yang wajar. Angka referensi harga tersebut perlu ditetapkan secara bijak. “Untuk penetapan secara bijak perlu informasi yang komplet, perlu anlisis lebih tajam, supaya akhirnya terjadi keseimbangan antara perhatian pemerintah terhadap konsumen maupun pada produsen, dalam hal ini peternak ayam petelur,” katanya.
BACA JUGA
Dikatakannya pemerintah mesti menjaga prekonomian yang kondusif supaya semua bisa berusaha. Dengan harapan, setiap pihak dapat terlindungi, baik petani jagung, peternak hingga konsumen.
Masih Fluktuatif
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yanto Aprianto mengatakan harga telur ayam masih fluktuatif. “Harga masih fluktuatif, tetapi masih di harga acuan. Walaupun ada kenaikan tetapi masih batas wajar. Harga di kisaran Rp22.000-Rp23.000/kilogram (kg) di tingkat konsumen. Sejauh ini terpenuhi pasokan dari Jogja, tetapi jika kurang dari Blitar, Jawa Timur dan Klaten, Jawa Tengah,” ucap Yanto.
Dilansir dari Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) perwakilan peternak layer memasang asumsi harga pokok produksi di angka Rp18.800 per kg dengan perkiraan harga pakan sebesar Rp5.400/kg telur. Dengan usul tersebut, peternak mengajukan Rp21.000 sebagai harga acuan jual telur di kandang dengan batas bawah Rp19.950/kg dan batas atas Rp22.050/kg.
Usulan harga acuan ini sendiri lebih tinggi dibanding harga acuan yang ditetapkan dalam Permendag No.96/2018 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen. Dalam aturan tesebut, batas bawah harga telur di tingkat peternak berada di angka Rp18.000/kg dan batas atasnya sebesar Rp20.000/kg.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Tjahya Widayanti menyebutkan evaluasi ini dilakukan tak lepas dari dinamika di lapangan. Dia pun tengah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan pelaku usaha guna kelanjutan evaluasi tersebut. "Akan ada evaluasi Permendag No.96/2018 tentang harga acuan, koordinasi dengan Kementan sedang dilakukan," kata Tjahya saat dikonfirmasi, Kamis (11/7).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
- Harga Emas Antam Naik Rp11.000, Kini Rp2.502.000 per Gram
- KSPI Perkirakan Kenaikan UMP 2026 Hanya 4-6 Persen
- Penundaan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dinilai Tepat
- Promo Libur Nataru Pertamina: BBM, Bright Gas, dan Hotel Patra Jasa
Advertisement
Rute Bandung-YIA Diproyeksikan Dongkrak Mobilitas Ekonomi
Advertisement
Jepang Naikkan Biaya Visa dan Pajak Turis untuk Atasi Overtourism
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Pegadaian Hari Ini Stabil, UBS & Galeri24
- Harga Cabai Rawit dan Bawang Merah Nasional Turun
- Harga BBM Pertamina hingga Shell Stabil Jelang Nataru
- Samsung Biologics Akuisisi Pabrik Obat GSK US$280 Juta
- Harga Emas Antam Naik Rp11.000, Kini Rp2.502.000 per Gram
- Viral Roti O Tolak Pembayaran Tunai, Ini Aturan Tegas BI
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
Advertisement
Advertisement



