Indeks Ketimpangan Gender, DIY Jadi Provinsi Paling Setara
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY merilis Indeks Ketimpangan Gender (IKG) 2022. Secara nasional, IKG 2022 sebesar 0,459 atau turun 0,006 poin dibandingkan 2021 sebesar 0,456. Khusus DIY, IKG 2022 sebesar 0,240 atau turun 0,01 poin dibandingkan 2021 sebesar 0,250.
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan IKG DIY pada 2022 paling rendah dibandingkan provinsi lainnya. Artinya, kesetaraan gender di DIY terbaik di Indonesia. "Kesetaraannya terbaik karena kalau IKG-nya semakin kecil nilainya, maka semakin setara," katanya dalam konferensi pers di Kantor BPS DIY, Selasa (1/8/2023).
Advertisement
Ada tiga dimensi yang digunakan untuk mengukur IKG, pertama dimensi kesehatan reproduksi dengan dua indikator IKG yakni proporsi perempuan yang melahirkan hidup tidak difasilitas kesehatan (MTF), dan proporsi perempuan 15-49 tahun yang saat melahirkan hidup pertama berusia kurang dari 20 tahun (MHPK20).
Kedua, pemberdayaan dengan dua indikator IKG yakni persentase penduduk usia 25 tahun ke atas dengan pendidikan SMA ke atas dan persentase anggota legislatif. Dimensi ketiga adalah pasar tenaga kerja dengan satu indikator IKG tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK).
BACA JUGA: Volume Sampah Pasar di Jogja Sukses Dikurangi hingga 9,5 Ton
Ada tiga indikator yang menempatkan DIY pada provinsi terbaik di Pulau Jawa, di antaranya MTF, gap pendidikan minimal SMA, dan gap TPAK. "MPHK20 nomor dua di bawah DKI, gap keterwakilan legislatif nomor tiga di bawah Jawa Barat dan DKI. Pada 2022, IKG DIY menempati urutan pertama secara nasional 0,240, disusul DKI urutan kedua nasional. Adapun provinsi dengan ketimpangan tertinggi di Pulau Jawa adalah Jawa Barat," katanya.
Sleman Paling Setara
Hasil penghitungan indikator IKG di kabupaten/kota di DIY, penurunan tertinggi ada di Sleman sebesar 0,10 poin dari 2021. Sementara, Bantul pada 2022 naik 0,09 poin dari 2021.
Untuk pendidikan SMA sederajat, Herum mengatakan DIY lebih baik dibandingkan provinsi lain. Dalam hal reproduksi, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan sudah baik. "Juga indikator melahirkan pertama di usia kurang dari 20 tahun, kalau angkanya sedikit, artinya [sudah ada kesadaran] bahwa reproduksi yang lebih aman jangan menikah dini," katanya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan IKG 2022 membaik dari 2021, di mana pada 2022 IKG sebesar 0,459 atau turun 0,006 poin dibandingkan 2021 sebesar 0,465. Perbaikan IKG ini dipengaruhi oleh ketercapaian pada dimensi kesehatan reproduksi dan pemberdayaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
- Nilai Impor pada Oktober 2024 Capai 21,94 Miliar Dolar AS, Naik 16,54 Persen
Advertisement
Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jumat 22 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BI Janjikan Insentif untuk Perbankan Dukung Program 3 Juta Rumah
- Di Electricity Connect 2024, PLN Galang Kolaborasi Global Wujudkan Transisi Energi di Indonesia
- Hasil Sidak, 4 SPBU di DIY Ditutup karena Melakukan Kecurangan, Ini Daftarnya
- OJK Awasi Ketat Entitas Pinjol KoinP2P
- Perbanyak Transaksi di GoFood, Menangkan Pengalaman Eksklusif Konser MALIQ & DEssentials
- Ekonom Dukung Keputusan BI Tahan Suku Bunga 6%
- PPN Jadi 12% Tahun Depan, Harga Barang Elektronik Juga Bakal Ikut Naik
Advertisement
Advertisement