Advertisement
Ada Pandemi Corona, Koperasi di Sleman Berikan Penundaan Angsuran
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN - Pandemi Covid-19 membuat koperasi di Kabupaten Sleman memberikan kebijakan penundaan angsuran kepada anggota. Hal ini dilakukan sebagai langkah adaptasi di tengah pandemi.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sleman, Pustopo menuturkan ada kecenderungan kas koperasi di masa pandemi ini berkurang. Namun, supaya bisa bertahan, sejumlah koperasi simpan pinjam menjalankan kebijakannya masing-masing.
Advertisement
Baca juga: Telaten Sulap Kayu jadi Tas Unik, Pria Ini Raup Omzet Rp30 Juta per Bulan
"Ada yang memberikan penundaan, misalnya sekarang tidak perlu menggangsur tapi jadwalnya mundur, itu ada. Macam-macam kebijakannya," kata Pustopo ketika dihubungi pada Senin (10/8/2020).
Di Sleman, kata dia, ada 410 koperasi baik primer maupun sekunder. Mayoritas jenisnya ialah koperasi simpan pinjam. "Memang cashflow agak terganggu," kata dia.
Untuk membantu jalannya operasional koperasi, Pemkab Sleman memberikan pengucuran dana dengan penguatan modal untuk membantu kas koperasi. "Besarannya macam-macam menyesuaikan kebutuhan, ada Rp100.000, Rp200.000, hingga Rp800.000 sebagai pinjaman lunak," tuturnya.
Baca juga: 100 Desa Dikembangkan untuk Berinovasi Teknologi
Bantuan dari Pemkab Sleman juga berupa dukungan untuk pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yaitu fasilitasi rapat daring dan pembuatan laporan keuangan dengan konsultasi ke Diskop UMKM. Menurutnya, koperasi di Sleman cukup aktif menyelenggarakan RAT. Hingga saat ini hanya 30% koperasi yang belum melaksanakan RAT.
Sebelumnya, kebijakan penundaan angsuran juga dilakukan oleh BMT Beringharjo. Ketua Pengurus BMT Beringharjo, Mursida Rambe mengatakan sejumlah keringanan ia berikan, seperti relaksasi, penundaan pembayaran, dan penambahan modal pada pelaku UMKM.
"Kami tidak khawatir menyalurkan kredit di masa pandemi ini selama dilakukan analisa selektif, karena ini uang amanah orang banyak, tidak bisa semua orang datang langsung pinjem, tidak. Kami analisa, uang ini aman nggak untuk usahanya," kata Mursida.
Diakuinya, penyaluran kredit sempat menurun. Namun, kini geliat untuk bangkit mulai terlihat. "Memang belum terlalu menggeliat, tapi denyutnya sudah terasa, cuma belum normal," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Sabtu 27 April 2024: Hujan Sedang di Siang Hari
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Hari Ini Harga Telur Ayam Terpantau Naik hingga Rp31 Ribu per Kilogram
- Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
- Biaya Pembangunan IKN Mencapai Rp72,1 Triliun dari APBN
- UMKM DIY Bisa Manfaatkan Securities Crowdfunding Sebagai Alternatif Pendanaan Selain Perbankan
- Kadin DIY Optimis Ekonomi Masih Stabil di Tengah Pelemahan Rupiah
- Digitalisasi Keuangan Daerah, BPD DIY Dukung Penuh Pemkot Jogja
- Journalist Competition Astra Motor Yogyakarta Kembali Digelar
Advertisement
Advertisement