Advertisement

GIPI DIY Gelar Rakerda Dorong Wisata Berkelanjutan dan Bertanggung Jawab

Media Digital
Selasa, 12 Desember 2023 - 13:37 WIB
Abdul Hamied Razak
GIPI DIY Gelar Rakerda Dorong Wisata Berkelanjutan dan Bertanggung Jawab (tiga dari kiri) Ketua Badan Promosi Pariwisata DIY, Gusti Kanjeng Ratu Bendoro dan (empat dari kiri) Ketua GIPI DIY, Bobby Ardianto dalam pembukaan Rakerda 2023/2024 di Taman Pintar, Selasa (12/12 - 2023). Anisatul Umah / Harian Jogja.

Advertisement

JOGJA— DPD Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) 2023/2024 di Taman Pintar, Selasa (12/12/2023).

Ketua GIPI DIY, Bobby Ardianto mengatakan tujuan dari digelarnya Rakerda ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya pariwisata berkelanjutan dan bertanggungjawab, khususnya di DIY.

Menurutnya wisata berkelanjutan tidak hanya menjaga kelestarian dan lingkungan, namun juga melibatkan aspek sosial dan budaya. Selain aspek keberlanjutan juga mencakup pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana.

"Melalui Rakerda GIPI DIY diharapkan para pelaku pariwisata bisa saling berbagi pengalaman dan best practices dalam menjalankan usaha pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggungjawab," ucapnya.

Bobby menyebut inisiasi ini sudah dilakukan sejak tahun lalu, di mana ini menjadi langkah awal dari bagi semua stakeholder pariwisata, pemerintah daerah (Pemda), industri, dan masyarakat. Sama-sama bertanggungjawab untuk mencapai wisata berkelanjutan dan bertanggungjawab.

"Perjalanan satu tahun gak mudah, ini gerakan bersama, harus disengkuyung bersama khususnya Pemda, industri, dan masyarakat sehingga apa yang menjadi tujuan bersama bisa diwujudkan," ucapnya.

Senada dengan GIPI, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Kurniawan mengatakan wisata berkelanjutan dan bertanggungjawab menjadi kewajiban bersama. Sebagai asosiasi pariwisata, GIPI senantiasa berkolaborasi dalam mewujudkan hal tersebut,

"Harus perhatikan generasi yang akan datang, produk lokal, inovasi, demi kemajuan pariwisata DIY. Semoga GIPI makin jaya dan berkontribusi kepariwisataan DIY," jelasnya.

Persiapan Wisata Akhir Tahun


Kurniawan menyebut sudah ada surat edaran dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang penyelenggaraan kegiatan wisata yang aman dan nyaman saat perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Dari surat edaran ini ada beberapa yang perlu ditindaklanjuti.

Faktor keamanan hingga kesiapan destinasi menjadi hal yang perlu diantisipasi. Termasuk antisipasi kesiapan pada potensi cuaca ekstrim. Koordinasi juga dilakukan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait destinasi yang rawan longsor dan banjir.

"Lalu juga antisipasi kemacetan, koordinasi dengan Dinas Perhubungan. Kami akan koordinasi bersama-sama," ucapnya.

Pariwisata bertanggungjawab juga sudah mulai dijalankan seperti kerjasama dengan rumah sakit (RS). Sebuah kerjasama dalam rangka meindaklanjuti sebuah kedaruratan.

"Terima kasih Pak Bobby sudah undang RS kami perjanjian kerjasama langsung tindaklanjuti kedaruratan di destinasi. Misalnya saat ada yang jatuh, serangan jantung, hingga stroke sebelum ditangani medis mereka sudah tertangani," lanjutnya.

Sementara terkait potensi sampah di malam tahun baru Bobby menyampaikan telah memberikan edukasi ke teman-teman industri untuk menggandeng waste management. Sehingga saat event rampung sampah juga langsung tertangani.

"Sehingga event selesai sampah clear, sampah ditimbang dan diuangkan sekalian. Ini perlu bersama-sama, bahwa setiap event harus kerjasama."

Tarif Nuthuk di Akhir Tahun


Ketua Badan Promosi Pariwisata DIY, Gusti Kanjeng Ratu Bendoro menyampaikan komunikasi harus dilakukan dua arah. Edukasi dari yang ada di Jogja misalnya tukang parkir, dan juga kepada wisatawan. Bahwa Malioboro dan sekitarnya adalah area premium yang tentunya parkirnya juga premium.

Hanya saja mungkin karena tidak diberi tahu sejak awal sehingga dianggap nuthuk. Jogja ini masih dalam citra murah, namun mereka tidak mau murahan sehingga ada harga ada rupa.

"Semakin dekatnya lokasi parkir, tempat makan, dan lainnya yang area premium di manapun di seluruh dunia rulesnya akan lebih mahal. Tetapi itu pasti ada. Kalau orang mengeluh Malioboro mahal agak keluar dikit di gengnya itu sudah berbeda," paparnya.

Dalam rangka antisipasi, menurutnya tarif bisa ditempel. Sehingga wisatawan sudah tahu sejak awal. "Sehingga wisatawan juga tahu oh di sini misal Rp10.000 mau Rp5.000 an agak ke sana," paparnya. (***)

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

SINAU PANCASILA: Menjaga Kerukunan dan ketentraman Masyarakat

Bantul
| Jum'at, 17 Mei 2024, 22:17 WIB

Advertisement

alt

Tak Mau Telat Terbang? Ini 5 Rekomendasi Hotel Bandara Terbaik di Dunia

Wisata
| Selasa, 14 Mei 2024, 22:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement