Advertisement
Profil Hendra Lembong, Presiden Direktur PT BCA yang Baru

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menyetujui perubahan susunan anggota dewan komisaris dan direksi dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Rabu (12/3/2025). Pemegang saham PT BCA telah menyetujui pengangkatan Gregory Hendra Lembong sebagai Presiden Direktur.
Lalu siapa sosok Gregory Hendra Lembong?
Advertisement
Mengutip laman resmi BCA, Gregory Hendra Lembong memiliki pengalaman perbankan di Indonesia dan di luar negeri lebih dari 30 tahun. Sebelum diangkat menjadi Presiden Direktur, Hendra Lembong menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur BCA sejak tahun 2022 hingga sekarang.
Di sana Hendra Lembong bertanggung jawab atas Group Strategic Information Technology dan Group Operation Strategy & Development, serta menjalankan supervisi umum atas Direktur Keuangan & Perencanaan Perusahaan dan Direktur Transaksi Perbankan.
Sementara sebelum bergabung dengan BCA, Hendra Lembong sempat ditunjuk sebagai Chief Transformation Officer yang memimpin Program Transformasi & Strategi untuk seluruh unit atau fungsi di PT Bank CIMB Niaga Tbk Indonesia (Januari 2019-Maret 2020). Hendra Lembong juga sempat menjadi Chief Fintech Officer CIMB Group Malaysia (Juni 2018-Desember 2018) dan Hendra Lembong juga sempat menjadi CEO Group of Transaction Banking CIMB Group Malaysia (Juli 2016-Desember 2018)
Hendra Lembong juga pernah menjadi Chief of Transaction Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk (Agustus 2013- Desember 2018); Regional Head of Transaction Services (cash, liquidity, FX), Asia Pacific di J.P. Morgan Asia Pacific di Singapura (2010-2013).
Hendra Lembong juga pernah menjadi Global COO & Head of Business Development di Deutsche Bank London (2009-2010); dan berkarir di Citibank sejak tahun 1994 sampai dengan 2009 dengan memegang berbagai peran di bidang strategi & manajemen produk di Asia dan Eropa.
Hendra Lembong sendiri meraih gelar Bachelor of Science in Chemical Engineering dari University of Washington, dan Master of Science in Engineering Economic Systems dari Stanford University di Amerika Serikat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Truk Bermuatan Batu Alam Kecelakaan Tunggal di Piyungan, Sopir Meninggal di Tempat
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Rocketindo: Lebih dari Sekadar Marketing Agency, Penyedia Layanan Omni Channel yang Mendorong Kesuksesan Brand di Indonesia
- Tak Ingin Ada Diskriminasi Usia dalam Rekrutmen Tenaga Kerja, Menaker Bakal Sisir Aturan Batasan Usia
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
Advertisement