Advertisement
Sampai Februari 2025 OJK DIY Terima 523 Aduan, Sektor Perbankan Paling Banyak

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY menyampaikan selama 2025 jumlah pengaduan konsumen yang masuk baik surat dan aplikasi portal perlindungan konsumen mencapai 523 aduan. Dari 523 aduan ini, dominasi sektor perbankan 63%, pembiayaan 18%. Kepala OJK DIY, Eko Yunianto mengatakan untuk pasar modal dan lembaga jasa keuangan lainnya ada 83 laporan, serta asuransi 6 laporan.
Eko menjelaskan untuk tahun ini dari Januari - Februari 2025 jumlah pengaduan yang masuk baik surat dan aplikasi portal perlindungan konsumen mencapai 241 aduan. Jika dilihat berdasarkan sektornya didominasi sektor perbankan 45%.
Advertisement
Diikuti pasar modal dan lembaga jasa keuangan lainnya, termasuk Fintech P2P lending yang legal ada 89 laporan atau 37%. Sementara untuk perusahan pembiayaan terkait dengan restrukturisasi kredit dan keberatan denda ada 18% atau 42 laporan.
"Jadi selama 2 bulan ini sudah 241 [aduan] sementara 2024 saja selama 1 tahun ada 523, 2 bulan sudah hampir 40% dari pengaduan sebelumnya," ujar Eko.
Dia menjelaskan untuk pengaduan yang dilakukan secara walk in, pada 2024 mencapai 2.029 pengaduan. Terdiri dari 64 pengaduan fraud eksternal baik berupa penipuan, scam, phishing, dan modus penipuan lain.
BACA JUGA: Dihantam Penurunan Daya Beli, Begini Proyeksi Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2025
Lebih lanjut Eko mengatakan jika dilihat berdasarkan jenis usaha, walk in dari perbankan paling tinggi, ada 611 pengaduan. Diikuti Fintech lending legal 469 aduan, pembiayaan 443 aduan, dan Fintech ilegal 214 aduan.
Pada 2025 jumlah pengaduan walk in Januari-Februari 2025 sudah mencapai 630. Menurutnya cukup tinggi jika dibandingkan sepanjang 2024 mencapai
2.029 aduan.
"Ini baru 2 bulan saja sudah 630. Ini kebalik daripada tahun 2024, karena 2025 didominasi pengaduan Fintech legal 204 baru diikuti perbankan 162 dan pembiayaan 107," jelasnya.
Dia menjelaskan, Fintech masih banyak digunakan masyarakat karena kemudahannya dalam mendapatkan dana cepat. Khususnya masyarakat yang melek teknologi, termasuk mahasiswa.
Menurutnya berdasarkan data dari OJK dana Fintech yang digunakan sudah mencapai puluhan triliun, dan yang mengakses ada jutaan pengguna. Masyarakat butuh akses yang cepat sehingga terkadang sedikit mengabaikan tingkat bunga.
"Karena berikan kemudahan, sehingga Fintech masih banyak dIminati masyarakat," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini 14 Maret 2025 Kembali Naik, Cek Lengkapnya di Sini!
- PLN UP3 Yogyakarta Dukung Kehadiran Bus Listrik AKAP Pertama di Indonesia
- Profil Hendra Lembong, Presiden Direktur PT BCA yang Baru
- Mendag Cabut Izin Usaha Produsen Minyakita yang Kurangi Takaran
- Polri Proses Temuan MinyaKita yang Tak Sesuai Takaran
Advertisement

Tekan Kebocoran Pendapatan, Dispar Gunungkidul Minta Calon Pengunjung Gunakan Transaksi Non-Tunai
Advertisement

Masjid Sultan Eyup, Masjid di Istanbul yang "Dijaga" Sahabat Nabi Muhammad SAW
Advertisement
Berita Populer
- Pasar Jogja Potensial untuk Unit Terbaru Lenovo Aura Edition
- Hotel @HOM Premiere Timoho Gelar Gathering Lentera Ramadan
- Polda DIY Tangkap Pelaku Pelangsir BBM, Pertamina Beri Apresiasi
- BEI DIY Optimis Pasar Modal Masih Punya Daya Tarik karena 3 Faktor Ini
- PLN UP3 Yogyakarta Dukung Kehadiran Bus Listrik AKAP Pertama di Indonesia
- Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini 14 Maret 2025 Kembali Naik, Cek Lengkapnya di Sini!
- Diskon Tarif Listrik Sebabkan Deflasi di DIY Januari-Februari 2025
Advertisement
Advertisement