Advertisement

DIREKTUR PEMASARAN TWC : Selalu Mendengarkan Customer Voice

Rheisnayu Cyntara
Sabtu, 16 Juni 2018 - 15:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
DIREKTUR PEMASARAN TWC : Selalu Mendengarkan Customer Voice Direktur Pemasaran dan Pelayanan Taman Wisata Candi (TWC) Sahala Parlindungan Siahaan. - Harian Jogja/Rheisnayu Cyntara

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Mengemban jabatan sebagai Direktur Pemasaran dan Pelayanan Taman Wisata Candi (TWC) yang membawahi tiga candi sekaligus yakni Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko bukanlah hal yang mudah. Namun menurut Sahala Parlindungan Siahaan atau yang biasa disapa Ricky, kuncinya hanyalah terus belajar dan selalu mendengarkan customer voice.

Sebagai direktur sebuah divisi yang seringkali berhubungan dengan eksternal perusahaan, senyum ramah selalu terkembang di wajah Ricky yang dibingkai dengan kacamata hitam bulat. Saat ditemui di salah satu kafe, jabat tangannya yang erat menimbulkan kesan simpatik. Kepada Harian Jogja ia mengisahkan sepak terjangnya sebagai Direktur Pemasaran dan Pelayanan Taman Wisata Candi (TWC) selama hampir lima tahun.

Advertisement

Pada 2013, pertama kalinya ia didapuk memegang jabatan tersebut Ricky mengaku perkembangan teknologi sudah sedemikian pesatnya. Media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube, Pinterest, dan lain-lain sudah sangat jamak digunakan oleh masyarakat di seluruh penjuru dunia. Menurutnya hal tersebut juga berimbas langsung pada dunia pemasaran. Oleh sebab itu, promosi yang dilakukan oleh TWC tak bisa hanya berfokus pada cara-cara konvensional saja tetapi juga harus menggunakan promosi digital.

Apalagi menurut Ricky promosi digital juga mempunyai beberapa keunggulan yang bisa dimanfaatkan, lebih mudah, cepat, murah, dan jangkauannya lebih luas hingga ke seluruh dunia tak terbatas regional. Namun ia mengaku hal tersebut juga menimbulkan konsekuensi yakni dampak yang lebih besar. Sehingga pihak perusahaan kudu berhati-hati dalam menangani seluruh wisatawan yang datang ke Borobudur, Prambanan, maupun Ratu Boko. Pasalnya jika pelayanan yang diberikan tidak prima, hal itu dapat menjadi negative campaign bagi objek wisata. “Misalnya dia [wisatawan] ngetwit susah nih beli makanan di Borobudur. Meskipun yang ia maksud itu makanan vegan misalnya, tapi dunia akan menggeneralisir hal itu. Dikiranya semua makanan memang susah didapatkan,” ujarnya, belum lama ini.

Oleh sebab itu, Ricky menyebut pihaknya selalu berusaha mendengarkan customer voice. Sebab dari situlah ia dapat mengerti kebutuhan yang diminta oleh para wisatawan tersebut. Berdasarkan pengalamannya, wisatawan tidak hanya datang untuk menikmati pemandangan di objek wisata tetapi juga seringkali meminta pengalaman berbeda yang bisa ia dapatkan jika berkunjung. Sebab jika berbicara tentang heritage tourism destination tidak melulu soal monumen, tetapi juga kekuatan story telling harus ditonjolkan. Artinya ia dan tim harus memastikan cerita di balik monumen tersebut dapat dikomunikasikan dengan baik serta ada atraksi unik, menarik, dan berbeda dari objek wisata lain yang disiapkan bagi para wisatawan.

Sebab ia mengaku customer experience merupakan modal paling dasar dalam upaya promosi dan pemasaran. Jika customer mampu terpuaskan, maka experience tersebut akan dibagikannya kepada siapapun melalui media sosial yang ia miliki. “Kalau orang sudah senang biasanya kan juga semangat share pengalamannya itu. Itulah modal kita. Jadi pelayanan harus benar-benar prima, tidak boleh alpa,” katanya.

Meskipun gampang-gampang susah, pria kelahiran Medan ini mengaku senang berkecimpung dalam bisnis jasa ini. Ia jadi tahu beragam customer behavior dari wisatawan yang berbeda bangsa, negara, maupun kebudayaan. Masing-masing punya keunikan, cara menanganinya pun berbeda-beda. Belum lagi ia harus peka terhadap lifestyle dan tourism trend yang sedang berkembang baru-baru ini, misalnya sport tourism yang peminatnya makin hari makin bertambah. Maka menurutnya jika ingin terus maju dan menciptakan inovasi, ia tidak pernah menutup diri untuk selalu menyerap pengetahuan baru dari ahlinya. Sehingga perkembangan jaman yang terjadi dengan cepat ini bisa menjadi kesempatan/kelebihan, bukan malah menjadi kendala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 06:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement