Advertisement
Bangun Ekonomi dengan Digitalisasi
Advertisement
Di era teknologi yang kian maju, digitalisasi adalah hal yang tak bisa dihindarkan. Pun begitu dengan perbankan. Transaksi digital adalah sebuah keniscayaan yang mau tak mau harus diterapkan.
Untuk itulah, Bank BPD DIY terus berkomitmen memaksimalkan penyaluran kredit, terutama kredit produktif untuk sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dengan adanya keberpihakan terhadap UMKM inilah, Bank BPD DIY berupaya membuktikan peran signifi kannya dalam mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goal’s (SDGs) di DIY.
Advertisement
Direktur Utama (Dirut) Bank BPD DIY, Santoso Rohmad, mengatakan BPD DIY terus berupaya mengembangkan ekosistem digital melalui beberapa strategi.
Di antaranya menciptakan ekosistem digital di masyarakat, mengajak masyarakat bertransaksi nontunai; mempercepat pertumbuhan bisnis digital dengan menggandeng UMKM; serta membangun Digital Culture pada seluruh aktivitas bank.
Digitalisasi BPD DIY pun nyatanya terus berkembang. Terbukti dengan peningkatan jumlah merchant yang menggunakan QRIS melalui aplikasi QRIS Ultimate Automated Transaction (QUAT) yang per November 2023, tumbuh 31% menjadi 105.920 merchant (year-on- year/yoy). “Sementara, total transaksi dari Januari-November 2023 mencapai Rp383,6 miliar dengan total frekuensi sebesar 2,56 juta transaksi,” ucap Santoso, Jumat (8/1).
Upaya digitalisasi tersebut kini kian digencarkan oleh Bank BPD DIY dengan menyasar desa (sekarang kalurahan) melalui Sistem Keuangan Desa (Siskeudes).
Berdasarkan Surat Kemendagri No. 100.3.3.3/290/ BPD tertanggal 5 Juli 2023 perihal Implementasi Transaksi Nontunai pada Pemerintah Desa, Bank BPD DIY menjadi salah satu dari enam BPD yang sudah mendapat Izin Interkoneksi Siskeudes per 30 Juni 2023.
“Bank BPD DIY telah berinovasi dengan mengembangkan aplikasi Digitalisasi Dana Desa Yogyakarta [DIGDAYA], untuk memudahkan perangkat desa dalam melakukan transaksi keuangan secara nontunai,” kata Santoso.
Kesuksesan dalam bertransformasi secara digital dibuktikan dengan memperoleh Sertifikat ISO 27001 terkait dengan pemenuhan Information Security Management System pada Mobile Banking pada 4 Juli 2023.
Kredit Produktif
Penyaluran kredit BPD DIY, kata Santoso, sejauh ini memang difokuskan untuk sektor produktif, khususnya sektor UMKM dengan persentase sebesar 60%.
Menurut pria yang baru saja menerima penghargaan Top 100 CEO 2023 dari Infobank Media Group tersebut, pemfokusan pada sektor produktif khususnya UMKM menjadi bukti komitmen BPD DIY dalam memberikan kemudahan akses permodalan bagi usaha mikro di DIY.
Akses modal ini bisa diakses melalui kredit Pemberdayaan Ekonomi Daerah (Pede). Santoso berharap melalui Kredit Pede, semakin banyak UMKM yang bisa dirangkul dan bisa naik kelas.
Kredit Pede merupakan bagian dari program percepatan pemulihan ekonomi nasional, sekaligus mendukung program Tim Pengendalian Infl asi Daerah (TPID). Kredit Pede juga merupakan kredit yang murah dengan suku bunga hanya 3% efektif per tahun.
BPD DIY menyediakan plafon maksimal sampai dengan Rp50 juta dengan tenor dua tahun. “Hingga Oktober 2023, kami telah menyalurkan Kredit Pede kepada 3.954 debitur dengan total nominal sebesar Rp39,07 miliar,” ucap Santoso.
Lebih lanjut, Santoso mengatakan sejak 2013 BPD DIY juga mendapat kepercayaan oleh pemerintah untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Kredit ini dipergunakan untuk penambahan modal kerja dan/atau investasi kepada pelaku usaha individu/perseorangan, badan usaha dan/atau kelompok usaha produktif yang layak tetapi belum memiliki agunan tambahan, atau agunan tambahan belum cukup. “Hingga Oktober 2023, Bank BPD DIY telah menyalurkan KUR kepada 44.646 debitur dengan nominal sebesar Rp3,32 triliun,” kata Santoso.
Selain memberikan kemudahan akses modal, BPD DIY juga mendorong UMKM naik kelas melalui berbagai pelatihan. Di antaranya pelatihan micro business simulation. UMKM diberi pelatihan terkait manajemen keuangan yang dikemas dalam bentuk simulasi permainan.
Lalu, pelatihan digitalisasi bagi tim penggerak PKK DIY diperuntukan bagi anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K PKK). Selain itu, dilakukan pembinaan dan pembekalan soal akses pendanaan/permodalan bagi UP2K PKK di tingkat kabupaten/kota.
BPD DIY juga memberikan dukungan kepada Sistem Informasi Pembinaan Koperasi dan UKM DIY (Sibakul Jogja). Ini merupakan bentuk digitalisasi model Pembinaan Sirkular Diskop UKM DIY bagi pelaku Koperasi dan UMKM di DIY. “Saat ini lebih dari 300.000 UMKM sudah menjadi anggota SiBakul dan link pengajuan KUR Bank BPD DIY sudah terdapat di web Sibakul.”
Laku Pandai
Bank BPD DIY optimistis bisnisnya akan terus tumbuh tahun depan. Laba 2024 ditargetkan mencapai Rp392 miliar atau tumbuh 5,04% dari proyeksi 2023.
Santoso menyebut rencana bisnis BPD DIY pada 2024 diselaraskan dengan program Pemerintah Daerah (Pemda) DIY.
Pertama, reformasi kalurahan melalui penguatan jaringan layanan Bank BPD DIY guna mendukung pertumbuhan wilayah desa/kalurahan, khususnya melalui pengoptimalan jaringan agen Laku Pandai (Agen BPD DIY) di tingkat kalurahan dan padukuhan. Kedua, pemberdayaan kawasan selatan yakni Gunungkidul, Bantul, dan Kulonprogo, khususnya dalam mendukung sektor pariwisata melalui berbagai inovasi digital diintegrasikan dengan Visiting Jogja.
Sementara yang ketiga adalah pengembangan budaya inovasi dan pemanfaatan teknologi informasi. Ini ditempuh melalui pengembangan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) serta dukungan bagi Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) guna mendukung peningkatan penerimaan daerah.
Guna meningkatkan perekonomian di tingkat kalurahan, Bank BPD DIY berupaya menggandeng BUMDes/BUMKal sebagai Agen BPD DIY. “Diharapkan Agen BPD DIY bisa menjadikan layanan perbankan sederhana dan mudah dipahami serta mendekatkan kami kepada masyarakat yang belum terjangkau layanan keuangan,” ucap Santoso.
Salah satu Agen Bank BPD DIY adalah Kelompok Tani Karangwuni di Kulonprogo. Dengan menjadi mitra Agen Bank BPD DIY, para petani diharapkan dapat lebih mudah, dekat, dan lebih aman dalam melakukan transaksi keuangan, khususnya dalam menerima hasil penjualan yang selama ini masih dilakukan secara tunai. BPD DIY juga berkomitmen pada pengembangan desa bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). BPD DIY punya peran penting mendorong pembangunan desa sesuai dengan potensi yang ada.
“Melalui pembangunan ini, kantong-kantong kemiskinan yang berada di kalurahan diharapkan dapat ditekan.”
Literasi Keuangan Bank BPD DIY pun terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan di lingkungan sekolah melalui peluncuran program SMETANOVA EDU SMART BANK.
Program ini diluncurkan dengan menggandeng Dinas Pendidikan dan OJK DIY. Program ini diharapkan menjadi sarana bagi para siswa dalam meningkatkan kompetensi keahlian [teaching factory] dan literasi keuangan bagi warga sekolah. “Program ini juga sebagai salah satu strategi untuk mewujudkan Program Kejar,” kata Santoso. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pemilu Bikin Pasar Properti DIY Lesu, REI DIY Optimistis Triwulan II 2024 Tumbuh Positif
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
Advertisement
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Aprisindo: Idustri Alas Kaki Dalam Negeri Masih Menghadapi Tekanan
- Begini Perjalanan Bata, Merek Sepatu Legendaris yang Pilih Tutup Pabrik karena Merugi
- HET Beras Dikerek, Ekonom Ingatkan Dampaknya bagi Masyarakat
- Listrik Masuk Sawah, Petani Sragen Untung 35% LebihBanyak dengan Program Electrifying Agriculture PLN
- Update Harga Bahan Pokok Hari Ini 6 Mei 2024: Beras, Minyak Goreng, Bawang Putih Naik
Advertisement
Advertisement