Advertisement
BEI Catat Ada 29 Perusahaan Antre IPO

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sampai dengan 5 Januari 2024 terdapat 29 perusahaan masuk dalam daftar antrian penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) BEI.
Dari 29 perusahaan yang antre IPO 19 diantaranya merupakan perusahaan aset skala menengah (antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar). Lalu 2 lainnya aset skala kecil (aset di bawah Rp50 miliar), dan 8 perusahaan aset skala besar (aset diatas Rp250 miliar).
Advertisement
"Hingga saat ini, terdapat 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," ucap Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, Sabtu (6/01/2024).
BACA JUGA: Kapolri Bangun Sumur Bor di Gunungkidul untuk Penuhi Kebutuhan Air Bersih
Jika dirinci berdasarkan sektor 29 perusahaan yang antre IPO terdiri dari 3 perusahaan sektor basic materials, 6 perusahaan dari sektor consumer cyclicals, 4 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, 2 perusahaan dari sektor energy, 5 perusahaan dari sektor industrials.
"2 perusahaan dari sektor infrastructures, 1 perusahaan dari sektor properties & real estate, 5 perusahaan dari sektor technology, dan 1 perusahaan dari sektor transportation & logistic," lanjutnya.
Sementara sampai 5 Januari 2024 tercatat ada 1 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp0,13 triliun.
Sebelumnya, BEI Yogyakarta menyampaikan satu UMKM yang berencana IPO pada 2023 masih terkendala beberapa persyaratan. Kepala BEI Yogyakarta, Irfan Noor Riza mengatakan kendala tersebut membuatnya menunda IPO dan dimungkinkan baru akan dilakukan 2024.
BACA JUGA: Lampaui Target, Penerimaan Pajak DIY 2023 Rp6,01 Triliun
Akan tetapi, kata Irfan, untuk perusahaan kelas menengah, atau masuk Kategori Papan Pengembangan, ada satu perusahaan dari DIY yang berhasil IPO pada 30 November 2023 lalu. Perusahaan tersebut adalah PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM).
Perusahaan kelas menengah tersebut bergerak dalam bidang usaha peternakan dan rumah potong ayam, dan masuk dalam sektor barang konsumen primer.
"Semoga kedepan dari DIY akan segera bermunculan perusahaan-perusahaan yang IPO dari berbagai skala besar, menengah, maupun skala UMKM, sehingga pasar modal di DIY kedepan akan semakin bertumbuh," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Perolehan Medali di PORDA DIY Tak Terkejar, Sleman Kunci Juara Umum
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Merger Pelita Air dan Garuda, Begini Tanggapan CEO Danantara
- Impor Komoditas Etanol Akan Dibatasi, Ini Tujuannya
- Kucuran Rp200 Triliun Himbara Perlu Diimbangi Kemudahan Usaha
- Harga Jual Emas Antam, UBS dan Galeri24 Hari Ini Kompak Naik
- Jelang Merger, Pelita Air Buka Rute Singapura-Jakarta Kelas Premium
- Kendalikan Konsumsi, Ekonom UGM Usul Cukai Rokok Sebaiknya Naik
- Harga Pangan Hari Ini: Beras Medium, Bawang, hingga Cabai Turun
Advertisement
Advertisement