Advertisement

Kondisi Pertanian DIY Triwulan II 2024, Begini Ulasan Pakar

Anisatul Umah
Jum'at, 10 Mei 2024 - 15:27 WIB
Sunartono
Kondisi Pertanian DIY Triwulan II 2024, Begini Ulasan Pakar Ilustrasi investasi / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA— Sektor pertanian DIY terkontraksi 9,51% pada triwulan I 2024 akibat El Nino. Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian UMY, Oki Wijaya mengatakan kontraksi di sektor pertanian berdampak langsung pada perekonomian DIY. Sebab menjadi salah satu yang paling berkontribusi pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah.

Dia menjelaskan kontraksi yang terjadi di triwulan I 2024 menandakan adanya penurunan produksi atau nilai tambah. Sehingga memberikan dampak negatif seperti berkurangnya pendapatan petani, penurunan daya beli masyarakat di sektor pertanian, dan berkurangnya kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya penting untuk memulihkan sektor ini di triwulan II 2024 untuk mengimbagi dampak negatif di triwulan sebelumnya. Oki menyebut pertumbuhan ekonomi triwulan II 2024 akan membaik jika sektor pertanian pulih signifikan ditopang panen dan faktor pendukung lain. "Namun, pemulihan ini mungkin akan terjadi secara bertahap," katanya, Jumat (10/5/2024).

Oki menyebut pertumbuhan ekonomi DIY juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti perekonomian global, kebijakan pemerintah, dan stabilitas politik. Saat satu sektor sedang lesu, dia menyebut sektor lain bisa didorong seperti wisata, industri kreatif, hingga pendidikan.

Lebih lanjut dia mengatakan, diperlukan analisis yang cermat dan pemantauan terhadap perkembangan ekonomi. Sehingga bisa memberikan proyeksi yang lebih akurat.

Apabila El Nino terjadi di triwulan II 2024, kata Oki, kemungkinan akan berdampak negatif ke sektor pertanian dan perekonomian DIY secara keseluruhan. Dampak negatif yang mungkin terjadi di antaranya penurunan produksi dan pendapatan pertanian.

"Kondisi cuaca yang tidak menguntungkan dapat menyebabkan penurunan produksi pertanian, seperti padi, palawija, dan buah-buahan," ujarnya.

Kemudian ada juga potensi penurunan konsumsi dan investasi. Ketika pendapatan turun, masyarakat cenderung mengurangi pengeluaran untuk barang dan jasa lainnya, serta menunda rencana investasi.

Dampak lainnya menurut Oki adalah berkurangnya kontribusi sektor pertanian, peningkatan biaya kebutuhan pokok, dan dampak jangka panjangnya adalah terhadap pertumbuhan ekonomi DIY.

"Misalnya, kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kekeringan dapat mengurangi produktivitas pertanian dalam jangka waktu yang lebih lama," lanjutnya.

Sebelumnya, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerja Sama Fakultas Pertanian UGM, Subejo memproyeksikan sektor pertanian DIY akan tumbuh positif di triwulan II 2024. Bersamaan dengan puncak panen raya padi.

"Kuartal II di DIY nampaknya akan tumbuh positif setelah kontraksi di kuartal I," ucapnya.

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan  lima sektor utama yang kontribusinya paling besar di DIY adalah industri dengan andil 12,07%, pertanian 10,87%, akomodasi dan makan minum 10,41%, Infokom 9,8%, dan konstruksi 8,69%.

Lima sektor utama ini berkontribusi sebesar 51,85% terhadap total perekonomian di DIY. Dari 17 sektor, 5 sektor diantaranya pengaruhnya sudah lebih dari separuh."Sektor utama tumbuh positif kecuali sektor pertanian," jelasnya. (Anisatul Umah)

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pemda DIY Siapkan Rp1 Miliar untuk Beasiswa Perguruan Tinggi

Gunungkidul
| Senin, 20 Mei 2024, 23:57 WIB

Advertisement

alt

Lokasi Kolam Air Panas di Jogja, Cocok untuk Meredakan Lelah

Wisata
| Senin, 20 Mei 2024, 07:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement