Advertisement
Maret 2025 DIY Inflasi 1,25 Persen, Tertinggi Selama Lima Tahun Terakhir
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati dalam konferensi pers secara daring, Selasa (8/4 - 2025).
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat pada Maret 2025 DIY mengalami inflasi sebesar 1,25% secara bulanan (month-to-month/mtm). Sementara secara tahunan (year-on-year/yoy) terjadi inflasi 0,52% dan secara tahun kalender (year-to-date/ytd) inflasi 0,04%.
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan angka inflasi bulanan ini merupakan yang tertinggi selama lima tahun terakhir.
Advertisement
Menurutnya inflasi secara bulanan utamanya disumbang oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 5,95% dengan andil inflasi 0,90%.
Kemudian kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,78% memberikan andil 0,22%, disusul kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,11% dengan andil 0,07%.
"Angka inflasi ini merupakan angka inflasi bulanan yang tertinggi selama lima tahun terakhir," ucapnya, Selasa (8/4/2025).
Menurutnya andil komoditas pendorong inflasi Maret 2025 secara bulanan adalah tarif listrik dengan andil 0,88%.
Sebagaimana diketahui, pemerintah memberikan diskon tarif listrik yang berlaku pada Januari-Februari 2025. Dan pada Maret 2025 sudah berakhir, sehingga mengalami inflasi.
Komoditas lainnya adalah bawang merah dan emas perhiasan masing-masing memberikan andil pada inflasi 0,07%, cabai rawit berikan andil 0,05% dan beras memberikan andil 0,03%.
Sebaliknya komoditas penghambat inflasi pada Maret 2025 yang pertama adalah buncis memberikan andil deflasi 0,08%, tomat andil deflasi 0,03%, kacang panjang andil deflasi 0,02%, angkutan udara dan terong masing-masing andil deflasi 0,01%. "Inflasi DIY merupakan gabungan Kota Jogja dan Kabupaten Gunungkidul," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan perkembangan inflasi secara tahunan andil terbesar disumbang dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami inflasi 10,74% dan berikan andil 0,64%. Kelompok berikutnya adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 1,56% berikan andil 0,43%.
Sebaliknya kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi terdalam adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 7,03% memberikan andil deflasi 1,20%.
Kemudian kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi 0,30% dan memberikan andil deflasi 0,02%.
Sementara komoditas pendorong inflasi secara tahunan adalah emas perhiasaan yang memberikan andil 0,48%, kemudian kopi bubuk andil 0,20%, cabai rawit andil 0,13%, sigaret kretek mesin dan kelapa masing-masing berikan andil inflasi 0,09%.
"Penghambat tarif listrik dengan andil deflasi 1,43 persen, beras 0,31 persen, tomat andil deflasi 0,09%, daging ayam ras dan buncis masing-masing andil deflasi 0,08 persen," jelasnya.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah mengatakan pada Maret 2025 terjadi inflasi 1,65% secara bulanan, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,48 pada Februari 2025 menjadi 107,22 pada Maret 2025.
Secara yoy juga terjadi inflasi 1,03% dan secara tahun kalender inflasi 0,39%. "Tingkat inflasi Maret 2025 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya dan Maret 2024," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Tebing 100 Meter Longsor, Akses di Girimulyo Kulonprogo Lumpuh
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Ekonom Wanti-wanti Risiko Gagal Bayar Kopdes
- Hadir di Forum Tekstil Global, Menperin Harap Indonesia Diuntungkan
- Penyaluran Beras SPHP di DIY Mencapai 32,86 Persen per September
- Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo di Bidang Ekonomi Menurut Indef
- Konstruksi Diprediksi Masih Jadi Penopang Ekonomi DIY Triwulan III
- Ekspor Sektor Ekonomi kreatif Capai Rp215 Triliun di Pertengahan 2025
- Ekonom UGM Sebut Kebijakan Ketenagakerjaan Tambal Sulam
Advertisement
Advertisement



