Advertisement
Gelar Rakorda, Ini Tantangan TPID DIY Menjaga Inflasi Sesuai Target

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) membicarakan tentang upaya-upaya agar inflasi DIY sesuai target sasaran 2,5% plus minus 1%. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Ibrahim mengatakan TPID DIY menghadapi berbagai tantangan.
Di antaranya dinamika kondisi pasokan dan permintaan akibat pengaruh musiman maupun struktural, nilai tambah komoditas yang terbatas seiring belum optimalnya hilirisasi, dan peranan offtaker lokal yang belum optimal.
Advertisement
"Berkaca pada kondisi tersebut, TPID DIY menginisiasi pelaksanaan Rakorda TPID se-DIY yang juga melibatkan Kemenko Perekonomian," kata Ibrahim dalam keterangan resmi, Sabtu (19/10/2024).
BACA JUGA : Jogja Alami Kenaikan Inflasi Tahunan, Ini Komoditas Pemicunya
Ia menjelaskan pada September 2024 DIY kembali mencatatkan deflasi sebesar 0,10% secara bulanan atau (month-to-month/mtm), dan secara tahunan inflasi DIY mencapai 1,85% (year-on-year/yoy). Menurutnya deflasi yang terjadi di DIY dipicu oleh harga komoditas yang mulai menunjukkan normalisasi.
Salah satunya diindikasikan dengan penurunan harga komoditas pangan, khususnya beras, cabai dan bawang, namun masih berada di atas Harga Pokok Produksi (HPP). Dan lebih tinggi dari harga terendahnya dalam 5 tahun terakhir sehingga margin keuntungan bagi produsen masih relatif terjaga.
Ibrahim menyebut ada beberapa hal yang berpotensi mempengaruhi kondisi inflasi DIY ke depan. Di antaranya pengembangan inovasi teknologi pertanian yang masih terbatas, kondisi iklim La Nina di akhir tahun yang berpotensi memberikan dampak terhadap produksi pangan.
Kemudian aliran pasokan komoditas pangan ke luar DIY yang relatif besar, serta perlunya dorongan hilirisasi pangan untuk menjaga stabilitas harga, meningkatkan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja.
Lebih lanjut dia mengatakan kondisi permintaan dan daya beli di DIY masih relatif terjaga. "Tercermin dari indeks penjualan makanan dan minuman yang meningkat, didukung kepercayaan konsumen yang masih optimis," jelasnya.
Merespon kondisi ini, Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono menyarankan untuk melakukan komunikasi secara intensif dengan petani, pedagang, pelaku usaha, serta masyarakat untuk mengelola ekspektasi. Baik dari sisi kepastian produksi, distribusi hingga pola konsumsi.
Selain itu, mendorong optimalisasi peran off-taker lokal termasuk menciptakan kemitraan dengan industri, memprioritaskan penggunaan belanja pemerintah daerah untuk antisipasi dampak inflasi pada perekonomian. Lalu penguatan sinergi dalam upaya intervensi pasar dan inovasi daerah untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian.
"Dan juga optimalisasi lahan tidur atau tanah kas desa dalam rangka memperkuat produksi pertanian," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Emas Antam Hari Ini Merosot Tajam
- Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Meroket
- Ongkir Gratis Dibatasi Pemerintah, Kini Hanya Boleh Tiga Hari dalam Sebulan untuk Seluruh E-Commerce
- Apindo DIY Dorong Refocusing Anggaran Semester II Lebih Dukung UMKM
- Ini Upaya OJK DIY Tekan Gap Literasi dan Inklusi Keuangan yang Masih Lebar
Advertisement

Ditetapkan Melalui SK Bupati Gunungkidul, Ini Lokasi Pantai yang Jadi Habitat Penyu
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Begini Harapan Sultan HB X kepada Kepala Perwakilan BI DIY yang Baru Sri Darmadi Sudibyo
- Hindari Tarif Donald Trump, Pelaku Usaha di DIY Didorong Membidik Pasar Ekspor ke Uni Emirat Arab dan Suriname
- PT KAI Proyeksikan 18,77 Juta Orang Bakal Jadi Penumpang Kereta Api Bersubsidi
- Danantara Jajaki Penyertaan Modal ke PT Garuda Indonesia
- Jogja Mulai Diserbu Rombongan Study Tour dari Jatim hingga Lampung
- Sampai April 2025, 1,5 Juta Pelanggan Gunakan KA Ekonomi dari Daop 6 Yogyakarta
- Ini Prospek Harga Emas Pekan Depan
Advertisement