Advertisement
Buruh Minta Upah Minimum Naik sampai 10% Tahun Depan, Begini Komentar Pengusaha
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengomentari soal usulan buruh terkait dengan kenaikan upah minimum di kisaran 8%-10% pada 2025.
Ketua Umum Apindo, Shinta W. Kamdani, menyampaikan penetapan upah minimum diharapkan dapat mengikuti formula yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.51/2023 tentang Pengupahan. Merujuk Pasal 88D beleid itu, formula penghitungan upah minimum mempertimbangkan variabel di tingkat provinsi yakni pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan indeks tertentu. “Kami harap semua pihak dapat mengikuti sesuai dengan peraturan yang berlaku,” kata Shinta, Selasa (24/9/2024).
Advertisement
Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo, Bob Azam, menambahkan, upah minimum merupakan upah terendah untuk pekerja 0-1 tahun. Bagi pekerja di atas 1 tahun, kenaikan upah dapat didiskusikan di internal berdasarkan Struktur Upah Skala Upah dengan memperhatikan kinerja perusahaan.
“Apindo senantiasa memberikan pemahaman mengenai Struktur Upah Skala Upah kepada perusahaan-perusahaan dan mengedepankan dialog terhadap hal upah ini,” ujar Bob.
Adapun, kalangan buruh meminta agar upah minimum naik 8%-10% pada 2025. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menuturkan, angka tersebut diperoleh dari hasil perhitungan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% dan inflasi 2,5%, sehingga jika ditotal mencapai 7,7%.
BACA JUGA: Penghitungan UMP untuk 2025 Dipastikan Masih Gunakan PP Nomor 51/2023
Dalam lima tahun terakhir, Said menyebut bahwa upah buruh tidak mengalami kenaikan. Meskipun naik, hanya di bawah inflasi, seperti yang terjadi dalam dua tahun terakhir.
Kenaikan upah ini juga dinilai tidak cukup untuk membiayai kebutuhan hidup buruh sehari-hari. Sebab, kata Said, kenaikan upah yang tidak seberapa itu juga dibarengi dengan harga kebutuhan yang terlampau mahal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JiBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia Diklaim Mampu Menarik Investasi dari Jepang
- Harga Rokok di Indonesia Disebut Terlalu Murah, Picu Banyaknya Perokok
- Wuih! Bank Dunia Sebut Harga Beras di Indonesia Termahal se-Asia Tenggara
- Momen 5 Tahun Transformasi BUMN, PLN Lakukan Penyalaan Pertama Bantuan Pasang Baru Listrik di DIY
- Volkswagen Bakal Tutup Pabrik di Jerman, 15000 Karyawan Terancam PHK
Advertisement
Hari Pertama Kampanye, Ketiga Paslon Kota Jogja Belum Banyak Bergerak
Advertisement
Melihat Destinasi Wisata Stroberi di Kaki Rinjani, Selalu Ramai Pengunjung
Advertisement
Berita Populer
- Ini Penyebab Penerbangan Langsung Bangkok-Jogja Belum Terealisasi, GIPI DIY: Masih Transit di Soekarno-Hatta
- Frontliner Championship BPDSI 2024: Satpam dan Teller Bank BPD DIY Berhasil Raih Gelar Juara
- Gaming Fever Terbesar Asia, MSI Bersinar di Tokyo Game Show 2024
- Data Wisnus Perdana Dirilis, GIPI DIY: Jadi Panduan Bisnis Plan 2025
- Pakar Ekonomi Prediksi Inflasi DIY Masih Berlanjut di September 2024
- Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia Diklaim Mampu Menarik Investasi dari Jepang
- Ksatria JNE Bogor Haggies Mugara Raih Medali Emas dan Perak PON XXI Aceh-Sumut
Advertisement
Advertisement