Advertisement
Mc Donald’s Sarinah Tutup, Ini Kata Manajemen
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Berhentinya operasional gerai McDonald's Sarinah pada 10 Mei mendatang tak lepas dari rencana pengelola gedung, PT Sarinah (Persero), untuk merenovasi pusat perbelanjaan pertama di Indonesia tersebut.
Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Gusti Ngurah Putu Sudiarta Yasa mengemukakan rencana renovasi tersebut sejalan dengan tranformasi bisnis yang akan dieksekusi perusahaan. Jika tidak ada aral melintang, Ngurah mengatakan renovasi dimulai seusai Idulfitri. " Kami rencanakan sejak tahun kemarin dan terus berproses. Sudah dapat persetujuan dari pemegang saham terbesar kami yakni Kementerian BUMN, jadi kami percepat. Kalau sesuai timeline setelah lebaran kita bisa mulai renovasi," kata Ngurah kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Jumat (8/5).
Advertisement
Ketika ditanyai mengenai alasan menjalankan transformasi di tengah pandemi Covid-19, Ngurah mengatakan manajemen meyakini bahwa tren berkunjung ke pusat perbelanjaan akan terimbas kondisi seusai pandemi. Dia mengatakan akan ada pandangan berbeda mengenai kondisi normal atau yang umum disebut The New Normal.
"Kami tentunya sangat yakin akan ada kondisi normal yang baru alias new normal. Kami ingin mempersiapkan sedini mungkin untuk penyesuaian," ujarnya.
Dia menjelaskan kondisi normal baru tersebut bakal membuat bisnis pusat perbelanjaan akan lebih berorientasi digital. Karena itu, Ngurah menyebutkan gedung Sarinah nantinya bakal mengusung konsep smart building dan green building. "Kami ingin platform digital ini pun sesuai dengan generai sekarang," lanjutnya.
Belanja Daring
Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonsus Widjaja membenarkan Covid-19 telah membuat kegiatan belanja daring meningkat drastis. Kendati demikian, disrupsi dagang elektronik terhadap usaha pusat perbelanjaan sendiri disebutnya telah terjadi jauh sebelum pandemi terjadi. "Yang membedakan penetrasi belanja daring sekarang lebih masif. Namun diperkirakan juga tidak terjadi pada semua jenis barang," kata Alphonsus kepada JIBI.
Dalam menghadapi The New Normal , Alphonsus menyatakan pengusaha pusat perbelanjaan dihadapkan pada tantangan untuk menyediakan fasilitas yang mengedepankan suasana yang sehat. Bagaimanapun, katanya, pusat perbelanjaan tetap diperlukan bagi masyarakat sebagai lokasi untuk berinteraksi. "Pusat Perbelanjaan masih akan diperlukan oleh pengunjung, terutama untuk berinteraksi secara langsung satu sama laindalam suasana yang berbeda. Yakni bukan dalam dunia maya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
Advertisement
Lulusan Pertanahan Disebut AHY Harus Tahu Perkembangan Teknologi
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- BI Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 6,25%
- Pasca-Lebaran, Bisnis Properti di DIY Reborn
- Tren Perlintasan Penumpang di Bandara Soetta Naik 10 Persen di Lebaran 2024
- InJourney Dukung Japanese Domestic Market di Sirkuit Mandalika
- Transaksi Rupiah di Lintas Negara Naik 100 Persen
- Harga Bawang Merah Naik 100 Persen, Ini Penyebabnya
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
Advertisement
Advertisement