Advertisement
Wow, Nilai Produksi Jamu di Jogja Rp12,2 Miliar

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Meski menghadapi pasar bebas pada 2015, industri jamu di wilayah Jogja masih dinilai menjanjikan. Nilai produksinya setiap tahun mencapai Rp12,2 M.
Kepala Seksi Industri Kimia Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) DIY Polince mengatakan berdasarkan data potensi industri kecil menengah (IKM) 2013 lalu, di wilayah Jogja tercatat sebanyak 150 IKM yang bergerak dalam perjamuan. Dari jumlah tersebut, jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 285 orang.
Advertisement
"Sementara, untuk nilai investasinya hanya Rp247.675 juta. Data ini baru untuk Kota Jogja belum empat kabupaten lainnya," ungkapnya kepada Harianjogja, Rabu (6/8/2014).
Meski nilai investasinya terbilang kecil, sambung Ince, sapaan akrab Polince, kapasitas produksi jamu di Jogja nilainya mencapai Rp17.7 M. Sementara, untuk nilai produksinya setiap tahun mencapai Rp12,2 M.
"IKM Jamu masih sangat prospek dan potensial. Namun, tetap perlu diperkuat. Kami terus melakukan pelatihan, pembinaan dan bekerjasama dengan BPOM untuk uji lab. Termasuk masalah persyaratan perizinan," kata Ince.
Pengutan tersebut dilakukan, katanya, untuk menyiapkan IKM jamu dalam pasar bebas. Meskipun, Ince sendiri meyakini, perdagangan pasar bebas tidak akan berdampak negatif bagi industri jamu.
"IKM jamu tidak akan terancam. Kita jarang ekspor, meskipun jamu Indonesia paling enak karena alami dan tradisionaal. Jamu-jamu masih dijual ditingkat lokal," kata Ince.
Seorang produsen jamu tradisional Jogja Ida Septrini mengatakan, prospek penjualan jamu tradisional masih terbuka lebar. Apalagi, hingga kini angka penjualannya terus mengalami peningkatan.
"Satu bulan terakhir, ada peningkatan penjualan hingga 50 persen. Kalau biasanya Rp1,2 juta perhari, meningkat menjadi Rp2 juta," ujar Ida.
Hal senada disampaikan Kusnadi, penjual jamu di Pasar Beringharjo. Menurut Kusnadi, banyak pesanan yang diminta pelanggan baik dalam maupun luar DIY. Pesanan didominasi bahan-bahan dasar pembuatan jamu seperti serbuk kunir asem, beras kencur hingga ekstrak manggis.
"Pelanggan saya banyak juga dari luar Jawa, seperti dari Kalimantan, Bali dan Bengkulu," tandasnya.
Terkait pasokan bahan baku, baik Ida maupun Kusnadi selama ini mengaku tidak mengalami kendala. Pasalnya, selain mendapat pasokan bahan baku dari wilayah DIY, bahan baku juga didapat dari luar DIY seperti Magelang (Jawa Tengah) dan Pacitan (Jawa Timur).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Tim Hukum Pemkab Bantul Dampingi Pengusutan Kasus Tanah Keluarga Bryan
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Rocketindo: Lebih dari Sekadar Marketing Agency, Penyedia Layanan Omni Channel yang Mendorong Kesuksesan Brand di Indonesia
- Tak Ingin Ada Diskriminasi Usia dalam Rekrutmen Tenaga Kerja, Menaker Bakal Sisir Aturan Batasan Usia
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
- BI Catat Indeks Keyakinan Konsumen pada April 2025 Meningkat
Advertisement