Advertisement
Konsumsi BBM Subsidi di DIY dan Jawa Tengah per September 2024 di Atas 73%, Ini Rinciannya..

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) mencatat konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi di DIY dan Jawa Tengah hingga September 2024 sudah di atas 73%.
Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho merinci kuota BBM jenis Pertalite yang ditetapkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk DIY dan Jawa Tengah Januari-Desember 2024 adalah sebesar 4,13 juta kilo liter (KL).
Advertisement
"Adapun realisasi Januari-September 2024 adalah 3,03 juta kiloliter atau 73,5% dari kuota," ucapnya, Selasa (22/10/2024).
BACA JUGA : Eks Komisaris Pertamina Edy Hermantoro Dipanggil KPK Sebagai Saksi Korupsi
Sementara itu, untuk Biosolar di DIY dan Jawa Tengah kuotanya 2,5 juta KL Untuk tahun 2024. Di mana realisasi Januari-September 2024 adalah 1,83 juta KL atau 73,2%.
Lebih lanjut Brasto menjelaskan kuota dan realisasi tersebut adalah yang disalurkan oleh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina. Tidak termasuk yang disalurkan oleh SPBU non-Pertamina.
Menurutnya, Pertamina berupaya untuk menjaga realisasi tidak melebihi kuota dengan menggunakan QR code Biosolar secara penuh. Sudah dijalankan sejak tahun 2022-2023. Dia menjelaskan saat ini juga tengah dijalankan program pendataan QR code Pertalite bagi pengendara mobil.
"Kami menghimbau konsumen yang mampu agar membeli BBM nonsubsidi Pertamax Series dan Dex Series," tuturnya.
Sebelumnya, pemerintah berencana melakukan pembatasan BBM bersubsidi per 1 Oktober 2024. Akan tetapi rencana tersebut batal dilaksanakan.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengatakan pembatasan BBM subsidi sangat mendesak dilakukan. Di tahun ini setidaknya bisa menghemat anggaran hingga Rp120 triliun. .
Ia mengaku mendukung jika pemerintah mengubah sistem subsidi produk menjadi subsidi target seperti pemberian bantuan langsung tunai (BLT) kepada yang berhak. Sehingga tidak perlu dilakukan pembatasan.
Fahmy menjelaskan rencana pembatasan ini muncul karena subsidi masih ke produk. Menurutnya jika subsidi dalam bentuk BLT tidak perlu waktu lama untuk implementasinya.
"1 November bisa diterapkan karena data BLT sudah ada di Kemensos gunakan saja data itu. Dan jika diterapkan, tahun depan data itu bisa diupdate lagi dan berkala," kata Fahmy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 10 KA Jarak Jauh Berhenti di Jatinegara pada 15 Juni 2025
- Direksi dan Komisaris Pertamina Diubah, Oki Muraza Jadi Wakil Dirut
- Pertamina Catat Laba Bersih Rp49,54 Triliun pada 2024
- Daftar 5 Aplikasi Trading Crypto Dengan Likuiditas Tinggi, Cek di Sini
- Dampak Kebijakan Efisiensi Prabowo, Pengusaha Hotel Mengaku Pendapatan Turun 60 Persen
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Minggu 15 Juni 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Qjmotor Indonesia Luncurkan 4 Lini Motor Baru
- Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 14 Juni 2025
- Update Harga Pangan Sabtu 14 Juni 2025
- Larry Ellison Terkaya di Dunia dengan Kekayaan Rp3.945 Triliun, Salip Mark Zuckerberg
- Rakernas IMA 2025 Soroti Pemasaran sebagai Kunci UMKM Tembus Pasar Global
- Panen Jagung di Bantul, Kementerian Pertanian Pastikan Tidak Akan Impor Pakan Ternak
- Driver Grab Kena Potongan Tarif Aplikasi 20 Persen, Ini Penjelasan Rincinya
Advertisement
Advertisement