Benarkah KUR Bisa Sasar Petani Kecil? Berikut Penjelasan Pakar
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dinilai tidak efektif. Kredit tersebut tidak sampai kepada petani kecil karena banyak dari mereka yang tidak bisa memenuhi ketentuan administrasi perbankan.
Menurut Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa, hal tersebut menjadi salah satu kendala sulitnya petani kecil untuk berkembang di Indonesia.
Advertisement
Dia menilai bahwa petani di Indonesia mengalami kondisi sulit tersebut cukup lama. Sayangnya, belum terdapat perbaikan yang berarti, meskipun Indonesia sering mendaulat diri sebagai negara agraris.
Dia mengaku pernah diundang oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution ketika masih menjabat, untuk berdiskusi soal program KUR dengan plafon Rp100 triliun.
BACA JUGA: Gencarkan Kampanye Gerakan Nontunai, BPD DIY Gandeng PGRI Sleman
Andreas dimintai pendapat mengenai efektivitas KUR bagi para petani. Dia menyampaikan dengan tegas bahwa KUR itu tidak akan sampai kepada petani kecil.
Memang, banyak pelaku sektor pertanian yang akan menerima KUR, tetapi mereka adalah petani off farm, bukan petani kecil yang secara langsung menggarap lahannya.
"Pak Darmin tanya ini bisa sampai ke petani kecil enggak? Saya bilang tidak. Kurang dari satu persen petani kecil yang mampu mengakses KUR. Lalu KUR [dinikmati] oleh siapa? Ya petani, tetapi yang off farm," ujar Andreas dalam diskusi Polemik: Waspada Resesi Ekonomi dan Krisis Pangan, Sabtu (1/10).
Profesor bidang ilmu tanah tersebut menyebut bahwa para petani kecil cenderung belum memiliki rekening bank (unbankable). Penyebabnya beragam, mulai dari keinginan untuk menyimpan uangnya sendiri, jumlah uang yang terbatas, maupun karena belum paham.
Andreas menyebut bahwa para petani kecil akhirnya banyak yang tidak bisa mengakses KUR karena tidak bisa memenuhi berbagai persyaratan yang ada, berbeda dengan petani skala besar. KUR memang tersalurkan, tetapi tidak menyentuh mereka yang berada di lapisan terbawah dengan optimal.
"Karena KUR itu harus mengikuti prinsip perbankan yang tidak mungkin diikuti petani kecil," ujarnya.
Andreas menyayangkan kondisi itu belum teratasi dengan baik. Para petani kecil kini semakin tertekan karena biaya produksi terus naik, tetapi harga jual pertanian tidak mengimbanginya, sehingga terdapat ancaman semakin sedikit orang yang bersedia menjadi petani
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Jadwal Prameks Stasiun Tugu Jogja-Kutoarjo, Sabtu 23 November 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- OJK: KUR Tidak Termasuk Utang Macet yang Bisa Dihapus
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Capai 4,7 hingga 4,9 Persen di 2025
- Harga Bitcoin Pecah Rekor, Investor Diminta Berhati-hati Titipkan Dana Investasinya
- Sah! Maya Watono Jabat Direktur Utama Holding BUMN InJourney, Berikut Profilnya
- Prabowo Raih Komitmen Investasi 8,5 Miliar Dolar AS dari Lawatannya ke Inggris
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Bea Cukai DIY Sebut Hampir Semua Stakeholder Sepakti Penerapan Cukai Minuman Berpemanis
Advertisement
Advertisement