Advertisement
Harga BBM Pertalite Bakal Naik, Ekonom Ingatkan Risiko Ini
Advertisement
Harianogja.com, JAKARTA — Pemerintah diminta untuk mencermati dengan baik mengenai rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis subsidi, terutama pertalite.
Pasalnya, naiknya harga BBM dapat menyebabkan daya beli masyarakat turun tajam sehingga dapat mengganggu pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Advertisement
Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyampaikan, kondisi masyarakat saat ini belum siap menghadapi kenaikan harga BBM. Apalagi, setelah inflasi bahan pangan (volatile food) secara tahunan hampir menyentuh 11% (year-on-year/yoy) pada Juli 2022.
BACA JUGA: Sinyal Harga BBM Naik Makin Kuat, Pemerintah Susun Skema Penyesuaian Harga
Bhima menuturkan, masyarakat kelas menengah yang rentan mungkin sebelumnya mampu membeli Pertamax. Namun dengan naiknya harga Pertamax beberapa waktu lalu telah membuat mereka ramai-ramai bermigrasi ke Pertalite.
Jika harga pertalite juga ikut naik, maka kelas menengah akan mengorbankan belanja lainnya sehingga dapat berimbas kepada hal-hal lain seperti serapan tenaga kerja.
"Yang tadinya bisa belanja baju, mau beli rumah lewat KPR, hingga sisihkan uang untuk memulai usaha baru, akhirnya tergerus untuk beli bensin. Imbasnya apa? Permintaan industri manufaktur bisa terpukul, serapan tenaga kerja bisa terganggu. Dan target-target pemulihan ekonomi pemerintah bisa buyar," kata Bhima, Minggu (21/8/2022).
Lebih lanjut dia menuturkan, jika inflasi menembus angka yang terlalu tinggi dan serapan tenaga kerja terganggu, Indonesia bisa menyusul negara lain yang masuk fase stagflasi.
Akibatnya, pemulihan ekonomi yang selama ini tengah berjalan dapat terganggu akibat daya beli turun tajam. Dihubungi terpisah, Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Faisal Rachman menyampaikan adanya kenaikan harga BBM sudah pasti dapat menekan pertumbuhan ekonomi.
Pasalnya, konsumsi masyarakat yang merupakan mesin utama pertumbuhan akan terdampak. Namun, menurut dia, perlu dilihat dulu berapa besar kenaikan harga BBM.
"Jika tidak terlalu besar dan kebijakan itu juga diiringi dengan tambahan bansos [bantuan sosial] dan program kebijakan yang produktif, maka dampaknya bisa minim. Jadi masih perlu tunggu sampai diumumkan dulu dampak ekonominya bagaimana," katanya Minggu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Stabilisasi Harga Beras, Disperindag DIY Ajukan Usulan Tambahan Anggaran untuk Operasi Pasar
- Daya Beli Menurun, Penggunaan Layanan Buy Now Pay Later Justru Meningkat, Indef: Hati-hati Kredit Macet!
- Hingga September 2024, Belum Ada Perusahaan DIY Daftar IPO, Ini Kendalanya
- Profil Dirut Baru Bulog Wahyu Suparyono Penganti Bayu Krisnamurthi
- Penghasilan Makin Tipis, Daya Beli Kelas Menengah di Indonesia Turun, APPBI: Lebih Suka Barang Murah
Advertisement
Pemkab Gandeng Kampus Wujudkan UMKM Sleman Naik Kelas Lewat Program Satu Sama Bunda
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Petani Tembakau dan Pengusaha Kompak Tolak Kenaikan Cukai Rokok
- Aturan Kemasan Polos Dipertanyakan oleh Industri Tembakau Alternatif
- Kehadiran Kementerian Perumahan Prabowo Didukung Menteri PUPR, Ini Alasannya
- Cek Harga Pangan Hari Ini, Kamis 12 September 2024: Telur Ayam dan Daging Sapi Naik
- Gara-gara SLIK Bermasalah Penjualan Mobil Turun
- Ternyata Proses Cetak Selembar Uang Kertas Butuh Waktu Nyaris Sebulan
- Angkat Produk Lokal, Alfamart Pasarkan 8 Produk UMKM Kota Jogja
Advertisement
Advertisement