BPS DIY Catat Inflasi Bulanan Juli 2023 Sebesar 0,28%

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat inflasi Juli 2023 sebesar 0,28% secara bulanan atau month to month (mtm). Inflasi secara tahun kalender atau year to date (ytd) sebesar 1,93%, dan secara tahunan atau year on year (yoy) sebesar 4%.
Inflasi DIY masih lebih tinggi dibandingkan nasional, dengan posisi inflasi nasional 0,21% secara mtm, secara ytd sebesar 1,45%, dan secara yoy sebesar 3,08%.
Advertisement
BACA JUGA:Â Dinilai Sukses Kendalikan Inflasi, Pemkab Sleman Terima Insentif Fiskal Rp10 Miliar
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan inflasi Juli 2023 masih lebih rendah dibandingkan Juli 2022 di posisi 0,47%. Namun jika dibandingkan bulan Juni 2023 yang hanya 0,02%, inflasi Juli 2023 jauh lebih tinggi.
"Inflasi bulan ke bulan Juli 2023 sebesar 0,28%, dan inflasi tahun kalender yaitu Januari - Juli 2023 untuk DIY mencapai 1,93%," ucapnya dalam konferensi pers di kantor BPS DIY, Selasa (1/8/2023).
Berdasarkan kelompok pengeluaran secara mtm ada dua kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi 0,10%. Yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 0,43%, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan inflasi 0,80%.
Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi juga ada dua yaitu perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga -0,07%, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan -0,04%.
"Namun karena sedikit yang mengalami penurunan harga, dan andilnya yang relatif rendah, maka secara andil tidak mengalami perubahan," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan dari 90 kota yang dihitung inflasinya ada 77 kota yang mengalami inflasi termasuk DIY, dan 13 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari 1,43% dan DIY di posisi 33 dengan inflasi 0,28%.
"Tingkat inflasi yoy secara nasional tertinggi Merauke, inflasinya sebesar 5,21% posisi DIY nomor 12 inflasi 4% ini artinya kalau asumsi makro 3 plus minus 1, DIY sudah memasuki sesuai asumsi tersebut."
Sementara komoditas pendorong inflasi diantaranya seperti daging ayam ras dengan andil 0,06%, angkutan udara 0,05%, rokok kretek filter 0,04%, disusul telur ayam ras, bawang putih dan lainnya.
"Penghambat inflasi Juli pertama cabai rawit, bawang merah, dan tomat, masing-masing memberikan andil -0,02%, disusul bayam, beras, minyak goreng, dan lainnya."
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan, secara nasional inflasi bulanan disumbang oleh kelompok transportasi dengan inflasi sebesar 0,58% dengan andil 0,08%. Komoditas penyumbang inflasi secara mtm terbesar adalah angkutan udara dengan andil 0,06%, daging ayam ras dengan andil 0,04%, cabai merah 0,03%, bawang putih andil 0,02%.
"Serta beberapa komoditas dengan andil 0,01% seperti biaya sekolah, telur ayam ras, biaya sekolah menengah atas, biaya sekolah menengah pertama, rokok kretek filter, dan kentang," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BP Tapera Salurkan Pembiayaan Rumah FLPP Rp17,24 Triliun untuk 33 Provinsi
- Bank Mandiri Siap Penuhi Ketentuan Pemblokiran Rekening Judi Online
- Update Harga Emas Pegadaian Hari Ini, dari Ukuran 0,5 Gram hingga 1 Kg
- Pertumbuhan Ekonomi RI Menguat, Tekstil Negara Maju Serbu Pasar Domestik
- Kembangkan Wisata Halal, Jumlah Hotel Syariah di Indonesia Naik 500%
Advertisement

PAD Pariwisata Baru Tercapai 36,39 Persen, Pantai Parangtritis Masih Jadi Primadona Destinasi di Bantul
Advertisement

Unik, Taman Sains Ini Punya Gedung Seperti Pesawat Ruang Angkasa
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Anjlok Lagi! Ini Penyebabnya...
- Mitsubishi XForce Resmi Meluncur di Pulau Dewata, Harga Mulai Rp391,9 Juta
- Jaga Stabilitas Sistem Perbankan, LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan
- LPS Bakal Tindak Pelaku Fraud Sampai Hidupnya Susah
- Tabungan Orang Kaya di Atas Rp5 Miliar Turun, Ada Apa?
- Isi Bensin Semakin Mudah, Bisa Patungan dengan MyPertamina
- Begini Keuntungan dan Risiko Menabung di BPR
Advertisement
Advertisement