Advertisement
Kemendag Ungkap Penyebab Sebagian Pasar Swalayan Tutup

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkap salah satu penyebab yang membuat sebagian pasar swalayan besar terpaksa menutup usahanya adalah karena adanya perubahan perilaku belanja masyarakat.
Direktur Bina Usaha Perdagangan Septo Soepriyatno mengatakan, Kemendag telah berdiskusi dengan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengenai tantangan yang dihadapi pengusaha, khususnya waralaba sektor ritel modern.
Advertisement
"Memang pada dasarnya saat ini sudah terjadi perubahan perilaku masyarakat dalam berbelanja," ujar Septo di Jakarta, Rabu.
Septo mengatakan bahwa masyarakat kini memiliki kecenderungan untuk tidak lagi berbelanja bulanan, melainkan hanya sesuai kebutuhan.
Oleh karena itu, pengusaha pusat perbelanjaan harus mulai mencari strategi baru untuk meramaikan bisnisnya. Menurut dia, saat ini pusat perbelanjaan tidak hanya untuk mencari barang kebutuhan, tetapi juga menjadi tempat berinteraksi sosial.
"Pusat perbelanjaan juga harus terus melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan dari pasar tersebut," katanya.
Ia mengatakan, sampai saat ini pihaknya bersama asosiasi terkait, terus berdiskusi untuk mencari solusi untuk menghadapi tantangan tersebut.
Kemendag mendukung pengembangan wirausaha nasional, salah satunya melalui penguatan kemitraan usaha berbasis waralaba.
Septo mengatakan, bisnis waralaba memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Menurutnya, hal ini dapat membantu memperkuat perekonomian nasional.
BACA JUGA: Harga Emas Antam Naik Lagi, Kini Dijual Rp1.916.000 per Gram
"Waralaba kita harapkan dapat menjadi solusi untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional melalui akses yang mudah untuk memulai usaha," ucap.
Kemendag berkomitmen mendukung pertumbuhan kewirausahaan di Indonesia dengan memperkenalkan berbagai konsep bisnis, peluang usaha, kemitraan dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), khususnya sektor waralaba.
Menurut dia, sistem bisnis waralaba yang terstandarisasi, dan bisa direplika akan membuat sektor ini berkelanjutan.
Lebih lanjut, kata Septo, Kemendag terus mencari potensi-potensi usaha di berbagai daerah untuk bisa didorong menjadi waralaba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Negosiasi Tarif Impor, Amerika Serikat Persoalkan Penggunaan QRIS dan GPN di Indonesia
- Harga Emas Hari Ini Kembali Meroket, Tembus Rp2,04 Juta
- Pemerintah Menyambut Baik Investasi Microsoft Rp27 Triliun untuk Cloud dan AI di Indonesia
- Nego Tarif Impor AS-Jepang, Trump Turun Gunung
- Warga Berbondong-Bondong Beli Emas Batangan, Ini Menurut Ekonom UAJY
Advertisement

Jadwal Terbaru KRL Solo Jogja Hari Ini, Sabtu 19 April 2025, Berangkat dari Stasiun Jebres Solo hingga Tugu Jogja
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Hari Ini Kembali Meroket, Tembus Rp2,04 Juta
- Harga Pangan Hari Ini, Jumat 18 April 2025, Cabai Rawit Makin Pedas
- Begini Upaya BEI Jaga Stabilitas Pasar Modal Hadapi Kebijakan Trump
- XLSMART Resmi Berdiri, Kekuatan Baru Masa Depan Digital Indonesia
- Hari Pertama Libur Paskah 2025, 22.176 Penumpang KA Jarak Jauh Tiba di Stasiun Daop 6 Yogyakarta
- Kesepakatan Tarif AS dan Indonesia Maksimal 60 Hari, Ini Tawaran Masing-Masing Negara
- Negosiasi Tarif Impor, Amerika Serikat Persoalkan Penggunaan QRIS dan GPN di Indonesia
Advertisement