Advertisement
Harga Makanan di Warteg Jadi Mahal, Ini Penyebabnya Menurut BPS

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Penjualan makanan khususnya nasi dan lauk pauk di warung-warung termasuk warung tegal (warteg) naik harga. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut kenaikan ini dikarenakan naiknya harga beras.
BPS menyampaikan bahwa komoditas beras merupakan penyumbang inflasi terbesar pada Februari 2024.
Advertisement
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyampaikan bahwa harga beras pada periode tersebut meningkat baik secara bulanan maupun tahunan.
“Pada Februari 2024, komoditas beras kembali mengalami inflasi sebesar 5,32% dengan andil sebesar 0,21%,” katanya dalam konferensi pers, Jumat (1/3/2024).
Habibullah mengatakan kenaikan harga beras tersebut berdampak pada penjualan makanan, khususnya nasi dan lauk pauk, di mana pun, termasuk di warteg.
“Harga makanan di warteg yang dapat digambarkan oleh komoditas nasi dan lauk pauk, jadi ketika kita makan dimanapun juga tidak hanya di warteg dengan komoditas nasi dan lauk pauk tercatat mengalami kenaikan,” jelasnya.
BACA JUGA: Bus Eka Surabaya-Jogja Kecelakaan, Satu Orang Terluka
Dia mengatakan, BPS juga turut mendata kenaikan harga nasi dan lauk pauk, yaitu sebesar 0,30%. "Jadi ada andil inflasinya signifikan 0,01% [nasi dan lauk pauk]," tuturnya.
BPS mencatat, kenaikan harga beras pada Februari 2024 terjadi di 37 provinsi, sementara hanya di 1 provinsi harga beras mengalami penurunan.
Adapun, BPS mencatat inflasi pada Februari 2024 meningkat menjadi sebesar 2,75% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari bulan sebelumnya. Pada Januari 2024, inflasi tercatat lebih rendah sebesar 2,57% yoy.
Habibullah menjelaskan berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi terutama dipicu oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 6,36% dan memberikan andil sebesar 1,79% terhadap total inflasi.
“Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok ini antara lain beras, cabai merah, daging ayam ras, sigaret kretek mesin, tomat, bawang putih, dan gula pasir,” katanya.
Secara bulanan, inflasi pada Februari 2024 terjadi sebesar 0,37% (month-to-month/mtm), dengan kelompok penyumbang terbesar juga dari makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,00% dan memberikan andil inflasi sebesar 0,37%.
Komoditas penyumbang terbesar inflasi bulanan diantaranya beras dengan andil sebesar 0,21%, cabai merah 0,09%, telur ayam ras 0,04%, serta daging ayam ras 0,02%. (Sumber: Bisnis.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pemerintah Telah Gelontorkan Dana Bansos Rp43,6 Triliun, Terserap 12,1 Persen
- 6 Mata Uang Ini Gilas Dolar AS
- Tiga Alasan Bank Indonesia Menurunkan Suku Bunga Saat Ini Jadi 5,5 Persen
- Presiden Prabowo Sebut Jatah Impor BBM 40 Miliar Dolar AS Bisa Digunakan untuk Pendidikan dan Kesehatan
- Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan Menjadi 5,5 Persen
Advertisement

Pembebasan Lahan Tol Jogja-Solo Seksi 1 dan Seksi 2 Wilayah Sleman Diperluas hingga 27 Hektare, Ini Data Desa Terdampak
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Anak Usaha BUMN yang Merugikan UMKM Diusulkan untuk Dibubarkan
- Pertamina Diminta Impor Minyak dari Amerika Serikat, Menteri Bahlil: Tidak Ada Alasan
- Di Jakarta, Perusahaan yang Menahan Ijazah Karyawan Diancam Dicabut Izinnya
- Pemerintah Telah Gelontorkan Dana Bansos Rp43,6 Triliun, Terserap 12,1 Persen
- Begini Tanggapan Ekonom DIY Atas Keputusan BI Turunkan Suku Bunga Jadi 5,50 Persen
- Novotel Suites Yogyakarta Malioboro Raih Penghargaan dari Dinsosnakertrans Kota Jogja
- Serunya Fitur Games Di Aplikasi MotorkuX, Tukar Poin jadi Kupon Layanan Kebutuhan Motor Honda Kesayangan
Advertisement