Advertisement
300 Pedagang di Pasar Beringharjo Mulai Bayar Retribusi secara Elektronik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Pemkot menerapkan pembayaran retribusi secara elektronik di Pasar Beringharjo. Pembayaran retribusi elektronik ini bertujuan untuk menggantikan metode pembayaran manual secara tunai.
Meski begitu, kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jogja Maryustion Tonang, penarikan retribusi elektronik tersebut belum diterapkan bagi seluruh pedagang.
Advertisement
"Kami baru menerapkan untuk pedagang di Sisi Barat dulu. Jumlahnya baru 100 pedagang," katanya kepada wartawan, Selasa (15/5/2018).
Pekan depan Disperindag akan menambah 300 pedagang lainnya melakukan pembayaran retribusi secara elektronik. Secara bertahap seluruh pedagang nantinya akan melakukan transaksi elektronik tersebut.
"Kami berharap nantinya pembayaran retribusi secara elektronik ini semakin menyebar. Di Beringharjo sisi barat, ada sekitar 1.400 pedagang,” katanya.
Pedagang yang akan membayar retribusi secara elektronik (e-retribusi) perlu memiliki kartu “e-money” yang dikeluarkan oleh BPD DIY. Kartu tersebut kemudian digunakan dengan cara “tap” ke mesin pembayaran yang ada di Pasar Beringharjo.
Pengisian saldo “e-money” juga bisa dilakukan dengan mudah melalui kantor kas BPD DIY yang sudah ada di Pasar Beringharjo. “Sosialisasi akan terus kami gencarkan karena ini metode pembayaran yang lebih praktis. Jadi butuh waktu karena ini baru dan pedagang perlu memahaminya,” katanya.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beringharjo Ujun Junaedi mendukung program tersebut. Menurutnya pembayaran retribusi secara elektronik memiliki tujuan untuk kemajuan bersama dan transparansi dari pemerintah daerah. "Tentunya harus didukung. Memang ada sebagian besar pedagang yang lebih suka membayar tunai,” katanya.
Untuk itu, dia berharap Pemkot terus melakukan sosialisasi agar pedagang memahami metode pembayaran tersebut mudah dan praktis.
“Mungkin saja mereka belum mengetahui keuntungan dan kemudahannya. Saya setiap bulan membayar retribusi sekitar Rp1 juta. Dengan metode ini tentu akan lebih praktis,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Menjamurnya Kedai Kopi, Berkah bagi Perajin Gula Aren di Banyubiru Semarang
- Sambangi Kandang Madura Malam Ini, PSS Sleman Usung Misi Menjauh dari Degradasi
- Gedung Hubdam Kodam IV Diponegoro Semarang Terbakar, Ini Total Kerugian
- Kisah Sukses Umbul Pelem Klaten, dari Ladang Cenil sampai Jadi Wisata Favorit
Berita Pilihan
- Layanan Penukaran Uang Rupiah Bakal Tersedia di Jalur Mudik
- Wajib Daftar di Aplikasi PINTAR, Penukaran Uang Baru untuk Lebaran Dibatasi Rp4 Juta per Orang
- Menparekraf Sandiaga Uno Mengklaim Kenaikan PPN 12 Persen Tidak Timbulkan Gejolak
- Kini Kereta Ekonomi Gerbong dan Kursinya Generasi Baru, Resmi Beroperasi Mulai Kemarin
- Kemendag Segel SPBU Rest Area KM 42 Jakarta-Cikampek
Advertisement
Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Negosiasi Kepemilikan Freeport Ditargetkan Rampung Juni 2024, Jokowi: Yakin Dapat 61 Persen
- Begini Rasanya Jadi Dokter Hewan Sekaligus Pengusaha
- Mulai Ada Panen, Bulog DIY Serap Beras Dalam Negeri
- Hore! Khusus di Jawa, Pertashop Diizinkan Menjual Pertalite
- Tak Melulu dalam Bentuk Tarif, Ini Bentuk Lain Kartel Tiket Pesawat Menurut KPPU
- Harga Tiket Pesawat Mahal Jelang Mudik Lebaran, Menhub Ikut Angkat Bicara
Advertisement
Advertisement