Advertisement
Gelar Pesona UMKM: Makanan Tradisional Jogja Masih Diminati Pasar
Advertisement
JOGJA— Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja melalui Dinas Perindustrian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah melaksanakan Gelar Pesona UMKM di Alun-alun Royal Ambarrukmo 11-13 Oktober 2024. Pada hari ke-2, Sabtu (12/10/2024) diselenggarakan beberapa agenda salah satunya Talkshow Kuliner dan Budaya Yogyakarta.
Hadir menjadi salah satu pembicara, Budayawan/Staf Pengajar Antropologi UGM, Bambang Hudayana. Dia mengatakan banyak makanan tradisional yang dulu sudah tidak punya pasar ternyata saat ini punya pasar. Ia mencontohkan mie lethek dan makanan dari umbi-umbian.
Advertisement
Dia menjelaskan untuk melestarikan makanan tradisional harus kembali kepada keberanian dan keyakinan untuk melakukan perubahan perilaku. Mengapa budaya yang bernilai dan mampu menjawab ketahanan pangan ditinggalkan, demi menikmati junk food dan makanan pabrikan.
"Banyak makanan tradisional yang dulunya sudah tidak punya pasar ternyata punya pasar," ucapnya.
Menurutnya membiasakan mengkonsumsi makanan tradisional perlu dilakukan dengan langkah internalisasi. Sejak kecil anak-anak dikenalkan dengan makanan tradisional, sehingga lidahnya kecanduan. Hal semacam ini dia sebut dilakukan di negara Jepang.
Bukan malah sebaliknya, membiasakan anak-anak mengkonsumsi makanan yang bahan-bahannya hampir semuanya impor. Sehingga menyebabkan ketahanan pangan hancur. Ia mengaku bangga jika melihat anak-anak sudah sejak dini mengenal makanan-makanan kebangggan bangsa.
"Bisa mendongkrak ekonomi lokal, menghidupkan kembali aneka ragam tanaman-tanaman pangan yang sudah ada di tanah kita," jelasnya.
General Manager Royal Ambarrukmo, Herman Courbois menyampaikan salah satu makanan tradisional mie lethek tersedia di momen bulan puasa. Dia berpandangan makanan-makanan tradisional memang harus diangkat agar naik kelas ke bintang lima.
Selain mie lethek menurutnya Royal Ambarrukmo juga menyediakan menu ladosan dhahar makanan kesukaan dari Sri Sultan Hamengkubuwana II - VII. Setiap ada tamu asing selalu meminta menu tersebut. "Memang makanan tradisional harus dibawa agar naik kelas," ucapnya.
Penyuluh Hukum Ahli Muda Kanwil Kemenkumham DIY, Dwi Retno Widati menekankan pentingnya perlindungan merek, sebab akan bermanfaat dalam pengembangan usahanya ke depan. Produk yang punya brand bisa berdampak pada nilai ekonomi barangnya.
Ia menjelaskan di lingkup kekayaan intelektual secara umum ada pelindungnya sendiri terkait dengan budaya. Cakupannya bisa tentang pengetahuan tradisional, ekspresi tradisional, budaya tradisional.
"Kaitannya UU No.20 Tahun 2016, itu memang merek dan indikasi geografis, tapi tetap ini fokusnya branding suatu produk barang atau jasa," tuturnya.
Menurutnya Kanwil Kemenkumham DIY secara masif melakukan diseminasi, menjaring masyarakat mendaftarkan perlindungan merek secara online. Dia mengatakan Jogja ini luar biasa, sudah mendapatkan penghargaan terkait dengan kesadaran kekayaan intelektual secara umum.
"UMKM di Jogja ini luar biasa, banyak pelaku usahanya," lanjutnya.
Salah satu pelaku UMKM Sukses, Diah Ayu Mentari menceritakan awalnya merintis usaha dari jajanan tradisional bekerjasama dengan toko modern. Merangkul UMKM sekitar untuk memproduksi jajanan pasar dan dititipkan di toko-toko modern.
Ia mengaku awalnya terkendala izin karena di 2016 belum masif Nomor Induk Berusaha (NIB) gratis, hingga halal gratis. Setelah mencari info sana sini dibantu Dinas Perindustrian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah ia mendapatkan Perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan NIB, sehingga usahanya bisa lanjut.
"Kalau bicara perjalanan, saya mau terima kasih kepada Dinas Koperasi dan UKM. Waktu itu saya kendala di izin," ucapnya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pemerintahan Prabowo Diminta Bangun Industri LPG Bahan Baku Lokal
- Toko Online Temu Asal China Dilarang Masuk Indonesia, Ini Alasan Menkominfo
- Mendag Sita 11.000 Ton Siku Baja Tanpa SNI Senilai Rp11 Miliar
- Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia Diklaim Mampu Menarik Investasi dari Jepang
- Harga Rokok di Indonesia Disebut Terlalu Murah, Picu Banyaknya Perokok
Advertisement
Hingga Akhir September 2024, PAD Wisata Sleman Tembus Rp283,5 Miliar
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Gebyar Auto Show Mitsubishi di Jogja City Mall Targetkan 15 SPK
- Di CEO Forum 2024, Dirut PLN Ajak Selaraskan Langkah Wujudkan Mimpi Indonesia
- Belajar Filosofi Kintsugi dari Karya Ageng Marhaendika di Artotel Suites Bianti Jogja
- Kotta GO Hotel Yogyakarta Siapkan Free Access Go Terrace (2nd floor) Bagi Tamu yang Ingin Menikmati Pemandangan Dekat Tugu Yogyakarta
- Konsisten Berkontribusi untuk Pembangunan, PLN Jateng DIY Usung Batik Ciprat Karya Barokah Ikuti Indonesian CSR Award
- Gelar Pesona UMKM: Makanan Tradisional Jogja Masih Diminati Pasar
- Ada Kelonggaran, Asita DIY Sebut Tiket Naik Borobudur Bisa Dipesan H-3 Bulan
Advertisement
Advertisement