Advertisement
Indonesia Jangan Hanya Jadi Konsumen Produk Kreatif Kekayaan Intelektual

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Indonesia diharapkan jangan lagi hanya menjadi konsumen dari produk kreatif kekayaan intelektual (intellectual property/IP) tetapi harus mampu menjadi produsen IP yang unggul tidak hanya di tingkat regional tetapi juga global.
"Market [pasar] kita lebih besar dipandang sebagai konsumen," kata praktisi industri IP kreatif, Bambang Sutedja, dalam diskusi yang digelar di Jakarta, Senin (8/10/2018).
Advertisement
Menurut Bambang, pada saat ini masih banyak orang yang bingung mengenai apa itu IP. Padahal hampir setiap waktu, seperti yang ditonton atau dipakai seseorang hampir pasti terkait dengan IP.
Bambang yang juga menjabat sebagai Direktur Medialink Animation Asia Tenggara itu juga mengingatkan bahwa pasar yang paling berkembang adalah kawasan Asia Pasifik, khususnya China dan Indonesia.
Ia menegaskan bahwa dengan potensi populasi yang besar tersebut sebenarnya Indonesia punya potensi yang sangat besar pula untuk mengembangkan IP lokal ke tingkat internasional, apalagi pangsa pasar untuk hal tersebut dinilai masih sangat besar.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Danumaya Dipa (konsultan IP kreatif) Grace Kusnaedi memaparkan pada saat ini IP lokal mulai tumbuh sehingga tantangannya adalah bagaimana mengkomersialkan suatu produk yang tidak hanya berkutat ke satu bidang.
"Misalnya di komik, jangan hanya hanya berpikir dengan komik, tetapi bisa dengan kecil-kecil seperti stiker di medsos atau hingga film animasi," paparnya.
Direktur Pemasaran Pasar Luar Negeri Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Boni Pudjianto mengingatkan kepada pelaku usaha kreatif nasional bahwa ke depannya, komersialisasi IP sangat penting dan berpotensi untuk berkontribusi signifikan kepada PDB Indonesia.
Sebelumnya, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan, ekonomi kreatif merupakan sektor andalan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat baik di Indonesia maupun di tingkat global.
"Kami ingin adanya 'common ground' [landasan bersama] dan 'common understanding' [pemahaman bersama] memperjuangkan ini di dalam negeri dan juga di dunia," kata Triawan Munaf dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/9/2018).
Menurut Triawan, selama setengah tahun terakhir ini, secara tiba-tiba berbagai elemen dan subsektor ekonomi kreatif menjadi mendunia di Indonesia, terutama sejak penyelenggaraan Asian Games yang dinilai sukses, seperti dalam kreativitas yang ditampilkan dalam acara pembukaan dan penutupannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Cegah Banjir, Sejumlah Sungai Jogja Dilakukan Normalisasi
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Ekonomi Nasional, BI Rate Dipangkas Jadi 4,75 Persen
- BI Yakin Ekonomi RI 2025 Tumbuh di Atas Titik Tengah
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- Erick Thohir Dilantik Jadi Menpora, Kementerian BUMN Berpotensi Hilang
- Pariwisata Butuh Pembiayaan, Berharap Suku Bunga Bank Turun
- Harga Beras, Bawang, hingga Cabai Rawit Merah Turun Hari Ini
- Permintaan Kredit Belum Terpacu, Ini Kata Gubernur BI
Advertisement
Advertisement