Advertisement
Risiko Kredit Membaik, LPS Sebut Kinerja Perbankan Terjaga Positif
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kinerja perbankan terjaga positif didukung risiko kredit yang membaik. Menurut Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ketahanan permodalan relatif stabil, dan likuiditas yang masih relatif memadai.
“Kinerja keuangan stabil, didukung fungsi intermediasi perbankan yang terjaga,” kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (23/1/2025).
Advertisement
Per Desember 2024, kredit perbankan tumbuh sebesar 10,39% secara year on year (yoy), sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 4,48% secara yoy.
Purbaya mengatakan, sektor korporasi masih memberikan kontribusi pertumbuhan terbesar, baik dari sisi kredit maupun DPK, masing-masing sebesar 11,85% dan 15,17% secara yoy.
Ketahanan permodalan juga tetap solid dan kuat sebagai buffer peningkatan risiko di sisi pasar dan kredit. Rasio permodalan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) industri terjaga di level 26,68% pada periode Desember 2024.
Sementara itu, kondisi likuiditas masih relatif memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) berada pada level 112,87% serta Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 25,59%. “Jadi kondisi likuiditas dari indikator itu masih amat aman,” ujar Purbaya.
BACA JUGA: Belasan Ribu Rumah di Gunungkidul Berstatus Tak Layak Huni
Ia mencatat, meningkatnya kinerja intermediasi juga diikuti dengan perbaikan aspek pengelolaan kualitas kredit yang tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) dan Loan at Risk (LAR).
“Pada periode Desember 2024, rasio NPL berada pada level yang rendah sebesar 2,08 persen dan rasio LAR berada di level 9,28 persen dari total penyaluran kredit,” katanya.
Purbaya juga menyampaikan mengenai pergerakan suku bunga simpanan. Menurut catatan LPS, suku bunga pasar (SBP) simpanan rupiah tercatat turun lima basis point (bps) ke level 3,53% dibandingkan periode penetapan TBP bulan September 2024.
“Tren penurunan diperkirakan akan terus berlanjut menyusul pemangkasan suku bunga kebijakan BI-Rate,” kata dia.
Sementara itu, imbuh Purbaya, kondisi likuiditas perbankan yang masih relatif memadai serta kebutuhan untuk penyaluran kredit yang tetap tinggi berpotensi mempengaruhi pergerakan suku bunga simpanan.
Pada periode yang sama, suku bunga pasar simpanan valuta asing (valas) terpantau turun delapan bps ke level 2,06% dibandingkan periode penetapan TBP bulan September 2024.
Purbaya mengatakan, ekspektasi penurunan suku bunga kebijakan The Fed yang cenderung dovish, permintaan kredit valas, dan kebutuhan transaksi yang meningkat akan memengaruhi tren suku bunga simpanan valas ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Mengenal Pusdalopka, Otak Operasional Perjalanan Kereta Api yang Bekerja 24 Jam
- Program 3 Juta Rumah, Kementerian Perumahan Tekankan Pengelolaan Sampah
- Food Estate Bakal Dilanjutkan untuk Mengejar Target Ketahanan Pangan Nasional
- Sepanjang 2024 BRI Salurkan KUR Rp184,98 Triliun ke UMKM, Sektor Pertanian Terbesar
- Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini 21 Januari 2025 Turun Rp2.000
Advertisement
Capaian Sasaran Pembangunan Kota Jogja Dinilai Lampaui Target, Ini Beberapa Detailnya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Nilai Riil Investasi Pembangunan Pabrik AirTag Apple Ternyata Hanya Rp3,1 Triliun, di Proposal Disebutkan Rp16 Triliun
- Harga Emas Antam Hari Ini 23 Januari 2025 Naik, Cek Daftarnya!
- OJK DIY Catat Penyaluran Kredit Sektor Perumahan Capai Rp4,9 T per November 2024
- OJK Bakal Keluarkan Aturan Terkait Produk Asuransi Kesehatan Tahun Ini
- Long Weekend Effect, Inflasi DIY Januari 2025 Bisa di Atas Desember
- Kenaikan Upah Minimum 6 Persen Dinilai Tak Terlalu Berpengaruh pada Kesejahteraan
- Mengenal Pusdalopka, Otak Operasional Perjalanan Kereta Api yang Bekerja 24 Jam
Advertisement
Advertisement