Advertisement
Harga Minyak Mentah Indonesia Turun, BBM Bakal Turun Lagi? Ini Kata Pakar UGM
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga Indonesia Crude Price (ICP) September 2024 sebesar US$ 72,54 per barel, turun US$ 5,96 dari bulan sebelumnya US$ 78,51 per barel.
Penurunan harga minyak mentah Indonesia apakah akan diikuti penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) lagi? Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi mengatakan cukup sulit memperkirakan apakah harga BBM akan kembali turun atau tidak. Sebab harga minyak mentah masih berpotensi naik lagi akibat perang.
Advertisement
BACA JUGA: Pertamina Turunkan Harga Pertamax Series dan Dex Series Mulai 1 Oktober 2024, Segini Harganya
Dia menjelaskan ICP dipengaruhi oleh tiga variabel diantaranya harga minyak dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan inflasi. Menurutnya harga minyak mentah sampai September 2024 cenderung turun, inflasi rendah, dan rupiah menguat. Sehingga pemerintah menurunkan ICP.
"Agak sulit memperkirakan itu [harga BBM turun] karena harga minyak ada potensi naik lagi," kata Fahmy, Jumat (4/10/2024).
Fahmy berpandangan keputusan PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM non subsidi Pertamax Series dan Dex Series pada 1 Oktober 2024 sudah tepat.
"Saya kira tepat karena ketiga variabel yang menentukan ICP semua turun," jelasnya.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi mengatakan penurunan ICP dipengaruhi oleh turunnya harga minyak mentah global, terutama karena penurunan permintaan dari Tiongkok.
Ia menjelaskan bahwa sentimen negatif pasar terhadap ekonomi Tiongkok mempengaruhi penurunan permintaan minyak mentah. "Caixin Purchasing Manager Index (PMI) Jasa Tiongkok pada bulan September 2024 mengalami penurunan lebih tajam dari estimasi pasar, menjadi 51,6," ucapnya.
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari mengatakan harga BBM non subsidi selalu dievaluasi berkala mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus dan juga mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Dia mengatakan harga bisa tetap, bisa naik, dan bahkan bisa turun, tergantung tren harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah. "Pada Oktober ini, semua harga BBM non subsidi Pertamina mengalami penurunan harga" ungkapnya.
Pertamax Turbo (RON 98) terdapat penyesuaian harga menjadi Rp13.250, Pertamax Green (RON 95) menjadi Rp12.700 dan untuk Pertamax (RON 92) menjadi Rp12.100. Sedangkan untuk Dexlite (CN 51) terdapat penyesuaian harga menjadi Rp12.700 dan Pertamina Dex (CN 53) harganya menjadi Rp 13.150 per liter.
Harga ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5% seperti di wilayah DKI Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Toko Online Temu Asal China Dilarang Masuk Indonesia, Ini Alasan Menkominfo
- Mendag Sita 11.000 Ton Siku Baja Tanpa SNI Senilai Rp11 Miliar
- Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia Diklaim Mampu Menarik Investasi dari Jepang
- Harga Rokok di Indonesia Disebut Terlalu Murah, Picu Banyaknya Perokok
- Wuih! Bank Dunia Sebut Harga Beras di Indonesia Termahal se-Asia Tenggara
Advertisement
Gratis, Sepasang Pengantin Ini Ucapkan Akad Nikah di Mal Pelayanan Publik Kota Jogja
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- KUSTOMFEST 2024 Kembali Digelar, Pengunjung Berkesempatan Dapat Lucky Draw ke Jepang
- Apple Batal Membangun Pabrik di Indonesia, Ini Alasannya
- BANK BPD DIY SYARIAH: Terus Tumbuh Bersama Nasabah
- Bank Indonesia Umumkan Uang Pecahan Rp10.000 Tahun Emisi 2005 Tidak Berlaku Lagi
- Inovasi Pembiayaan Bagi UMKM Perlu Dilakukan, Ini Tujuannya
- Toyota Tunda Produksi Kendaraan Listrik di AS
- Cek Harga Pangan Hari Ini, Jumat 4 Oktober, Harga Bawang Naik, Minyak Goreng Turun
Advertisement
Advertisement