OJK Akui Gap Literasi dan Inklusi Keuangan di Indonesia Masih Tinggi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui gap antara literasi dan inklusi keuangan di Indonesia masih tinggi.
Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan & Komunikasi OJK, Aman Santosa menyampaikan berdasarkan survei literasi keuangan akhir 2022, capaian literasi keuangan baru 49,68%, padahal tingkat inklusinya sudah 85%.
Advertisement
Data ini menunjukkan lebih banyak masyarakat yang mengakses atau menggunakan produk jasa keuangan tapi belum terliterasi. Menurutnya, ini menjadi tantangan, sebab Presiden menargetkan pada 2024 mendatang inklusi keuangan mencapai 90%.
"Artinya yang paham baru 49,68 persen, tapi yang pakai 85 persen ada gap ada ruang. Banyak orang yang sudah gunakan produk keuangan tapi belum paham-paham amat," ucapnya dalam pembukaan Financial Expo (FinExpo) 2023 di Pakuwon Jogja Mall, Kamis (26/10/2023).
Baca Juga: Fintech Berkembang Terus-menerus, Kenali Jenis-jenisnya!
Akibat dari gap ini masih banyak masyarakat yang mengadu ke OJK terjebak pinjaman online (Pinjol) ilegal, investasi bodong, dan lainnya. Aduan ini muncul karena ketidakpahaman masyarakat pada produk jasa keuangan.
Merespons kondisi ini, kata Arman, OJK bersama beberapa pihak terkait dengan menyiapkan berbagai strategi mendorong literasi dan inklusi keuangan. Melalui berbagai event termasuk FinExpo 2023 ini. Event ini sudah berlangsung sejak 2016 dan terus diulang agar literasi dan inklusi keuangan tidak berhenti.
"Ini merupakan suatu pengulangan harus terus menerus. Pelaksanaan FinExpo tahun ini mengangkat tema Akses Keuangan Merata, Masyarakat Sejahtera, untuk mendorong perluasan akses ke produk industri jasa keuangan dan layanan jasa keuangan kepada berbagai lapisan masyarakat," jelasnya.
Baca Juga: Soal Kasus Nasabah Bunuh Diri, AdaKami Tunggu Keterangan Bareskrim
Pameran Lembaga Jasa Keuangan atau Financial Expo (FinExpo) 2023, merupakan salah satu bentuk kolaborasi antara regulator [OJK, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin Simpanan), Self Regulatory Organization (SRO), dan Lembaga Jasa Keuangan dalam mendukung kegiatan Bulan Inklusi Keuangan (BIK). FinExpo 2023 berlangsung selama empat hari mulai 26 hingga 29 Oktober 2023.
Ketua FinExpo 2023, Wani Sabu menyampaikan FinExpo 2023 merupakan pameran lembaga jasa keuangan yang sangat lengkap. Mulai dari perbankan, asuransi, pegadaian, pasar modal, hingga financial technology (fintech).
Baca Juga: Pemerintah: Fintech Berperan Penting Usai Pandemi Covid-19
Dia berharap banyak masyarakat yang hadir alam Expo ini karena selain bisa melihat produk industri jasa keuangan, masyarakat juga bisa belajar. Terkait dengan produk apa yang sekiranya cocok dibeli apakah asuransi atau menabung, lalu kalau menabung pasnya di mana.
"Ada konsultan membantu dalam memilih produk sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Ada yang konvensional, syariah, digital, tinggal pilih saja yang sesuai dengan gaya hidup, selera, dan kemampuan," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Puluhan Petani Tanaman Landscape di Sleman Dukung Harda-Danang di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- OJK: KUR Tidak Termasuk Utang Macet yang Bisa Dihapus
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Capai 4,7 hingga 4,9 Persen di 2025
- Harga Bitcoin Pecah Rekor, Investor Diminta Berhati-hati Titipkan Dana Investasinya
- Sah! Maya Watono Jabat Direktur Utama Holding BUMN InJourney, Berikut Profilnya
- Prabowo Raih Komitmen Investasi 8,5 Miliar Dolar AS dari Lawatannya ke Inggris
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Bea Cukai DIY Sebut Hampir Semua Stakeholder Sepakti Penerapan Cukai Minuman Berpemanis
Advertisement
Advertisement