Hampir Separuh Uang Pendapatan Kelas Menengah untuk Makan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Hampir 50% pendapatan masyarakat kelas menengah untuk konsumsi makanan. Dalam sepuluh tahun terakhir, terjadi kecenderungan penurunan pendapatan kelas menengah.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, mengatakan penurunan jumlah kelas menengah ini akibat kenaikan biaya hidup yang ditanggung. Salah satu yang naik adalah pengeluaran untuk makanan.
Advertisement
"Menurut saya kan kalau makanan semakin kecil itu akan semakin bagus, karena mereka kan kalau non-makanan berarti semakin sejahtera. Kalau kita makanannya lebih banyak berarti kurang sejahtera, kurang lebih gitu ya," kata Tauhid, beberapa waktu lalu.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan pengeluaran kelas menengah terbanyak adalah untuk makanan dengan komposisi 41,67% dari pengeluaran. Kedua terbesar perumahan 28,5% dan 0,38% hiburan.
BACA JUGA : Warung Makan di Pantai Depok Dihantam Gelombang Pasang, Pemilik Kehilangan Pendapatan
Pengeluaran kelas menengah sendiri disebut antara Rp 1,9 juta sampai Rp 9,3 juta per bulan/orang. Sementara kelas menengah bawah Rp 825 ribu sampai Rp 1,9 juta dan kelas rentan miskin Rp 550 ribu sampai Rp 825 ribu per bulan/orang.
Dalam data BPS, dalam sepuluh tahun terakhir dari 2014 sampai 2024, proporsi pengeluaran untuk makanan meningkat cukup signifikan. Untuk kelas menengah sendiri proporsinya tahun ini 41,67%. Sementara proporsi pengeluaran untuk hiburan menurun menjadi 28,52% pada 2024, dibandingkan 2014 proporsinya 34,36%. Kemudian pengeluaran untuk kendaraan juga turun dari 7,27% pada 2014 menjadi 3,99% pada 2024.
Apabila dibandingkan dengan pengeluaran kelas atas, proporsi untuk makanan dan kendaraan hampir setara. Misalnya pengeluaran makanan pada tahun ini hanya 26,24% dan untuk kendaraan 15,29%. Pengeluaran untuk pakaian itu meningkat cukup signifikan dari 2014 yang tercatat 8,44%, dan tahun ini menjadi 18,54%. Peningkatan lainnya adalah pengeluaran untuk barang/jasa lainnya dari 4,74% pada 2014, menjadi 11,26% pada 2024.
Masyarakat Kelas Menengah Turun Kasta
Setelah sempat bertumbuh secara signifikan, kelas menengah di Indonesia mulai bergerak turun. Pada 2023, kelas menengah di Indonesia mencakup sekitar 52 juta jiwa dan mewakili 18,8% dari total populasi.
Kembali ke antara tahun 2014 hingga 2018, jumlah penduduk kelas menengah bertambah hingga lebih dari 21 juta jiwa. Dari sebelumnya di angka 39 juta jiwa, meningkat menjadi 60 juta jiwa. Pada periode tersebut, proporsi kelas menengah meningkat dari 15,6% menjadi 23,0%.
Namun setelah tahun 2018, terlihat adanya fluktuatif jumlah pekerja di kelas menengah, yang cenderung turun hingga 2023. Totalnya, terdapat penurunan kelas menengah lebih dari 8,5 juta jiwa. Data ini berdasarkan laporan Indonesia Economic Outlook Triwulan III/2024, dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEB Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), yang rilis pada Agustus 2024 ini.
Hal tersebut menyebabkan jumlah penduduk kelas menengah hanya mencakup 52 juta jiwa dengan proporsi populasi sekitar 18,8% saat ini. “Di sisi lain, calon kelas menengah, yang didefinisikan sebagai penduduk dengan kemungkinan kurang dari 10% untuk menjadi miskin, tetapi memiliki kemungkinan di atas 10% untuk menjadi [kelompok] rentan, menunjukkan peningkatan yang konsisten antartahun,” tulis dalam laporan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Masa Tenang Pilkada 2024, Satpol PP Jogja Bidik 5.000 APK di Semua Wilayah
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Road to Hakordia, Stan Inspektorat DIY Hadir di Jogja Ekraf Week 2024
- Tarif Pelayanan Penumpang Dipangkas 50% selama Libur Natal dan Tahun Baru
- Indonesia Segera Realisasikan Investasi US$8,5 dari 10 Perusahaan di Inggris
- Harga Emas Antam Naik Rp21.000 Hari Ini, Sabtu 23 November 2024, Pergram Dibanderol Rp1.541.000
- Kiprahnya Diakui Hingga Internasional, Contact Center PLN Site Semarang Siap Layani Masyarakat Jelang Nataru
- OJK DIY: Ada 7 Alasan Pelajar dan Mahasiswa Mudah Terjerat Judi Online
- Penurunan BI Rate Tak Serta Merta Turunkan Bunga Kredit, Ini Penjelasan BI DIY..
Advertisement
Advertisement