Advertisement
Stok Beras Medium Berkurang Bikin Harga Beras Mahal
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pertanian DIY memperkirakan pasokan beras di wilayah ini masih cukup hingga masa panen di awal tahun mendatang. Mahalnya harga beras saat ini, dinilai sebagai akibat mekanisme pasar di tingkat pedagang.
Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko mengungkapkan musim kemarau berlangsung relatif panjang di tahun ini. "Kalau saat ini baru ada panenan kecil, ada panen, tetapi memang hasil panennya sedikit. Hal ini karena masa panen akan mundur," ujar Sasongko kepada Harian Jogja, Selasa (13/11).
Advertisement
Sasongko mengatakan menjelang akhir tahun ini terjadi pergeseran panen di beberapa wilayah penghasil beras. Selain itu, akibat musim kemarau yang berlangsung lama, banyak lahan yang semestinya ditanami padi, harus bergeser dengan ditanaminya sejumlah komoditas hortikultura.
Lebih lanjut Sasongko mengatakan hingga akhir 2018, produksi beras mencapai kisaran 850.000 ton sampai 900.000 ton. Namun, diakuinya data dari wilayah-wilayah yang sudah panen belum semuanya masuk ke Dinas Pertanian.
"Pasokan akan cukup hingga akhir tahun ini. Karena jika panen tidak mundur, produksi beras bisa mencapai 900.000 ton," ungkap Sasongko.
Sementara itu, harga beras di pasaran tengah mengalami gejolak. Harga beras mulai merangkak naik sejak akhir Oktober lalu. Kendati demikian, Sasongko menegaskan hal itu tidak terkait dengan pasokan beras, karena sudah masuk di pasaran, maka persoalan tersebut ada pada tingkat pedagang.
"Karena sejauh ini, pasokan juga cukup baik. Kalau soal harga itu sudah ada di tangan pedagang,penyesuaian harga dilakukan, ketika harga komoditas itu di daerah lain juga mengalami kenaikan," imbuh Sasongko.
Kepala Bulog Divre DIY Akhmad Kholisun mengungkapkan kenaikan harga beras di pasaran, salah satunya disebabkan oleh berkurangnya stok beras jenis medium. Sedangkan saat ini, pasokan yang beredar, rata-rata adalah beras premium yang harga eceran tertingginya dipatok sekitar Rp12.800 per kilogram.
Kholisun memaparkan gap antara harga beras medium dan premium memiliki selisih yang cukup tinggi. Di tingkat penggilingan, beras premium dinilai jauh lebih menguntungkan. Kendati demikian, antisipasi harga beras medium merangkak naik, Bulog terus menggelar operasi pasar.
"Jika biasanya dalam sehari operasi pasar bisa terserap lima sampai tujuh ton. Namun sejak dua minggu terakhir ini, mengalami peningkatan volume penyerapan menjadi 30 ton per hari," jelas Kholisun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Marvera Gunungkidul, Korban Penipuan Jadi Sumber Penghidupan
- Meraup Berkah dari Rumput Laut dan Tulang Ikan
- Hari Ini Harga Telur Ayam Terpantau Naik hingga Rp31 Ribu per Kilogram
- Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
- Biaya Pembangunan IKN Mencapai Rp72,1 Triliun dari APBN
- UMKM DIY Bisa Manfaatkan Securities Crowdfunding Sebagai Alternatif Pendanaan Selain Perbankan
- Kadin DIY Optimis Ekonomi Masih Stabil di Tengah Pelemahan Rupiah
Advertisement
Advertisement