Advertisement

Promo November

OJK Klaim Ketahanan Perbankan Terjaga di Tengah Pelemahan Rupiah

Anisatul Umah
Jum'at, 19 April 2024 - 22:17 WIB
Mediani Dyah Natalia
OJK Klaim Ketahanan Perbankan Terjaga di Tengah Pelemahan Rupiah Investasi daerah / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai ketahanan perbankan nasional masih tetap terjaga di tengah pelemahan rupiah dan tekanan geopolitik global. Berdasarkan hasil uji ketahanan atau stress test yang dilakukan OJK.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan pengaruh pelemahan rupiah tidak signifikan berdampak langsung pada permodalan bank. Mengingat posisi devisa neto (PDN) perbankan Indonesia masih jauh dibawah threshold. Secara umum dalam posisi PDN 'long atau aset valas lebih besar dari kewajiban valas.

Advertisement

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dalam menghadapi dampak geopolitik global yang saat ini terjadi. Menurutnya ketenangan dan rasionalitas dari masyarakat, serta koordinasi antar otoritas terkait, merupakan faktor kunci. "Dalam menghadapi dinamika perekonomian global yang saat ini terjadi," ucapnya dalam keterangan resminya, Jumat (19/04/2024).

Menurutnya OJK rutin melakukan uji ketahanan terhadap perbankan. Menggunakan beberapa variabel skenario makroekonomi dan mempertimbangkan faktor risiko utama yaitu risiko kredit dan risiko pasar.

Baca Juga

OJK Setop Kebijakan Restrukturisasi Pembiayaan Covid-19 Sektor PVML

OJK DIY Sebut Tidak Ada BPR/BPRS Diawasi Karena Bermasalah

Restrukturisasi Kredit Covid Segera Berakhir, Ini Permintaan OJK DIY untuk Perbankan

Menurutnya capital adequacy ratio (CAR) yang masih tinggi diyakini mampu menyerap fluktuasi nilai tukar rupiah maupun suku bunga yang masih tertahan relatif tinggi. "Porsi dana pihak ketiga (DPK) sampai akhir Maret 2024 masih cukup baik."

Penguatan dolar AS, kata Dian, berdampak pada seluruh mata uang global. Tercermin dari Dollar Index yang mencatatkan tren kenaikan sejak akhir Maret 2024.

Lebih lanjut dia menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi seperti kebijakan suku bunga high for longer yang masih berlanjut di tengah kuatnya perekonomian AS namun bersamaan dengan laju inflasi AS yang masih cukup jauh dari target 2%.

Diperkuat dengan pernyataan The Fed belum akan terburu-buru menurunkan suku bunga. Dan akan terus melihat perkembangan data-data perekonomian ke depan. "Konflik Iran-Israel menyebabkan kekhawatiran akan terjadinya perang yang makin meluas dan dapat membebani perekonomian dunia," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Jogja
| Jum'at, 22 November 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement