Advertisement
Garuda Indonesia Kaji Penyebab Biaya Operasional yang Membengkak
Direktur Utama Garuda Indonesia yang baru I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra memberikan keterangan pers seusai pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk di Garuda Centre, Tangerang, Banten, Rabu (12/9 - 2018)./Antara/Muhammad Iqbal
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Garuda Indonesia mengkaji ulang beberapa faktor biaya operasional yang berisiko mengakibatkan pemborosan bagi maskapai pelat merah itu.
"Kami akan review terus dan akan diberlakukan bertahap. [Target kajian selesai] secepatnya," kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk. I Gusti Askhara Danadiputra, Jumat (5/10/2018).
Advertisement
Rapor keuangan emiten berkode GIAA tersebut pada semester I/2018 masih merugi hingga US$144 juta kendati diklaim fakta tersebut sudah membaik dibandingkan dengan Semester I/2017 yang minus US$284 juta.
Komisaris Utama GIAA Agus Santoso telaha meminta jajaran direksi untuk melakukan semakin pandai dalam membuat terobosan pada bidang niaga dan efisiensi biaya operasional guna meningkatkan kinerja keuangan yang masih merugi.
BACA JUGA
"Saya sampaikan ada dua hal, yang pertama adalah meningkatkan revenue, yang kedua adalah efisiensi cost," kata Agus.
Menurutnya, kerugian dalam sebuah perusahaan bukan merupakan hal yang luar biasa. Namun, harus segera memikirkan langkah terobosan yang harus segera dilaksanakan untuk mengurangi kerugian maupun membalikkan menjadi keuntungan. Salah satu opsinya adalah menjadikan rute carter potensial ke Tiongkok menjadi rute reguler, seiring dengan besarnya turis asing dari negara itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement





