Advertisement
Penjualan Mobil Lesu, Angka Pembiayaan Kredit Pembelian Justru Meningkat

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), piutang pembiayaan kendaraan bermotor masih mengalami kenaikan di tengah penurunan penjualan kendaraan per Mei 2024.
Data Gabungan Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkap penjualan mobil masih mengalami penurunan hingga Mei 2024. Penjualan mobil secara wholesales sepanjang Januari—Mei 2024 mencapai 334.969 unit, turun 21% (year-on-year/yoy) dari 423.771 unit.
Advertisement
Sementara itu, penjualan retail juga lesu dengan angka 361.698 unit, turun 14,4% yoy dari 422.514.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman mengungkap piutang kendaraan meningkat 12,62% (yoy) menjadi sebanyak Rp400,57 triliun per Mei 2024. “Hal ini menunjukkan penyaluran pembiayaan masih tetap tumbuh positif, di tengah penurunan penjualan kendaraan bermotor,” kata Agusman, Selasa (9/7/2024).
Dengan tren tersebut, Agusman menyebut diproyeksikan pembiayaan kendaraan masih memiliki peluang tumbuh dengan nilai sebesar 9%–11% sampai dengan akhir tahun ini.
Sementara itu dalam rangka menjaga kinerja perusahaan pembiayaan, OJK melalui Peraturan OJK (POJK)terkait dengan kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan telah memfasilitasi perusahaan pembiayaan untuk dapat menyalurkan pembiayaan terhadap kendaraan bermotor dan pembiayaan terhadap sektor produktif seperti pembiayaan investasi dan modal kerja untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pada April 2024, OJK juga mencatat kredit kendaraan terus naik di tengah penjualan mobil baru yang mengalami penurunan sejak Januari-April 2024.
Menurutnya, piutang pembiayaan kendaraan per April 2024 tercatat senilai Rp398,64 triliun, naik 13,09% (yoy).
Agusman menyebut pembiayaan untuk mobil baru khususnya juga masih menunjukan tren kenaikan dan masih menjadi penyumbang terbesar pembiayaan.
Adapun, pembiayaan mobil baru mencapai sebanyak Rp150,69 triliun atau meningkat 10% (yoy). Di sisi lain, mobil bekas mencapai Rp 83,72 triliun yang juga meningkat 25,82%.
Itulah sebabnya, dia melihat belum ada pergeseran pembiayaan meskipun penjualan mobil baru turun. Terlebih pembiayaan kendaraan masih menjadi kontributor utama industri leasing.
Pada April 2024, pembiayaan kendaran berkontribusi sebanyak 77,70% dari total pembiayaan. “Jadi, belum ada terlihat peralihan fokus yang besar kepada multiguna.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
Advertisement

Uji Coba Lantip di Jogja, Roda Empat Paling Sering Langgar Batas Kecepatan
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ekspor DIY Tumbuh 10,57 Persen hingga Mei 2025, Disperindag Sebut 3 Faktor Pendorong
- Ini Komentar Ekonom UMY Soal Pemangkasan Target Pertumbuhan Ekonomi
- Gojek Siap Kaji Perubahan Tarif Ojek Online Mengikuti Regulasi Pemerintah
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- DPR Usulkan Ada Sistem Cadangan Darurat Industri Nasional
- Pusat Data Indonesia Jauh Tertinggal Dibanding Malaysia
- Menteri Pertanian Sebut Beras Subsidi Oplosan Beredar di Minimarket
Advertisement
Advertisement