Advertisement
Rumah Subsidi di Kawasan Wisata Diusulkan Bisa Disewakan, Setuju?
Ilustrasi perumahan berskema FLPP (Rachman/JIBI - Bisnis)
Advertisement
Harianjogja.com, SURABAYA—Real Estat Indonesia (REI) Jawa Timur akan mengusulkan tiga kebijakan kepada pemerintah untuk percepatan industri properti terutama rumah sederhana tapak (RST) bersubsidi. Salah satu usulan tersebut adalah kebijakan rumah dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau rumah subsidi yang bisa disewakan untuk usaha pariwisata misalnya untuk vila atau home stay, khusus di daerah yang berbasis wisata.
"Misalnya khusus Banyuwangi karena di sana wisatanya sedang berkembang. Lalu daerah lain yang punya potensi wisata adalah Jember, Madura, dan Malang asalkan pengembanganny bukan yang masuk dalam LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan)," jelas Ketua REI Jatim Danny Wahid dalam konferensi pers, Senin (17/9/2018).
Advertisement
Dia mengatakan jika dulu aturan rumah FLPP harus ditinggali oleh pembelinya karena untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal, tetapi khusus untuk daerah wisata pembeli rumah FLPP bisa menyewakannya untuk menggerakkan ekonomi daerah.
"Nah usulan ini akan kami godok dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di Banyuwangi pada 20 September ini sejalan dengan tema rakerda yakni Sinergitas Properti dan Pariwisata Dalam Meningkatkan Ekonomi Daerah. Ibaratnya masyarakat membayar cicilan rumah dari hasil menyewakan rumahnya," jelasnya.
BACA JUGA
Selain usulan FLPP khusus daerah wisata, REI juga akan mendorong penerapan Online Single Submission (OSS) di sektor properti. Sejauh ini sektor properti, perbankan dan pertambangan tidak masuk dalam OSS.
"Padahal properti sangat penting terutama masalah perizinan yang sampai sekarang masih sangat lama mulai dari izin lokaso sampai Izin Mendirikan Bangunan (IMB) butuh waktu satu tahun tiga bulan," jelasnya.
Kondisi tersebut, ungkap Danny, mempengaruhi target pemerintah dalam membangun satu juta rumah untuk rakyat. REI meengungkapkan Jatim mendapatkan target membangun rumah subsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) pada 2017 sebanyak 25.000 unit, tetapi hanya mampu terealisasi 16.800 unit di antaranya yang berhasil di daerah Mojokerto, Jombang, Kediri, Madiun, Pasuruan dan Jember.
"Target yang tahun ini pun belum jalan, karena terkendala izin yang terlalu lama dan berlapis sekitar 14-15 izin untuk properti sehingga cost-nya tinggi. Kalaupun ada pengembang yang cepat memproses izin tidak sampai satu tahun, cuma satu atau dua pengembang saja," ujarnya.
Sedangkan usulan ketiga yakni kebijakan rumah FLPP untuk sektor informal. Menurut Danny, hingga saat ini regulasi ini belum dibuat oleh pemerintah, padahal ada sekitar 130 juta pekerja sektor informal yang berpotensi untuk membeli rumah.
"Dulu REI pernah mengusulkan hal ini, lalu bank BTN masuk tapi ternyata bunga KPR masih tinggi dan plafonnya hanya Rp75 juta untuk informal. Padahal mereka ini sebetulnya lebih konsisten membayar kredit ketimbang kredit komersial. Bahkan BTN mencatat NPL mereka tidak sampai 1 persen," ungkapnya.
Danny menambahkan jika pemerintah mau terbuka luas, potensi penerimaan pajak dari pekerja informal sangat besar asalkan mereka difasilitasi akses perbankan dengan mudah.
Ketua Penyelenggara Rakerda REI Jatim Susilo Effendi menambahkan rencananya dalam rakerda tersebut akan menghadirkan sejumlah narasumber seperti Bupati Banyuwangi, praktisi owner properti Banyuwangi dan satgas OSS.
"Banyuwangi kami pilih karena kawasan wisata di sana cukup berkembang, dan kami meyakini sektor properti itu akan menggerakkan lebih dari 100 sektor lain. Untuk itu REI akan mendorong bahwa properti itu agian dari pariwisata," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
1.600 Guru Paruh Waktu Bantul Menunggu Skema Insentif Baru
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- Update Harga Emas UBS-Galeri24 Hari Ini: Semua Ukuran Tetap Stabil
- Pelaku Pasar Optimistis, IHSG Menguat di Awal Pekan
- Harga Emas Antam Naik Jadi Rp2.415.000 per Gram, Ini Daftar Harganya
- Inflasi November 2025 Turun ke 0,17 Persen, Harga Emas Jadi Pemicu
- BPS Sebut Kenaikan Harga Emas Masih Akan Terjadi
- Airlangga Sebut 66 Persen APBN 2026 untuk Program Prabowo
- Makanan dan Perawatan Pribadi Jadi Pendorong Inflasi DIY November 2025
Advertisement
Advertisement



