Benarkah KUR Bisa Sasar Petani Kecil? Berikut Penjelasan Pakar

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dinilai tidak efektif. Kredit tersebut tidak sampai kepada petani kecil karena banyak dari mereka yang tidak bisa memenuhi ketentuan administrasi perbankan.
Menurut Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa, hal tersebut menjadi salah satu kendala sulitnya petani kecil untuk berkembang di Indonesia.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Dia menilai bahwa petani di Indonesia mengalami kondisi sulit tersebut cukup lama. Sayangnya, belum terdapat perbaikan yang berarti, meskipun Indonesia sering mendaulat diri sebagai negara agraris.
Dia mengaku pernah diundang oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution ketika masih menjabat, untuk berdiskusi soal program KUR dengan plafon Rp100 triliun.
BACA JUGA: Gencarkan Kampanye Gerakan Nontunai, BPD DIY Gandeng PGRI Sleman
Andreas dimintai pendapat mengenai efektivitas KUR bagi para petani. Dia menyampaikan dengan tegas bahwa KUR itu tidak akan sampai kepada petani kecil.
Memang, banyak pelaku sektor pertanian yang akan menerima KUR, tetapi mereka adalah petani off farm, bukan petani kecil yang secara langsung menggarap lahannya.
"Pak Darmin tanya ini bisa sampai ke petani kecil enggak? Saya bilang tidak. Kurang dari satu persen petani kecil yang mampu mengakses KUR. Lalu KUR [dinikmati] oleh siapa? Ya petani, tetapi yang off farm," ujar Andreas dalam diskusi Polemik: Waspada Resesi Ekonomi dan Krisis Pangan, Sabtu (1/10).
Profesor bidang ilmu tanah tersebut menyebut bahwa para petani kecil cenderung belum memiliki rekening bank (unbankable). Penyebabnya beragam, mulai dari keinginan untuk menyimpan uangnya sendiri, jumlah uang yang terbatas, maupun karena belum paham.
Andreas menyebut bahwa para petani kecil akhirnya banyak yang tidak bisa mengakses KUR karena tidak bisa memenuhi berbagai persyaratan yang ada, berbeda dengan petani skala besar. KUR memang tersalurkan, tetapi tidak menyentuh mereka yang berada di lapisan terbawah dengan optimal.
"Karena KUR itu harus mengikuti prinsip perbankan yang tidak mungkin diikuti petani kecil," ujarnya.
Andreas menyayangkan kondisi itu belum teratasi dengan baik. Para petani kecil kini semakin tertekan karena biaya produksi terus naik, tetapi harga jual pertanian tidak mengimbanginya, sehingga terdapat ancaman semakin sedikit orang yang bersedia menjadi petani
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hestia Connecting Hotel Beri Promo Spesial Staycation With Hestia di Bulan Ramadhan
- Ramadan, Hyatt Regency Yogyakarta Hadirkan Ngabuburit dan Bazaar UMKM di Alam Terbuka
- UU Cipta Kerja Disahkan, Begini Cara Hitung Pesangon sesuai Masa Kerja
- Berhenti Jual Dawet dan Bakso Keliling, Wahyudin Sukses Berjualan Martabak dan Jadi Mitra UMKM Indomaret
- UMKM Expo, Kemenkeu Hadir untuk UMKM di DIY
Advertisement
Advertisement

Deretan Warung Sate di Seputaran Imogiri, Serbu Saat Buka Puasa!
Advertisement
Berita Populer
- Ramadan, Hyatt Regency Yogyakarta Hadirkan Ngabuburit dan Bazaar UMKM di Alam Terbuka
- Hestia Connecting Hotel Beri Promo Spesial Staycation With Hestia di Bulan Ramadhan
- SWI: Pinjol Ilegal Tetap Marak karena Bikin Aplikasi itu Gampang
- Beli Rokok Pakai Uang Bansos Bisa Disanksi
- Pengumuman! Bulog Mulai Salurkan Bansos Beras Hari Ini
Advertisement