Advertisement
Tanggapan Ekonom UAJY Terkait Kenaikan Belanja dan Penurunan Tabungan Warga RI
Ilustrasi bank. Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Hasil survei Bank Indonesia (BI) pada Juli 2025 menyebutkan rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi sebesar 75,4% meningkat dari proporsi bulan sebelumnya sebesar 75,1%. Proporsi pendapatan konsumen yang disimpan sebesar 13,7%, turun dari bulan sebelumnya sebesar 14,1%.
Sementara itu, proporsi pembayaran cicilan/utang pada Juli 2025 relatif stabil sebesar 10,9% dari bulan sebelumnya 10,8%.
Advertisement
Sementara proporsi konsumsi terhadap pendapatan terindikasi meningkat pada sebagian besar kelompok pengeluaran, terutama Rp1-2 juta (78,4%). Sementara itu, porsi pendapatan yang ditabung mengalami penurunan terutama pada kelompok pengeluaran Rp3,1-4 juta menjadi sebesar 13,7%.
Ekonom Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y. Sri Susilo berpandangan masyarakat yang punya tabungan kemungkinan pendapatannya turun, padahal kebutuhan konsumsinya semakin meningkat. Biasanya terjadi pada masyarakat yang berpenghasilan tidak tetap.
BCA JUGA: Peluang Rute Bandara YIA-Australia, Pengelola: Terbuka dan Siap Sinergi
Apabila ditarik lebih luas lagi fenomena makan tabungan tidak lepas dari peristiwa di akhir tahun lalu. Dimana jumlah masyarakat kelas menengah turun, akibat pemutusan hubungan kerja (PHK), dan lainnya.
"Terjadi kenaikan harga secara umum meski inflasi terkendali," ucapnya, Selasa (12/8/2025).
Sri mengatakan kemungkinan lainnya adalah faktor pendapatan masyarakat yang tetap tapi kebutuhan meningkat. Misalnya jenjang sekolah anaknya meningkat dari SD, SMP, SMA atau perguruan tinggi.
Atau bisa juga memang sudah menabung untuk menyiapkan pendidikan anak, sehingga saat anak mulai sekolah maka tabungannya akan terpakai.
"Kesimpulan pertama masyarakat yang penghasilan tidak tetap pendapatan turun pengeluaran meningkat. Pendapatan tetap, konsumsi meningkat," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan hal ini tidak lepas dari kondisi makro ekonomi yang berpengaruh pada bisnis dan dunia usaha. Dia memperkirakan sampai akhir tahun ini situasinya tidak jauh berubah meski pertumbuhan ekonomi nasional di triwulan II 2025 cukup mengejutkan di 5,12%.
Sementara kondisi mikronya dia sebut tidak banyak berubah, sehingga dimungkinkan masyarakat masih akan makan tabungan hingga akhir tahun. "Ekonomi tumbuh dan sektoral belum merata," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hungaria Catat Rekor Redenominasi Terbesar, Hapus 29 Nol Sekaligus
- Tiket Nataru 2025 KAI Jogja Sudah Bisa Dipesan Mulai 3 November
- Pasar Properti DIY Dibidik Tumbuh Menjelang Akhir Tahun
- Layani UMKM, BTN Ekspansi Kredit Perumahan di DIY
- Pakar: Banyak Tol Sepi karena Tarif Mahal dan Salah Perencanaan
Advertisement
Bayi Korban Kecelakaan KA Bangunkarta di Prambanan Meninggal
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24 Kompak Naik Lagi
- OJK DIY: Aset Perbankan Capai Rp114 Triliun, Risiko Kredit Turun
- Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp61.750, Telur Ayam Naik Lagi
- BEI Yogyakarta Target Tambah 50.000 Investor hingga 2025
- BPOM dan Polri Gerebek Gudang Obat Kuat Ilegal Beromzet Miliaran
Advertisement
Advertisement




