Advertisement

GM HOTEL DAFAM : Budayakan Semangat Kekeluargaan di Lingkungan Kerja

Holy Kartika Nurwigati
Selasa, 31 Juli 2018 - 07:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
GM  HOTEL DAFAM : Budayakan Semangat Kekeluargaan di Lingkungan Kerja Aris Dwi Atmoko - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Keinginan kuat untuk bekerja di perhotelan terus ditempa Aris Dwi Atmoko sejak duduk di bangku SMA, di kampung halamannya, Pacitan, Jawa Timur. Pria yang kini menjabat sebagai General Manager untuk dua Hotel Dafam di Jogja ini, Aris membekali kemampuan dan pengalamannya di sejumlah hotel di Indonesia, baik hotel-hotel yang berada di international chain maupun national chain. 

Karier di dunia perhotelan dimulai sejak masih menempuh studi di jurusan Hotel and Tourism di PPKY UNY. Selama menjadi pegawai magang, Aris terus menempa diri agar kelak bisa bekerja di perhotelan. 

Advertisement

"Saya sejak SMA ingin sekali kerja di hotel. Mungkin karena saya orang desa, sepertinya kerja di hotel, kok, enak, ya. Makanya saya tekuni diperkuliahan dan sampai sekarang tidak pernah menyesal dan malah membuat saya semakin yakin untuk bekerja di perhotelan," ujar Aris ditemui di Hotel Dafam Fortuna Malioboro Jogja, Senin (30/7). 

Mengawali karier di industri perhotelan pada 2002, sudah cukup banyak hotel yang disinggahi bapak dua anak ini. Hingga pada akhirnya, keinginan untuk kembali ke Jogja diperolehnya dari tawaran untuk mengembangkan hotel yang dikelola Dafam Hotels. 

Kala itu, diakui Aris merupakan saat-saat yang berat untuk mengembangkan hotel yang pertama didirikan di kawasan jantung wisata Jogja, Malioboro. Pada 2014, Hotel Dafam Fortuna Malioboro Jogja mulai beroperasi dan menghadapi tantangan berat dari bisnis ini. 

"Saat itu, ada pembatasan anggaran oleh pemerintah, sehingga dampaknya pembatasan penyelenggaraan MICE (meetings, incentives, conferencing, exhibition) di hotel. Padahal, potensi MICE di Jogja merupakan salah satu terbesar bagi industri hotel di kota ini," kata Aris. 

General Manager kelahiran Pacitan, 25 Agustus 1983 ini tak patah semangat untuk tetap menahkodai hotel ini. Aris melihat ada peluang pasar selain MICE yang bisa ditarik hotel tersebut. Terlebih citra Jogja sebagai kota pelajar yang banyak populasi anak muda serta alumni pelajar dari kota ini begitu lekat. 

Melalui acara konser musik dengan mendatangkan grup musik lawas di era generasi 1990-an, Aris mencoba menangkap peluang tamu dari konser tersebut. Sebut saja, grup musik dan musisi papan atas seperti Padi, Sheila On 7 hingga Dewa 19. Generasi penikmat musik-musik dari band tersebut hingga kini masih memiliki penggemar setia. 

"Kami coba menarik tamu dari penggemar-penggemar ini. Selain itu, saya menekankan untuk penyelenggaraan event musik ini lebih mengoptimalkan SDM di hotel. Ada kebanggaan tersendiri bagi mereka yang ikut berpartisipasi mewujudkan acara ini," ungkap Aris. 

Semangat kekeluargaan menjadi budaya yang mencoba diterapkan Aris, baik di Hotel Dafam Fortuna Malioboro maupun di Hotel Dafam Seturan Jogja. Bahkan, untuk menentukan artis pengisi acara, Aris tak segan untuk mengajak seluruh staf untuk berdiskusi dan voting. 

"Karena bagi kami, kekeluargaan itu penting dan utama. Baru kedua itu profesionalisme. Kalau ada karyawan yang bermasalah, kami akan lebih dulu menerapkan coaching, jadi tidak selalu harus dengan langsung SP (surat peringatan)," imbuh Aris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 11:37 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement