Advertisement
Pemerataan Literasi Digital Diperlukan untuk Hindari Ketimpangan Ekonomi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Bank Indonesia (BI) DIY bersama sejumlah stakeholder lain berusaha mendorong literasi keuangan di era digital di tengah pandemi Covid-19. Hal itu dinilai penting, karena pandemi ini membuat semakin timpang antara masyarakat yang melek teknologi dan yang masih gagap teknologi.
Kepala BI DIY, Hilman Tisnawan mengungkapkan selain digitalisasi hal yang perlu menjadi perhatian saat ini adalah inklusi ekonomi. Dikatakannya inklusi ekonomi ini bukan hanya melek perbankan, tetapi lebih dari itu. Bagaimana ekonomi berbagai lapisan masyarakat dapat berkembang memanfaatkan teknologi yang ada.
Advertisement
BACA JUGA : Bank BPD DIY Dukung Literasi Keuangan Perkotaan
"Ingat banyak masyarakat yang tidak menikmati era digital ini. Dalam tanda kutip korban digitalisasi. Maka kita harus berbicara inklusi ekonomi saat ini. Agar para pedagang yang di pasar-pasar itu kenal teknologi digital juga," kata Hilman, saat kegiatan Sinergi Pengembangan Inovasi dan Percepatan Program Digitalisasi Daerah di Kota Jogja, Selasa (22/9/2020).
Walikota Jogja, Haryadi Suyuti mendukung gerakan digitalisasi dan inklusi ekonomi. Ia menekankan dalam hal ini adalah sinergitas antar stakeholder. "Sinergitas ini kuncinya. Tidak bisa kita jalan sendiri-sendiri. Digitalisasi ini sangat penting, baik untuk pemerintah, swasta, hingga di pasar-pasar. Kami mendukung, agar dapat meningkatkan nilai tambah suatu produk dari pedagang pasar," ucapnya.
Direktur Utama Bank BPD DIY, Santoso Rohmad menuturkan Bank BPD DIY sebagai Bank milik Pemerintah Daerah berkomitmen meningkatkan layanan ke masyarakat. Saat ini digitalisasi telah menjadi keniscayaan. Terlebih di tengah pandemi saat ini, dengan gerakan untuk mengurangi sentuhan, teknologi digital sangat tepat.
BACA JUGA : Sulitnya Mengatur Uang di Tengah Banjir Diskon Aplikasi
Selain itu BPD DIY juga memiliki komitmen untuk mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk bangkit lagi. "BPD DIY berkomitmen tidak hanya mempercepat digitalisasi tetapi juga mendukung pedagang kecil," ucap Santoso.
Salah satu upaya yang dilakukan BI dan sejumlah stakeholder, dan beringharjo.co.id tersebut dengan Smart Traditional Market (Semar) dalam rangka digitalisasi pasar tradisional dan pengembangan produk UMKM berdaya saing. Upaya ini sebagai respon dari adanya dampak Covid-19 yang mempengaruhi kehadiran pembeli di pasar. Terdapat SEMAR School yang merupakan sekolah nonformal yang memberi pengetahuan praktis kepada para pedagang dan masyarakat untuk menghadapi lingkungan bisnis online di masa depan yang sudah menjadi keniscayaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ada 243 Titik Rawan Perjalanan Kereta Api, PT KAI Gelar Inspeksi Hadapi Libur Akhir Tahun
- Harga Gula di Dalam Negeri Mahal, Ini Penyebabnya
- TikTok Shop Kembali ke Indonesia Gandeng E-Commerce, Ini Reaksi Kemenkop
- Jokowi Buka Opsi Perpanjangan Kontrak Freeport 20 Tahun, Ini Syaratnya
- Lonjakan Harga Bahan Pokok Tak Terkendali
Advertisement

Jadwal KRL Solo Jogja 9 Desember 2023, Tiket Masih Rp8 Ribu
Advertisement

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Tren Ekonomi Digital 2024: E-commerce Masih Merajai, 64 Persen Masyarakat Bayar Nontunai
- Kadin Indonesia Pilih Sikap Netral pada Pemilu 2024
- Otorita IKN Klaim Investor Korea Tertarik Bangun PLTN
- Pajak Digital Terkumpul Rp16,24 Triliun dari Januari hingga November 2023
- Bukan Bulan Ini, Program Bagi-Bagi Rice Cooker Ditarget Selesai Januari 2024
- Hotel Dilarang Aji Mumpung saat Liburan Akhir Tahun, Kenaikan Tarif Maksimal 15%
- Pengelola Mal: Kampanye Kondusif, Kunjungan ke Pusat Perbelanjaan Bisa Meningkat
Advertisement
Advertisement